Pasukan Uganda Masuki Kongo, Presiden: Hanya Sementara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Felix Tshisekedi dari Republik Demokratik Kongo (DRC) mengatakan pada hari Senin (13/12/2021) bahwa kehadiran pasukan Uganda di Kongo yang memerangi kelompok pemberontak Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) hanya untuk jangka waktu terbatas.
Awal bulan ini Uganda dan Kongo meluncurkan operasi gabungan melawan kelompok bersenjata ADF yang bersekutu dengan ISIL namun hanya memberikan sedikit keterangan terkait cakupan atau durasi operasi tersebut.
“Saya akan memastikan bahwa kehadiran pasukan Uganda di tanah kami terbatas pada waktu yang sangat diperlukan untuk operasi ini,” kata Tshisekedi dalam pidato kenegaraan, dikutip dari Al Jazeera.
1. Kehadiran tantara Uganda menimbulkan kekhawatiran
Melansir Reuters, intervensi Uganda telah menimbulkan kekhawatiran karena tindakan tentaranya selama perang saudara di Kongo tahun 1998-2003. Saat itu Uganda dituduh menduduki wilayah dan menjarah sumber daya.
Setidaknya 1.700 tentara Uganda telah menyeberang ke Kongo timur dalam operasi gabungan baru-baru ini, dan kementerian pertahanan Uganda mengatakan pasukannya akan tinggal selama yang diperlukan untuk mengalahkan ADF.
2. Sekilas mengenai ADF
Editor’s picks
ADF secara historis merupakan koalisi pemberontak Uganda yang kelompok terbesarnya terdiri dari orang-orang yang menentang Presiden Uganda, Yoweri Museveni. Kelompok itu pindah ke wilayah di DRC timur pada tahun 1995, kemudian menjadi yang paling mematikan dari puluhan milisi di wilayah yang itu.
Gereja Katolik Kongo mengatakan, ADF telah membunuh sekitar 6 ribu warga sipil sejak 2013 sementara Pelacak Keamanan Kivu, menyalahkannya atas lebih dari 1.200 kematian di daerah itu saja sejak 2017.
Pada bulan Maret, Amerika Serikat menempatkan ADF dalam daftar organisasi teroris yang terkait dengan ISIL.
Baca Juga: Usai Serangan Udara, Uganda Kirim Pasukan ke Kongo
3. Presiden juga bahas situasi ekonomi Kongo
Pidato kenegaraan yang disampaikan presiden Kongo pada Senin juga mencakup terkait situasi ekonomi negara tersebut. Tshisekedi mengatakan dia telah meminta pemerintahnya melakukan reformasi tambahan untuk meningkatkan pengumpulan pendapatan.
IMF pada pekan lalu mengatakan, reformasi telah membantu meningkatkan prospek ekonomi Kongo dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6,4 persen pada 2022.
“Terlepas dari kemajuan ini, terlalu banyak orang di Kongo yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan,” kata Tshisekedi kepada parlemen, seraya menyebutkan kekurangan dalam infrastruktur dan layanan dasar, dan juga menyinggung ejekan dari politisi oposisi.
Baca Juga: Sadis! 21 Pegawai WHO Lakukan Pemerkosaan di Kongo Saat Wabah Ebola
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.