UNICEF: 17 Anak Terbunuh di Perang Yaman pada Januari 2022

Angka itu meningkat dari bulan sebelumnya

Jakarta, IDN Times – Sebanyak 17 anak dinyatakan terbunuh pada bulan Januari 2022 dalam konflik Yaman yang semakin memanas akhir-akhir ini. Keterangan itu diungkap dalam sebuah pernyataan yang dirilis United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 22 Januari 2022.

“Menurut laporan, jumlah anak yang terbunuh hanya sejak awal tahun adalah 17,” kata Ted Chaiban, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. Dia menambahkan bahwa angka tersebut jauh lebih besar dibanding pada bulan Desember 2021.

1. Lebih dari 10.000 anak telah tewas sejak konflik bermula 

UNICEF: 17 Anak Terbunuh di Perang Yaman pada Januari 2022Ilustrasi Mayat (IDN Times/Mardya Shakti)

Anak-anak Yaman merupakan salah satu pihak paling terdampak dalam konflik yang berkecamuk sejak tujuh tahun terakhir. Sejak tahun 2014, lebih dari 10.000 anak terluka atau terbunuh di negara tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan kemungkinan jumlah yang sesungguhnya jauh lebih tinggi dari data yang tersedia. Menurut badan tersebut, sudah terlalu banyak anak-anak yang terdampak akibat perang.

PBB dalam laporannya yang dirilis pada September 2021 mengatakan, konflik yang semakin meningkat yang kemudian diperparah oleh pandemik COVID-19 mengakibatkan penderitaan akut bagi anak-anak Yaman, keluarga mereka, dan komunitas mereka.

2. UNICEF serukan pihak berkonflik untuk patuhi hukum internasional 

UNICEF: 17 Anak Terbunuh di Perang Yaman pada Januari 2022Ted Chaiban, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara (twitter.com/UNICEF Lebanon)

Penderitaan yang dialami oleh masyarakat Yaman pada umumnya, dan anak-anak pada khususnya tidak main-main. Olehnya itu, UNICEF menyerukan kepada pihak yang terlibat konflik untuk mematuhi hukum internasional.

Menurut badan tersebut, seruan itu termasuk pada upaya perlundungan warga sipil, terutama anak-anak, setiap waktu. Selain itu, objek sipil seperti fasilitas pendidikan dan medis juga tidak boleh menjadi target serangan dan harus selalu dihormati.

“Terlalu banyak anak yang terkena dampak dalam perang yang tidak mereka buat. Sudah saatnya bagi mereka yang berjuang untuk menghentikan kekerasan dan mencapai solusi politik,” ungkap Cahiban dalam laporan tersebut.

Lebih lanjut, Chaiban juga menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa anak-anak Yaman dan mencegah lebih banyak tindakan yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan kesedihan bagi keluarga yang terjebak dalam konflik itu.

Baca Juga: PBB Kutuk Peristiwa Serangan Udara ke Pusat Tahanan di Yaman

3. Perang di Yaman sudah berlangsung 7 tahun 

UNICEF: 17 Anak Terbunuh di Perang Yaman pada Januari 2022Ilustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir The New Arab, perang Yaman dimulai pada tahun 2014 ketika kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah lainnya. Houthi didukung oleh Iran, sementara pemerintah Yaman didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi.

Organisasi hak asasi manusia menuduh pihak koalisi, pemberontak, dan lainnya yang terlibat dalam pertempuran itu telah melakukan pelanggaran besar. Sementara itu, PBB menyebut perang Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga: 7 Fakta Yaman, Negara yang Disebut sebagai Tanah Para Waliyullah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya