UEA Minta AS Tetapkan Houthi sebagai Kelompok Teroris

Pelabelan itu untuk menekan kelompok Houthi

Jakarta, IDN Times – Uni Emirat Arab pada Rabu (19/1/2022) meminta Amerika Serikat (AS) untuk mengembalikan Houthi dalam daftar kelompok teroris. Hal itu dilakukan usai serangan udara yang dilakukan kelompok tersebut terhadap Abu Dhabi yang menewaskan tiga orang.

Yousef Al-Otaiba, duta besar UEA untuk AS, meminta Gedung Putih dan Kongres untuk mendukung usulan mereka. Label teroris pada kelompok pemberontak Houthi sebelumnya sudah ada, namun satu tahun yang lalu presiden AS Joe Biden mencabut label tersebut.

1. Penekanan perlu diberikan sebagi upaya menjaga stabilitas 

Dilaporkan Arab News, Perdana Menteri Yaman Maeen Abdul Malik Saeed mengatakan, pelabelan terhadap pemberontak Houthi sebagai kelompok teror akan memberikan tekanan yang diharapkan dapat menghentikan kejahatan teroris yang mengancam perdamaian dan stabilitas regional dan internasional.

Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Houthi sebagai organisasi teroris asing pada 16 Januari 2021, beberapa jam sebelum pemerintahan Trump menyerahkan Gedung Putih kepada Joe Biden.

Pemerintahan Biden dengan cepat membalikkan langkah itu dengan menghentikan larangan transaksi keuangan di daerah-daerah yang dikuasai Houthi pada 25 Januari, dan mencabut sepenuhnya penunjukan teroris pada 16 Februari.

Pencabutan itu diikuti oleh rentetan serangan pesawat tak berawak dan rudal oleh Houthi yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur energi di Arab Saudi.

2. UEA jalin kerja sama dengan AS untuk perkuat pertahanan 

UEA Minta AS Tetapkan Houthi sebagai Kelompok TerorisIlustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/Michael Luenen)

Baca Juga: Kabur dari Taliban, Presiden Ashraf Ghani Kini di Uni Emirat Arab

Dilansir Middle East Eye, dalam cuitan yang diposting oleh kedutaan UEA di AS, Otaiba juga merangkum panggilan antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed.

"Mereka membahas langkah-langkah mendesak untuk memperketat pertahanan udara terhadap rudal dan drone & meningkatkan keamanan maritim untuk menghentikan aliran senjata," cuit kedutaan.

Juru bicara Departemen Pertahanan, John Kirby, mengisyaratkan prospek penjualan senjata selama konferensi pers pada hari Selasa. Dia menyatakan, AS memiliki kemitraan pertahanan yang sangat kuat dengan UEA yang mencakup perdagangan militer dari berbagai jenis senjata dan platform.

"Kami terus berdiskusi dan berdialog dengan mitra Emirat kami tentang cara kami dapat memperkuat kemitraan pertahanan itu," kata Kirby.

3. Keterlibatan UEA dalam konflik Yaman menjadi pemicu serangan di Abu Dhabi

Serangan hari Senin di bandara dan fasilitas minyak Abu Dhabi oleh Houthi, yang menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya, dianggap sebagai salah satu yang terbesar di negara Teluk itu dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang pemimpin Houthi di kota Sanaa sebelumnya mengatakan kepada MEE bahwa kelompok itu menargetkan UEA karena mereka kembali ke garis depan konflik Yaman lagi untuk melawan pasukan Houthi saat mereka akan mengambil alih Marib.

Pasukan yang didukung UEA telah mendorong Houthi keluar dari provinsi selatan Shabwah dan sebagian Marib dengan dukungan serangan udara Saudi. Pada 2019, UEA mulai mengurangi kehadiran militernya di Yaman, tetapi tetap mempertahankan pengaruhnya melalui dukungannya terhadap para pejuang Yaman.

Pada hari Selasa, sejumlah anggota parlemen AS mengutuk serangan Houthi dan menyerukan tindakan nyata terhadap kelompok tersebut.

Senator Republik Todd Young, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan serangan pesawat tak berawak itu menunjukkan bahwa Houthi bertekad untuk melanjutkan konflik dan memperburuk bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

“Amerika Serikat harus merespons dengan tegas dengan sanksi terhadap Iran untuk memutuskan dukungannya kepada Houthi, sementara juga memastikan bahwa mitra kami di kawasan itu memiliki senjata yang diperlukan untuk membela diri dalam menghadapi serangan ini,” kata Young.

Baca Juga: Milisi Houthi Ogah Lepas Kapal Kargo Rwabee, Gimana Nasib WNI di Sana?

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya