Tenda Pengungsi Suriah Roboh Usai Diterjang Hujan Salju

Pengungsi menghadapi musim dingin di bawah suhu -14 derajat 

Jakarta, IDN Times – Tenda-tenda pengungsi Suriah dilaporkan roboh usai diterjang hujan salju di distrik Afrin dan Azaz yang dikuasai oposisi di utara Suriah. Badai salju yang menutup jalanan juga membuat para pengungsi semakin kesulitan mendapat bantuan.  

Salju yang menumpuk setinggi lebih dari 40 sentimeter tersebut menutup jalan-jalan di kamp-kamp yang terletak di sekitar Afrin dan Azez. Banyak tenda hancur akibat cuaca buruk dan beratnya salju di wilayah tersebut.

Beberapa warga mencoba membersihkan tenda mereka dengan sarana terbatas yang mereka miliki. Warga Suriah juga mengharapkan dukungan dari lembaga bantuan, seperti yang dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (20/1/2022).

1.Tenda runtuh menimpa wanita dan anak-anak 

Tenda Pengungsi Suriah Roboh Usai Diterjang Hujan SaljuAnak-anak pengungsi Suriah (twitter.com/Hasan Almossa حۡــڛۜــنۨ)

Seorang warga kamp bernama Mohamed Hisham menuturkan bahwa tenda-tenda tersebut roboh di tengah malam.

“Setelah hujan salju, tenda kami runtuh menimpa kami. Hujan berubah menjadi salju di tengah malam,” kata Hisham.

Dia menambahkan bahwa hujan biasa jauh lebih mudah dihadapi. Namun hujan salju yang terjadi baru-baru ini membuat mereka kesulitan.

Tenda-tenda yang roboh bahkan dikabarkan menimpa wanita dan anak-anak saat mereka sedang terlelap tidur. Diperkirakan setidaknya ada 50 tenda yang roboh dalam hujan salju tersebut.

Hisham mengatakan, mereka mengumpulkan plastik dan kardus agar tetap hangat. Mereka juga meminta lembaga bantuan untuk membantu mereka melewati musim dingin yang keras.

Yajur, warga kamp lain juga menceritakan hal yang sama di mana mereka berusaha menutupi tenda dengan selimut untuk melindungi diri dari cuaca dingin. Namun, hal tersebut dirasa tidak terlalu berguna.

"Kami harus pindah ke tetangga kami. Para pemberi bantuan menyediakan bahan bakar musim dingin, tetapi itu tidak cukup. Kami mendapatkan bahan yang bisa dibakar dengan mengumpulkan plastik berbagai tempat," tutur Yajur.

2. Badai musim dingin terparah dalam 40 tahun terakhir

Baca Juga: Milisi Suriah-AS Menculik Pemuda di Barat Hasaka, Suriah

Dilansir CNN, organisasi kemanusiaan CARE memperingatkan dalam laporan yang dirilis pada hari Selasa bahwa badai musim dingin yang parah memperburuk situasi kehidupan pengungsi Suriah secara internal, serta warga Suriah yang tinggal di Lebanon dan Yordania.

Suhu diperkirakan turun lebih rendah daripada yang mereka alami dalam 40 tahun dan mencapai -14 derajat Celcius. Badai musim dingin telah merusak 362 tenda secara keseluruhan dan mempengaruhi 2.124 pengungsi Suriah yang tinggal di kamp-kamp di Suriah, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Turki.

Seorang anak meninggal di sebuah kamp di Qastal Miqdad, Suriah, ketika sebuah tenda yang dia tempati runtuh karena penumpukan salju di atapnya. Ibu anak itu dilaporkan berada di unit perawatan intensif, kata OCHA.

Di tempat lain, seorang anak berusia 3 tahun dan berusia 5 tahun meninggal pada Senin pagi di sebuah kamp di utara Aleppo, Suriah, ketika kebakaran terjadi di tenda mereka yang disebabkan oleh pemanas. 

Ibu dari dua anak itu terluka dengan luka bakar serius dan dibawa ke rumah sakit, menurut White Helmets, sekelompok pekerja penyelamat sukarela di Suriah yang menanggapi insiden tersebut.

3. “Krisis dalam krisis” 

Tenda Pengungsi Suriah Roboh Usai Diterjang Hujan SaljuPengungsi Suriah (twitter.com/Mark Cutts)

Krisis kemanusiaan di Suriah dimulai sejak tahun 2011 di mana terjadi sebuah peristiwa bernama Arab Spring. Peristiwa itu kemudian meletus menjadi krisis kemanusiaan yang menyebabkan lebih dari 350.000 orang tewas dan memaksa jutaan orang mengungsi.

Kebanyakan dari mereka mengungsi ke beberapa negara tetangga atau tetap berada di dalam wilayah Suriah, dengan menetap di dalam bangunan-bangunan setengah jadi atau tenda-tenda. Kondisi cuaca buruk akhir-akhir ini disebut hanya memperparah kondisi para pengungsi tersebut.

Mark Cutts, wakil koordinator kemanusiaan regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih banyak bantuan yang dibutuhkan untuk anak-anak dan orang tua yang berjuang untuk bertahan hidup di tenda-tenda tipis dalam suhu di bawah nol.

"Orang-orang tidak memiliki pekerjaan atau pendapatan, tidak ada akses ke pekerjaan. Mereka sudah menderita akibat krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Lebanon dan tidak memiliki sarana untuk melindungi diri mereka sendiri dari badai salju yang akan datang," kata Bujar Hoxha, direktur CARE, merujuk pada pengungsi Suriah di Lebanon.

Baca Juga: Serangan Rudal Israel Kembali Menyasar Pelabuhan Suriah  

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya