Patroli Udara China-Rusia di Pasifik Barat Buat Jepang Khawatir

China-Rusia terbang di atas zona pertahanan udara Jepang 

Jakarta, IDN Times - China menyelesaikan fase kedua patroli udara bersama dengan Rusia di Pasifik Barat pada Rabu (7/6/2023) setelah sehari sebelumnya turut dilakukan di atas Laut Jepang dan Laut China Timur. Aktivitas kedua negara ini memicu kekhawatiran Jepang terhadap keamanan nasionalnya.

“Penerbangan tersebut merupakan keprihatinan serius bagi keamanan nasional Jepang, dan kekhawatiran tersebut disampaikan ke China dan Rusia melalui saluran diplomatik,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, dilansir Reuters.

Patroli keamanan tersebut merupakan agenda tahunan militer dari kedua negara yang telah dimulai sejak 2019. Kegiatan itu dilandasi oleh rasa terancam dari Amerika Serikat (AS) dan aliansinya di wilayah tersebut.

1. Jepang dan Korea kerahkan jet tempurnya 

Patroli Udara China-Rusia di Pasifik Barat Buat Jepang KhawatirIlustrasi bendera Jepang (Unsplash.com/Romeo A)

Langkah China dan Rusia mengundang respons dari negara Asia Timur lainnya, yakni Jepang dan Korea Selatan.

“Penerbangan bersama yang berulang kali dilakukan oleh pesawat pengebom strategis kedua negara di sekitar negara kita menandakan perluasan aktivitas di sekitar negara kita, dan jelas dimaksudkan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap negara kita,” Matsuno, juru bicara utama pemerintah, dikatakan.

Pada Selasa, Jepang mengerahkan jet tempurnya setelah memverifikasi dua pesawat pembom China bergabung dengan dua pesawat Rusia melintasi wilayah udara di laut Jepang.

Korea Selatan turut mengerahkan jet tempur pada Selasa setelah empat pesawat militer Rusia dan empat China memasuki zona pertahanan udaranya di selatan dan timur semenanjung Korea.

Zona pertahanan udara merupakan area di mana negara menuntut agar pesawat asing mengidentifikasi dirinya sendiri. Berbeda dengan wilayah udara suatu negara, tidak ada rezim internasional manapun yang mengatur terkait zona pertahanan udara.

2. Bertepatan dengan berbagai aktivitas militer AS di kawasan 

Patroli Udara China-Rusia di Pasifik Barat Buat Jepang KhawatirArsip foto - Foto tertanggal 11 November 2022 dari kapal perusak berpeluru kendali USS Milius (DDG 69). (ANTARA/ Foto Angkatan Laut AS oleh Michael B. Jarmiolowski melalui ABACAPRESS.COM/pri.)

Ketegasan militer China yang meningkat di kawasan itu bertepatan dengan peningkatan manuver dan latihan militer oleh AS dan sekutunya di kawasan.

Sejak pekan lalu, penjaga pantai AS, Jepang, dan Filipina telah mengadakan latihan angkatan laut trilateral pertama mereka di Laut Cina Selatan.

Pada Selasa, ketiga negara mengadakan latihan penegakkan hukum di wilayah itu dengan skenario menaiki kapal pembawa senjata pemusnah massal.

“Kami bukan pajangan. Semua latihan yang kami lakukan ini akan membantu kami saling membantu dalam skenario yang memungkinkan di masa depan,” kata wakil juru bicara penjaga pantai Filipina John Ybanez, dikutip AP News.

Baca Juga: Kapal China Dekati Kapal India-ASEAN di Laut China Selatan 

3. Ketegangan AS dan China akhir-akhir ini 

Patroli Udara China-Rusia di Pasifik Barat Buat Jepang KhawatirKapal perang China melintasi jalur kapal perusak AL AS USS Chung-Hoon saat transit di Selat Taiwan dengan fregat AL Kanada HMCS Montreal. (ANTARA/Global News via REUTERS)

Kontak antara AS dan China juga belakangan ramai dibincangkan ketika kapal perang China mencoba mendekati kapal perang AS dalam jarak 137 meter di Laut China Selatan pada Sabtu lalu. Kedua negara saling menyalahkan melakukan provokasi dalam insiden itu.

"Kapal dan pesawat militer AS telah melakukan perjalanan ribuan mil untuk memprovokasi China di depan pintunya," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers reguler pada Selasa.

Pada akhir Mei lalu, China juga melakukan manuver jet tempur di dekat pesawat milter AS di atas perairan internasional Laut China Selatan. Aksi itu dianggap AS sebagai manuver agresif yang tidak perlu.

"Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman dan bertanggung jawab di mana pun hukum internasional mengizinkan," kata Komando militer AS Indo-Pasifik.

Pada pertemuan Shangri-La Dialogue di Singapura beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan China Li Shangfu mengatakan, konflik dengan AS akan menjadi bencana yang tak tertahankan. Namun ia juga memperingatkan negara-ngeara di Benua Asia hati-hati dengan AS.

Baca Juga: AS Dukung Filipina Lawan China di Laut China Selatan 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya