Warning! WHO dan UNICEF Ungkap Potensi Penyebaran Wabah Campak

COVID-19 menghambat upaya vaksinasi penyakit lainnya

Jakarta, IDN Times – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) mengeluarkan peringatan terkait potensi penyebaran wabah campak pada anak-anak. Peringatan itu dikeluarkan setelah kenaikan kasus campak pada awal 2022.

“Hampir 17.338 kasus campak dilaporkan di seluruh dunia pada Januari dan Februari 2022, dibandingkan dengan 9.665 selama dua bulan pertama di tahun 2021,” kata WHO dalam laman resminya, Rabu (27/4/2022).

Virus campak dilaporkan dapat melemahkan sistem kekebalan dan membuat anak lebih rentan terhadap penyakit menular lainnya seperti pneumonia dan diare. Kasus penyakit ini cenderung muncul dengan cepat ketika tingkat vaksinasi menurun.

Baca Juga: Kemenkes: Fokus pada COVID-19, Indonesia Bisa Panen KLB Campak  

1. Pandemik COVID-19 dinilai menghambat imunisasi 

Warning! WHO dan UNICEF Ungkap Potensi Penyebaran Wabah CampakTedros Adhanom Ghebreyesus, kepala WHO. (Instagram.com/drtedros)

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menilai pandemik COVID-19 telah mengganggu layanan imunisasi terhadap penyakit lainnya. Sistem kesehatan disebutnya kewalahan dan memicu munculnya kembali wabah mematikan termasuk campak.

“Sekarang adalah saatnya untuk mendapatkan imunisasi penting kembali ke jalurnya dan meluncurkan kampanye (untuk) mengejar (ketertinggalan) sehingga semua orang dapat memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa,” kata Tedros.

Gangguan pandemik telah meningkatkan ketidaksetaraan dalam akses vaksin. Selain itu, risiko wabah besar meningkat karena masyarakat melonggarkan praktik menjaga jarak dan tindakan pencegahan lainnya untuk COVID-19 yang diterapkan selama puncak pandemi.

Hingga 1 April 2022, ada 57 kampanye pencegahan penyakit dengan suntikan vaksin di 43 negara yang dijadwalkan berlangsung sejak awal pandemik masih ditunda. Sembilan di antaranya adalah upaya pencegahan campak yang berdampak pada 73 juta anak di seluruh dunia.

Baca Juga: Waspada! Virus Ebola Kembali Muncul di Kongo

2. Penyebaran campak kebanyakan terjadi di Afrika 

Warning! WHO dan UNICEF Ungkap Potensi Penyebaran Wabah CampakAnak-anak yang terdampak konflik di bagian utara Ethiopia. (twitter.com/UNICEF Ethiopia)

Pada April 2022, WHO dan UNICEF melaporkan 21 wabah campak yang besar dan mengganggu di seluruh dunia dalam 12 bulan terakhir. Sebagian besar kasus campak dilaporkan di Afrika dan kawasan Mediterania Timur.

Negara dengan wabah campak terbesar sejak tahun lalu antara lain Somalia, Yaman, Nigeria, Afghanistan, dan Ethiopia. Cakupan vaksin campak yang tidak mencukupi adalah alasan utama penyebaran wabah secara cepat.

Sebagian besar kasus terjadi di lingkungan yang menghadapi kesulitan sosial dan ekonomi akibat COVID-19, konflik, atau krisis lainnya, dan memiliki infrastruktur dan ketidakamanan sistem kesehatan yang lemah secara kronis.

Kurangnya air bersih, sanitasi buruk, dan kepadatan penduduk membuat potensi penyebarannya kian meningkat. Adanya perang di sejumlah negara seperti Ukraina juga tidak lepas dari pengawasan badan internasional tersebut.

Baca Juga: UNICEF: 7,5 Juta Anak Ukraina Terancam Akibat Perang dengan Rusia

3. WHO dan UNICEF jalin kerja sama dengan beberapa perusahaan untuk cegah campak

Warning! WHO dan UNICEF Ungkap Potensi Penyebaran Wabah CampakIlustrasi virus (twitter.com/teror alarm)

Sebagai tanggapan atas penyebaran campak, UNICEF dan WHO menjalin kerjasama dengan mitra seperti Gavi, Aliansi Vaksin, Measles & Rubella Initiative (M&RI), Bill & Melinda Gates Foundation, dan beberapa yayasan lainnya untuk mendukung upaya penguatan sistem imunisasi.

Kampanye rutin dan upaya mengejar ketinggalan kini diperlukan untuk memastikan tidak ada wabah berulang. Badan PBB tersebut saat ini  berupaya memulihkan layanan vaksinasi dan memperbaiki kesenjangan dalam cakupan imunisasi, termasuk mengidentifikasi komunitas dan orang-orang yang terlewatkan selama pandemi.

Mereka memastikan pemberian vaksin COVID-19 dibiayai secara mandiri dan terintegrasi dengan baik ke dalam keseluruhan perencanaan layanan imunisasi sehingga tidak dilakukan dengan mengorbankan layanan vaksinasi anak dan lainnya.

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya