Musim Dingin, 2 Bayi Meninggal di Kamp Pengungsi Suriah

Pengungsi Suriah sulit penuhi kebutuhan selama musim dingin

Jakarta, IDN Times – Dua bayi dinyatakan meninggal dunia karena kedinginan di tenda pengungsian Idlib, Suriah. Bayi tersebut masih berusia tujuh hari, dan satu lainnya berusia dua bulan.

Fatima, bayi berusia tujuh hari itu meninggal di Rumah Sakit Al Rahman. Ayahnya, Mohamad Al-Hassan, mengatakan bahwa kondisi putrinya benar-benar parah.

“Ketika saya menyentuhnya, dia terasa seperti es,” kata Hassan, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (1/2/2022).

Hassan lebih lanjut mengaku bahwa mereka tidak siap menghadapi musim dingin. Hal itu karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka serta sulit untuk mendapat uang dan pekerjaan dalam situasi seperti itu.

1. Meninggal karena kedinginan parah 

Musim Dingin, 2 Bayi Meninggal di Kamp Pengungsi SuriahPengungsi Suriah di tengah musim dingin (twitter.com/Andy Vermaut)

Dr. Fadi Hallak dari rumah sakit Al-Rahman mengatakan, tubuh Fatima membiru dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut saat dia sampai di rumah sakit.

"Dia lahir di sini seminggu yang lalu tanpa komplikasi. Tapi dia, sayangnya, meninggal karena kedinginan dalam beberapa hari terakhir," kata Hallak.

Sementara itu, Amina Salameh, seorang anak berusia dua bulan meninggal pada pagi harinya. Saat dibawa ke rumah sakit, denyut nadinya masih ada, namun dia tidak dapat diselamatkan.

"Dia membiru dan denyut nadinya lambat. Kami mencoba untuk membuatnya tetap hangat dan memberinya makan,” lanjut Hallak.

Sementara itu, laporan BBC menyebut seorang anak lain terbunuh di daerah Qastal Miqdad pada 18 Januari setelah salju menyebabkan atap tenda mereka runtuh.

2. Kondisi pengungsi Suriah memburuk

Musim Dingin, 2 Bayi Meninggal di Kamp Pengungsi SuriahAnak-anak pengungsi Suriah pada musim dingin. (twitter.com/Mark Cutts)

Baca Juga: Milisi Suriah-AS Menculik Pemuda di Barat Hasaka, Suriah

Badan kemanusiaan internasional Save the Children dalam sebuah pernyataan menyebut kematian itu tidak dapat dihindari. Sonia Kush, direktur badan tersebut mengatakan, sejak 11 tahun krisis Suriah dimulai, dunia seolah melupakan anak-anak di Suriah barat laut.

Kondisi kehidupan di Idlib terus memburuk. 97 persen populasi hidup dalam kemiskinan ekstrem, dan 80 persen bergantung pada bantuan makanan setiap hari, menurut PBB. Situasi semakin memburuk karena krisis Lira Turki dan kurangnya bantuan.

Suriah barat laut, yang mengadopsi mata uang Turki, terkena imbas devaluasi sejak November tahun lalu. Sejak saat itu, harga makanan, obat-obatan, dan bahan bakar meroket.

Mark Cutts, wakil koordinator kemanusiaan regional PBB untuk krisis Suriah, mengatakan bahwa permohonan dana bantuan untuk PBB sebesar 4 milliar dollar AS pada 2021 hanya dicairkan sebanyak 45 persen.

3. Rumah sakit mulai dipenuhi anak-anak 

Musim Dingin, 2 Bayi Meninggal di Kamp Pengungsi SuriahAnak-anak pengungsi Suriah (twitter.com/UNICEF)

Hallak mengatakan, semakin banyak anak-anak yang jatuh sakit karena kondisi cuaca buruk serta buruknya keadaan pengungsian. Bangsal anak-anak disebutnya mulai penuh di rumah sakit.

“Kami melihat banyak kasus bronkitis dan kerusakan paru-paru di antara anak-anak, dan kamar bayi di rumah sakit penuh sesak,” kata Hallak, sembari menambahkan bahwa mereka membutuhkan bantuan dari organisasi kemanusiaan secepatnya.

Pemberontakan yang berubah menjadi perang di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan membuat puluhan juta mengungsi sejak pecah pada 2011. Sekitar 2,8 juta orang telah mencari perlindungan di provinsi Idlib, yang merupakan kubu oposisi.

Banyak yang tinggal di tenda usang tanpa pakaian hangat dan bahan bakar untuk pemanas di saat musim dingin menerjang, seperti sekarang ini.

Baca Juga: Utusan Rusia dan Pangeran Saudi Bertemu untuk Bahas Suriah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya