Kendaraan Listrik, Inovasi Teranyar Wujud Cinta pada Lingkungan

Saatnya tunjukkan aksi nyata selamatkan bumi kita

Belakangan ini, segala hal yang menggunakan listrik semakin hangat dibicarakan. Sebenarnya wacana kendaraan listrik sudah cukup lama ada, namun baru benar-benar populer pada beberapa tahun terakhir. Kini peralihan tersebut semakin terasa dan masif terjadi. Di jalan raya kamu akan semakin sering menemukan kendaraan listrik, baik berupa kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tentu hal ini tak lepas dari peran para pesohor dalam memopulerkannya. Mulai dari deretan artis hingga pejabat yang telah beralih menggunakan mobil dengan bahan bakar energi listrik. Dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan karena tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil. Selama ini bahan bakar fosil menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara.

Dilansir laman resmi Departemen Perhubungan, ketika dulu diberlakukannya PPKM saat kasus COVID-19 sedang tinggi, kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya meningkat. Artinya, pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini tentu disebabkan oleh menurunnya pencemaran akibat dari bahan bakar kendaraan yang biasanya memenuhi jalanan ibu kota. Air Quality Index (AQI) di Jabodetabek di tahun 2021 berada di kisaran 80. Angka ini sangat turun drastis dari sebelumnya, yakni sebesar 195 di tahun 2019.

Perbedaan yang sangat jelas dirasakan, sesederhana melihat langit yang bersih dan udara yang segar. Hal ini akibat dari terbatasnya pergerakan kendaraan bermotor yang digunakan oleh masyarakat. Ini menandakan betapa sangat berpengaruhnya bahan bakar yang digunakan terhadap pencemaran udara.

Perubahan iklim dan degradasi lingkungan semakin menjadi ancaman nyata

Isu-isu terkait perubahan iklim maupun degradasi lingkungan kini semakin gencar diangkat di beberapa forum internasional. Dewasa ini, masalah tersebut terasa semakin serius karena kini manusia mulai merasakan dampaknya.

Jika kamu hanya berpikir satu motor tidak akan berpengaruh dalam menyumbang emosi karbon ke lingkungan, itu salah. Coba bayangkan jika setiap orang berpikiran sama seperti itu. Lalu, siapa yang akan peduli terhadap lingkungan yang semakin memburuk ini?

Tak hanya sebatas polusi udara saja, tetapi jauh daripada itu. Dilansir United Nations menyatakan bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil bisa menghasilkan emisi gas rumah kaca. Artinya, gas yang dilepaskan ke atmosfer akan menghasilkan efek seperti sedang menyelimuti bumi. Hal ini akan menjebak panas dari matahari yang menyebabkan kenaikan suhu bumi.

Bayangkan jika suhu bumi kian meningkat karena semakin banyak orang yang menghasikan emisi. Suhu bumi diperkirakan akan semakin hangat 3-4 derajat celcius. Jika sudah begini, tentu akan meningkatkan muka air laut karena pencairan es di kutub.

Ekosistem lambat laun akan berubah dan makhluk hidup akan kesulitan mencari tempat tinggal. Bahkan sebenarnya aktivitas manusia yang mendorong perubahan iklim sudah dimulai sejak tahun 1800-an. Khususnya karena pembakaran bahan bakar fosil.

Plus minus seputar kendaraan listrik

Memang masih terdengar asing, terutama di kalangan masyarakat biasa. Banyak alasan yang mendasari masih sulitnya transisi dari bahan bakar fosil ke listrik. Di antaranya masih ragu perihal keamanan, stasiun pengisian listrik yang masih minim hingga masalah biaya awal yang cukup besar.

Jika dikaji lebih jauh, menggunakan tenaga listrik dalam bentuk baterai pada kendaraan akan lebih menguntungkan. Selain karena lebih murah juga karena manfaat luar biasanya dalam menjaga lingkungan. Tentu ini adalah manfaat jangka panjang yang tak bisa serta merta dirasakan saat ini.

Namun, permasalahannya adalah bagaimana mengubah mindset masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Perihal meyakinkan konsumen tentu bukan perkara yang mudah. Terlebih pada masyarakat yang sudah terlalu nyaman menggunakan kendaraan konvensional.

Masyarakat pasti maunya sesuatu yang mudah dan murah. Oleh karenanya, butuh bukti nyata yang bisa semakin meyakinkan masyarakat untuk beralih ke energi terbarukan. Tak dapat dimungkiri, memang harga beli kendaraan listrik akan jauh lebih tinggi dibanding kendaraan konvensional. Lebih lanjut juga rasa takut terkait perawatan kendaraan, pengisian baterai hingga masalah keamanan.

Semua pasti butuh proses untuk suatu produk bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat. Kita bisa melihat contoh nyatanya dari efisiensi penggunaan bahan bakar. Dilansir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, penghematan biaya jika menggunakan mobil listrik bisa mencapai 50 persen. Tentu akan sangat menghemat biaya jauh lebih murah.

Sudah siapkah sarana pendukung peralihan konvensional ke listrik?

Minimnya stasiun pengisian ulang baterai menjadi satu kendala yang dihadapi. Memang benar secara ekonomi pengisian listrik pada kendaraan akan jauh lebih hemat. Tetapi jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, tentu akan menjadi momok tersendiri yang membuat sulitnya masyarakat bertransformasi.

Indonesia memiliki kesempatan besar dalam melakukan transformasi energi lebih cepat. Hal ini dikarenakan transisi energi berkelanjutan termasuk dalam satu dari tiga isu prioritas yang akan dibahas di forum KTT G-20 ke-17. Presidensi Indonesia G-20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 15--16 November 2022 juga mengusung dua isu prioritas lainnya, yakni arsitektur kesehatan global dan transformasi digital.  

Tak dapat dimungkiri pandemik COVID-19 membawa banyak perubahan khususnya dalam hal perekonomian. Hal ini sebagai tujuan besar dari KTT G-20 yang diharapkan bisa meningkatkan perekonomian dunia. Sebagai tuan rumah Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Diharapkan banyak aspirasi yang akan membawa perubahan besar terutama dari 1000 Aspirasi Indonesia Muda.  

Pertanyaan selanjutnya adalah sudah siapkah kita bangsa Indonesia menjadi agen perubahan? Sudah tentu dukungan dari banyak pihak sangat diperlukan. Terutama dalam hal peralihan dari bahan bakar konvensional menuju energi listrik. Hal yang sangat dibutuhkan tentunya dari banyaknya sarana untuk semakin memudahkan masyarakat.

Jangan tunggu nanti, jika kita bisa sama-sama selamatkan bumi, maka lakukan yang kamu bisa mulai sekarang. Yuk, pulih bersama dan wariskan lingkungan yang terjaga untuk anak cucu kita nanti!

It's Me, Sire Photo Verified Writer It's Me, Sire

A dusk chaser who loves to shout in the silence..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ananda Zaura
  • Cynthia Kirana Dewi

Berita Terkini Lainnya