Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!

Katanya netizen, "cino maneh..."

Pemerintah Indonesia sedang gencarnya mengembangkan ekonomi digital dalam negeri. Ekonomi digital yang dimaksud adalah difokuskannya pengembangan e-commerce atau pelaku bisnis online di Indonesia. joko Widodo/Jokowi telah meluncurkan sebuah program yang diberi nama roadmap e-commerce sejak awal 2016 lalu.

Seperti dikutip dari kompas.com, dalam program tersebut terdapat tujuh poin terkait upaya pengembangan ekonomi digital. Poin tersebut antara lain persoalan logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak pendidikan dan keamanan siber. Dalam rangka mewujudkan tujuh poin tersebut, Jokowi mengajak tokoh e-commerce dunia untuk ambil bagian.

Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!arenalte.com

Salah satunya adalah bos e-commerce Alibaba, Jack Ma. Ya, dalam kunjungannya ke Tiongkok sejak Jumat (2/9) kemarin, Jokowi sempatkan menuju kantor Jack Ma. Dalam kesempatan itu pula Jokowi menawarkan kerjasama dengan Jack Ma sebagai penasihat e-commerce Indonesia.

Apa jawaban Ma? Dirinya setuju. Sebuah kicauan dari akun resmi Alibaba Group menjelaskan kalau Ma menerima tawaran Jokowi untuk menjadi penasihat Indonesia.

Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!twitter.com/AlibabaGroup

Akan tetapi, berbagai penolakan justru datang dari netizen Indonesia. Apakah kamu salah satunya?

Baca Juga: 17 Nasehat Bijak dari Jack Ma Untuk Kamu yang Sedang Menuju Kesuksesan

Perbedaan suku dan 'bukan orang Indonesia' dipermasalahkan oleh netizen.

Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!facebook.com

Ketika kamu menanggapi penunjukkan Jack Ma sebagai penasihat dengan negatif, seperti 'Dia bukan orang Indonesia', 'Dia datang untuk menjajah kita!', 'Tiongkok datang untuk menguasai kita' atau 'Dasar antek Tiongkok!' nampaknya kamu perlu belajar lebih banyak.

Sedikit-sedikit minta Presiden turun. Sedikit-sedikit mengatai kalau pemimpin negara kita kurang pintar. Coba kita berpikir, apa sih untungnya kamu marah-marah begitu?

Tidak perlu ada pembedaan di antara kita. Toh Jack Ma juga mencoba membantu. Bahkan permintaan awal dari Jokowi. Presiden pasti memiliki akal, logika dan pemikiran jauh terkait setiap keputusannya. Pada akhirnya dirinya juga berjuang untuk rakyat.

Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!facebook.com
Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!facebook.com

Sebutan 'cino' ini selayaknya jadi trademark di Indonesia. Kesannya buruk, ya sangat buruk. Sadar gak kamu ketika berpikir hal tersebut berarti tingkat rasismemu masih tinggi? Kenapa harus ada sebutan pribumi? Kenapa tidak 'warga Indonesia'?

Kamu yang masih membuat perbedaan antara pribumi dan pendatang berarti kamu tidak cerdas. Ya, karena kamu masih berpikiran sempit. Membedakan antara pribumi dan pendatang itu sudah gak zaman. Sadarkah justru perbedaan di dalam negeri tercinta ini yang membangunnya sedikit demi sedikit.

Jika Ini Komentarmu Terkait Jack Ma jadi Penasihat E-Commerce Indonesia, Mungkin Saja Kamu Rasis!facebook.com

Kita tidak terlahir untuk berbeda-bedakan, tapi kita diajarkan. Memang siapa yang dari bayi mengerti kata 'Antek Aseng'. Analogi ini juga dibentuk oleh masyarakat yang pemikirannya sempit.

Terakhir terkait tidak dipakainya anak muda di Indonesia. Inovasi-inovasi seperti ini dapat timbul jika 'disentil'. Jack Ma dapat menjadi penyentil para anak muda di Indonesia untuk membentuk sesuatu yang baru bagi e-commerce. Jack Ma menjadi pemberi masukan yang dapat mengembangkan tujuh poin dari e-commerce yang pemerintah mau.

Maka, jika kamu masih berpikir kalau Jack Ma itu akan menguasai Indonesia. Jack Ma mewakili Tiongkok untuk menjajah Indonesia. Jack Ma itu "Cino" dan Jokowi itu "Antek Aseng", berhentilah. Belajar memahami cara menghargai perbedaan dan bantuan. Bukan berarti kita tidak menghargai anak bangsa, tapi ingin mereka belajar dari yang lebih berpengalaman dan membentuk 'gebrakan'. Sebuah 'gebrakan' yang lebih besar dari Jack Ma.

Baca Juga :Jangan Panggil Aku Cina atau Pribumi atau Pendatang. Panggil Aku Indonesia.

Topik:

Berita Terkini Lainnya