PBB Sebut 274 Juta Orang Miskin Butuh Bantuan Kemanusiaan Pada 2022

Ada 3 fenomena yang menyebabkan lonjakan penerima bantuan

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lonjakan kebutuhan kemanusiaan akan terjadi pada 2022. Diprediksi terdapat 274 juta penduduk asal Afghanistan, Yaman, Ethiopia, Myanmar, dan Suriah yang membutuhkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar. 

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam laporan tahunannya yang dirilis pada Kamis (2/12/2021) menerangkan, lonjakan masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat akan naik hingga 17 persen. Mereka meminta pendonor menyumbang 41 miliar Dolar AS (Rp591 Trilliun) untuk membantu 183 juta orang yang membutuhkan bantuan.

1. Jumlah yang tertinggi

Melansir AP News, Kepala OCHA Martin Griffiths menyebut,  jumlah orang yang membutuhkan bantuan belum pernah setinggi itu sebelumnya. Menurut dia ada tiga fenomena yang mendorong lonjakan itu, yakni krisis iklim, perang sipil, dan pandemik COVID-19. 

OCHA juga menyotori tiga fenomena di atas yang terjadi di wilayah rawan konflik, seperti Ethiopia, Myanmar, dan Afghanistan. 

Seruan itu memperlihatkan PBB dan mitranya kemungkinan besar tidak akan memenuhi targetnya. Tahun ini, para pendonor menyediakan 17 miliar (Rp244 Triliun) untuk proyek-proyek dalam Global Humanitarian Overview tahun lalu dari OCHA, tetapi pendanaannya kurang dari setengah dari permintaan PBB untuk 2021.

“Kami mencapai 70 persen orang yang kami inginkan. Kami sadar bahwa kami tidak akan mendapatkan 41 miliar Dolar AS,” kata Griffiths.

Baca Juga: Bank Dunia akan Cairkan Dana Bantuan untuk Afghanistan

2. Jutaan orang berpotensi kelaparan 

PBB Sebut 274 Juta Orang Miskin Butuh Bantuan Kemanusiaan Pada 2022Penduduk Madagaskar yang menderita kelaparan. (twitter.com/AaravSeth)

Kepala kemanusiaan PBB merujuk pada data perkiraan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sebanyak 45 juta orang di berbagai negara terancam mengalami bencana kelaparan. Dia menekankan betapa pentingnya bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak untuk saat ini.

Griffiths menuturkan, bantuan yang diberikan PBB mampu mencegah kelaparan mempengaruhi setengah juta orang di Sudan Selatan dan mampu untuk memberi perawatan kesehatan kepada 10 juta orang Yaman, dikutip dari Al Jazeera

Direncanakan setengah dari bantuan akan didistribusikan ke Afrika, sementara sebagian lainnya akan dikirim ke Timur Tengah dan Amerika Latin. Afghanistan, Suriah, Yaman, Ethiopia, dan Sudan menjadi lima negara yang memiliki kebutuhan yang paling tinggi.

3. Krisis Afghanistan semakin parah

PBB Sebut 274 Juta Orang Miskin Butuh Bantuan Kemanusiaan Pada 2022Penduduk Afghanistan saat mendapat bantuan pangan dari FAO. (twitter.com/FAO in Afghanistan)

Kebutuhan bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan semakin meningkat sejak pengambilalihan Taliban. PBB mengusahakan akan mencari 4,5 miliar Dolar AS untuk disalurkan kepada 24 juta warga Afghanistan yang mengalami krisis akibat gejolak politik, guncangan ekonomi, dan ancaman ketahanan pangan.

Koresponden Al Jazeera, James Bays, mengatakan bahwa seruan darurat untuk Afghanistan pada September telah didanai lebih dari 100 persen. Namun, hancurnya ekonomi ditambah dengan kekeringan terburuk yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan kebutuhan akan dana bantuan kembali meningkat.

OCHA memperingatkan, pada 2050 sekitar 216 juta orang akan meninggalkan negara mereka akibat pemanasan global. Perubahan iklim berkontribusi besar terhadap peningkatan kelaparan dan ancaman ketahanan pangan. Musibah kelaparan diprediksi akan dirasakan oleh 45 juta orang di 43 negara di seluruh dunia.

Baca Juga: PBB: Sepertiga Populasi Dunia Belum Pernah Menggunakan Internet

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya