PBB: Jumlah Anak yang Gabung Kelompok Bersenjata Meningkat

21 ribu anak di Afrika direkrut kelompok bersenjata

Jakarta, IDN Times – Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dalam laporannya menyebut Afrika Barat dan Tengah telah mencatat jumlah tertinggi anak-anak yang bergabung dalam kelompok bersenjata, dan jumlahnya akan terus bertambah. Laporan itu dirilis pada Selasa (23/11/2021) melalui laman resmi UNICEF.

Anak-anak digunakan sebagai pejuang serta utusan, mata-mata, juru masak, pembersih, penjaga dan porter oleh kelompok-kelompok bersenjata dari Mali ke Republik Demokratik Kongo. Selain itu anak-anak juga kerap kali menjadi objek kekerasan seksual dan bahkan yang tertinggi di dunia, kata UNICEF dalam laporan itu.

1. Sebanyak 21 ribu anak direkrut kelompok bersenjata

PBB: Jumlah Anak yang Gabung Kelompok Bersenjata MeningkatIlustrasi remaja Afrika (twitter.com/The New Times (Rwanda))

Konflik yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun di wilayah itu telah mengalami peningkatan dimana lebih dari 21 ribu anak direkrut untuk bergabung ke dalam pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata. Selain itu lebih dari 2.200 anak di wilayah tersebut menjadi korban kekerasan seksual sejak tahun 2016.

Dan lebih dari 3.500 anak telah diculik yang kemudian menjadikan wilayah itu sebagai yang tertinggi kedua di dunia dalam kasus penculikan.

“Jumlah dan tren sangat mengkhawatirkan bagi generasi anak-anak saat ini dan masa depan,” kata Marie-Pierre Poirier, direktur regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, dikutip dari AP News.

“Tidak hanya pelanggaran berat terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pihak-pihak dalam konflik yang tidak berhenti di Afrika Barat dan Tengah, tetapi kami bahkan telah melihat lonjakan selama lima tahun terakhir, dengan peningkatan 50% dalam jumlah total pelanggaran berat yang diverifikasi,” tambah Poirier.

2. Konflik di Afrika Barat dan Tengah

PBB: Jumlah Anak yang Gabung Kelompok Bersenjata MeningkatMilitan Al-Qaeda (twitter.com/مُنتدى الرِّمال - أفريكوم)

Eskalasi konflik di Afrika Barat dan Tengah telah memanas akhir-akhir ini. Pemberontakan kerap kali dilakukan oleh milisi-milisi yang berafiliasi dengan Islamic State dan Al Qaeda, termasuk pemberontakan di wilayah Sahel dan danau Chad, konflik separatis di Kamerun, dan pertempuran milisi di Republik Afrika Tengah dan Republik Demokratik Kongo.

Dalam satu kasus, pemerintah Burkina Faso mengatakan bahwa pembantaian dimana lebih dari 130 orang tewas pada bulan Juni lalu dilakukan sebagian besar oleh anak-anak berusia 12-14 tahun. Penyerangan yang melibatkan anak-anak itu menuai kecaman yang keras dari PBB.

"Kami mengutuk keras perekrutan anak-anak dan remaja oleh kelompok bersenjata non-negara. Ini adalah pelanggaran berat terhadap hak-hak dasar mereka," kata badan anak-anak PBB UNICEF, dilansir dari Reuters (24/6/2021).

Baca Juga: Survei Unicef: Anak Muda Percaya Dunia Membaik, Tapi...

3. UNICEF berupaya lepaskan keterlibatan anak-anak dalam konflik

PBB: Jumlah Anak yang Gabung Kelompok Bersenjata MeningkatIlustrasi anak Afrika (Unicef.org)

Lonjakan konflik bersenjata dan pandemi COVID-19 menyebabkan 57,5 juta anak di Afrika barat dan tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Angka itu meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2020.

UNICEF telah bekerja dengan pemerintah, otoritas lokal dan berbagai mitra untuk memperkuat mekanisme pemantauan dan pelaporan guna mendukung pelepasan dan reintegrasi anak-anak dari kelompok bersenjata, dan menyatukan kembali mereka yang terpisah dengan keluarga mereka.

Organisasi itu juga akan mengupayakan pemberian perawatan medis dan psikososial untuk anak-anak yang terkena dampak konflik, dan memberikan perawatan bagi para penyintas kekerasan seksual dan berbasis gender.  

“Kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk anak-anak dan remaja sangat penting dan merupakan inti dari respon kemanusiaan UNICEF. Ketika diberikan perawatan dan dukungan psikososial yang diperlukan, akses ke sekolah dan akses ke mata pencaharian, anak-anak dapat memproses apa yang telah mereka alami dan membangun kembali kehidupan mereka”, kata Poirier.

Baca Juga: Kemenkes Gandeng UNICEF agar Dapat  Harga Vaksin Sepertiga Pasar

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya