[Opini] Politik Adu Jangkrik!

Mau sampai kapan?

Adu jangkrik itu sebenarnya permainan anak-anak zaman dulu di Jawa, tersebar di banyak tempat dan berkembang menjadi ajang judi, berebut kursi dan kepentingan sesaat. Hal itu terjadi di tingkat pusat. Berbeda dengan anak-anak, mereka hanya menikmati suara jangkrik. Jika di tingkat pusat, diadu untuk mencari juara dan yang menang jadi juara. 

Persoalan ini bukan tentang tadi atau sekarang. Adu jangkrik itu sendiri terjadi di kalangan masyarakat sekian tahun lalu, dan mungkin terjadi di masa yang akan datang. Adu jangkrik adalah gejala sosial yang sifatnya bisa terjadi kapan dan di mana saja.

Fenomena yang disebut ini, ada bagian dari masyarakat yang suka berkelahi, atau mereka sedang dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan. 

Apa sekitarnya elemen-elemen yang membuat seseorang mudah diadu jangkrik, karena kita menyadari ada adu jangkrik yang terjadi, provokasi dijadikan sebagai alatnya.

Kenapa seseorang mudah diadu jangkrik. Bagaimana kita terhindar dari gejala yang ini, artinya bukan menjadi pihak yang sedang diadu jangkrik. 

Benar atau salah tidak tergantung pada orang. Melainkan terhadap tindakan dan apa yang sedang dibicarakan. Ketika seseorang bisa bersikap adil, maka seorang kerabat yang bersalah sekalipun, tidak akan dibela dan dibenar-benarkan.

Agama akan menimbulkan konflik ketika dijadikan sebagai komoditas. Harus tetap ada rasionalitas yang membuat kita tidak mudah diadu jangkrik. Ketika orang bersikap membabi-buta, mengidentikkan kepada orang atau lembaga, maka adu jangkrik sudah mulai.

Situasi sekarang, orang sudah mulai mengidentikkan itu, mencari keamanan di tengah gerombolan. Seolah-olah jika tidak mengikuti gerombolan, sudah dipastikan tidak aman. 

Organisasi atau lembaga, ketika sudah dijadikan sebagai tujuan bukan lagi sebagai perantara, maka hal itu yang membuat masalah. Kesatuan itu, setiap orang mempunyai kemerdekaan, kemandirian terhadap dirinya masing-masing, karena terikat dengan tali Tuhan.

Ketika seseorang sudah mencapai titik ini, siapa dan apa pun di dunia, tidak akan bisa mengadu jangkrik orang Indonesia yang ini. Tidak akan ada Indonesia yang mudah diadu jangkrik, karena akan bertanya dan berpikir terlebih dahulu secara berlapis-lapis sebelum bersikap.

Kenyataan di lapangan, bersikap terlebih dahulu, baru berpikir. Akibatnya, orang begitu mudah dikuasai. Sejak zaman dahulu, untuk menguasai sebuah bangsa tidak perlu melakukan macam-macam. Cukup mengadu jangkrik bangsa tersebut dengan satu sama lain. Di mana pun di dunia ini, tidak ada satu pun yang namanya satu keseragaman, selalu ada beragam kenyataan.

Masalah yang terjadi, ketika konflik ini disulut, dibesar-besarkan dari luar dan dikipasi, akan timbul suatu konflik di dalam rumah yang akan terjadi. 

Terdapat hal mendasar yang perlu dilakukan dan ditanamkan. Agama itu ada dimensi individual, ke langit, sosial, budaya, politik dan seterusnya. Selama ini, orang didikte oleh perspektif dunia untuk melihat dimensi akhirat, bukan sebaliknya.

Iqbaalurridho Photo Member Iqbaalurridho

˙xoq әɥʇ ɟo ʇno

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya