Usai Serangan Udara, Uganda Kirim Pasukan ke Kongo

Operasi melalui hutan lebat yang sulit diakses

Jakarta, IDN Times – Pasukan Uganda dikabarkan telah bergerak melintasi perbatasannya dengan Kongo sebagai bagian dari operasi bersama untuk memburu Pasukan Demokrat Sekutu (ADF). ADF merupakan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS dan dituduh melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Kedua negara mengatakan pada Selasa (30/11/2021) bahwa kelompok militan itu telah dimbombardir dengan serangan udara dan artileri. Juru bicara tentara Uganda, Flavia Byekwaso, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu tepat sasaran.

“Ini sudah menjadi keinginan, sebenarnya untuk kedua presiden. Karena ADF bukan hanya ancaman bagi Uganda, tetapi juga ancaman di dalam kawasan dan ancaman bagi Kongo itu sendiri. Saya pikir ini adalah sesuatu yang telah kami cari selama beberapa waktu," kata Byekwaso, dikutip dari VOA.

1. Kedua negara bekerja sama untuk mengamankan wilayah

Sejumlah besar tentara Uganda memasuki Kongo melalui pos perbatasan Nobili di negara bagian Kivu Utara. Video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan pasukan bersenjata lengkap berbendera Uganda itu mulai bergerak maju.

“Itu adalah barisan pasukan bersenjata lengkap yang berjalan kaki, diikuti oleh kendaraan lapis baja,” kata seorang pekerja bantuan yang menolak disebutkan namanya, dilansir Al Jazeera.

Operasi itu dilakukan setelah kedua negara menyatakan akan bekerja sama dalam upaya mengamankan wilayahnya.

“Disetujui setelah penilaian untuk melanjutkan operasi mendalam oleh pasukan khusus kedua negara untuk membersihkan posisi teroris yang bersangkutan,” kata Patrick Muyaya, juru bicara pemerintah Kongo, di Twitter pada Selasa malam.

2. Operasi melalui medan yang sulit

Usai Serangan Udara, Uganda Kirim Pasukan ke KongoIlustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Koresponden Al Jazeera, Malcolm Webb, yang melaporkan langsung dari wilayah operasi menyebut bahwa medan yang dilalui sangat sulit. Tempat persembunyian ADF dikabarkan terletak di tengah hutan yang sangat lebat di bagian timur Kongo.

“(Hutan ini) sangat lebat sehingga ketika anda mengambil jalur darat, bahkan tidak mungkin untuk melintasi vegetasi ini. Di dalam hutan inilah ADF memiliki tempat persembunyian dan pangkalan tersembunyi,” tutur Webb.

Lebih lanjut menurutnya, medan itu sangat sulit untuk memburu kelompok bersenjata karena kelompok itu menggunakan taktik gerilya. Dan itulah alasan utama mengapa operasi yang dilakukan sebelumnya mengalami kegagalan.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Kampala, Uganda, 3 Tewas

3. Intervensi pertama Uganda sejak 2017

Melansir Reuters, Serangan bersama itu merupakan yang pertama kalinya bagi Uganda secara terbuka untuk melakukan intervensi terhadap ADF di Kongo sejak operasi singkat pada Desember 2017 silam.  Seorang pejabat lokal dan penduduk mengatakan mereka mendengar ledakan pada Selasa pagi di wilayah Watalinga, di perbatasan Kongo timur.

"Ada kepanikan nyata di rumah ini, terutama karena kami tidak diberitahu tentang situasi ini. Kami telah menderita dengan ADF yang telah membantai keluarga kami. Kami menunggu untuk melihat apakah ini solusinya " kata seorang warga, Julien Ngandayabo.

"Hari ini benar-benar suatu kegembiraan bagi sebagian penduduk di sini di Nobili. Bagi saya pribadi, karena kami sudah terlalu menderita, saya lebih suka menunggu hasil pertarungan mereka," kata warga lainnya, Fabian Malule.

4. Sekilas mengenai aksi ADF

Usai Serangan Udara, Uganda Kirim Pasukan ke KongoIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

ADF merupakan milisi yang sangat ditakuti di Kongo. Kelompok ini didirikan di Uganda pada tahun 1995 yang kemudian pindah ke wilayah Kongo. Pada bulan Maret lalu, Amerika Serikat secara resmi menyatakan kelompok tersebut berafiliasi dengan ISIS.

Gereja Katolik Kongo mengatakan, ADF telah membunuh sekitar 6.000 warga sipil sejak 2013. Sementara itu, pelacak keamanan Kivu menyalahkannya atas lebih dari 1.200 kematian di daerah Beni Kivu Utara saja sejak 2017.

Pihak berwenang Uganda baru-baru ini menuduh ADF atau kelompok lokal yang berafiliasi dengannya melakukan serangan. Pada 16 November, empat orang tewas dan 33 terluka dalam dua bom bunuh diri di ibu kota Uganda, Kampala, yang pelakunya diduga merupakan bagian dari ADF.

Selain itu, ISIS juga mengklaim serangan bom di sebuah restoran pinggir jalan pada 23 Oktober yang menewaskan seorang wanita, dan ledakan bunuh diri di sebuah bus dekat Kampala pada 25 Oktober yang melukai beberapa orang.

Baca Juga: Dianggap Tak Patuh, 54 LSM Uganda Ditangguhkan

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya