Digitalisasi UMKM, Salah Satu Jantung Presidensi G20 Indonesia

Ada enam agenda Indonesia di Finance Track

Jakarta, IDN Times – Rayi adalah tipikal wirausaha kekinian. Meneruskan usaha berjualan kue Mochi yang dimulai ibunya, Rayi memberikan sentuhan dalam soal kemasan dan promosi digital. Mochibo, demikian merek kue bola-bola ketan, penganan khas Bogor itu, tampil lebih menarik, dari bentuk, warna, rasa, dan kemasan.

“Kami berkolaborasi dengan sesama pengusaha lokal, membuat mochi isi nanas Bogor, juga buah pala Bogor,” tutur Rayi. Penganan itu terasa lembut dimulut, dan gigitan ke isinya, memberikan sensasi lain. Biasanya kue mochi diisi kacang tumbuk.

Saya bertemu Rayi September 2021, di “Ngopi Hitz”, sebuah acara yang digelar secara rutin oleh Bogor Hitz, platform e-commerce yang kolaborasi pemerintah kota Bogor dengan PT Bawa Indonesia Global (BIG). Komisaris BIG, Eka Sari Lorena, membuat platform ini untuk membantu jutaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak hanya ke pasar nasional, melainkan juga pasar global. “UMKM jangan hanya naik kelas, harus hitz, atau meningkat penjualannya. Percuma naik kelas kalau kurang laku,” kata Eka, yang dikenal sebagai pengusaha transportasi darat, Lorena Group.

Bogor Hitz adalah kolaborasi pertama BIG. Diluncurkan pada 18 Agustus 2021. Saat itu ada 600-an UMKM kota Bogor yang sudah berhasil dikurasi, dari 27 ribu yang terdaftar. Jika ditambah dengan kabupaten Bogor, jumlahnya ada 40 ribuan. “Bogor Hitz ini sangat membantu kami. Banyak UMKM beroperasi, istilahnya lu lagi lu lagi. Yang produksi, yang jualan, yang berpromosi ya kita juga,” kata Rayi. Di Bogor Hitz, UMKM yang dikurasi, dibantu untuk meningkatkan kinerja, sesuai yang dibutuhkan masing-masing UMKM itu.

“Intinya kolaborasi, manfaatkan sumber daya, jejaring yang ada,” kata Eka lagi. Dia gerak cepat menularkan kerjasama serupa ke sejumlah daerah.

Apa yang dilakukan Bogor Hitz sejalan dengan desain besar digitalisasi UMKM nasional. Pandemik COVID-19 menghantam jutaan UMKM. Digitalisasi terbukti sebagai cara untuk bertahan. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan ada 15,3 juta UMKM yang sudah terdigitalisasi dari 64 juta yang ada. Targetnya, pada 2024 ada 30 juta yang sudah terintegrasi dan atau memanfaatkan digital.

Digitalisasi dan UMKM adalah bagian dari enam agenda penting jalur keuangan (Finance Track) di Presidensi Indonesia G20, tahun 2022 yang kegiatannya sudah dimulai 1 Desember 2021.

Baca Juga: Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20

Digitalisasi UMKM, Salah Satu Jantung Presidensi G20 IndonesiaPresiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan tema “Recover Together Recover Stronger” yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia menjadi tema yang sangat ambisius dan menantang, mengingat pemulihan ekonomi akibat COVD-19 belum merata di semua negara. Kerangka kebijakan yang akan dibahas dalam forum G20 tidak hanya akan berpengaruh bagi negara anggota melainkan juga negara lain.

“Jadi ini akan diterjemahkan dalam agenda finance track di mana kita akan memproyeksikan masalah atau lingkungan pada tahun 2022 yang akan sangat menantang,” ujar Menkeu dalam Konferensi Pers “Welcoming Indonesia’s G20 Presidency in 2022” yang dilaksanakan secara daring, Jumat 26 November 2021.

Dalam keterangan kepada media, Sri Mulyani menjelaskan enam agenda prioritas yang diangkat dalam agenda jalur keuangan Presidensi G20 Indonesia. Pertama, exit strategi untuk mendukung pemulihan. Indonesia menyadari semua negara tidak terkecuali melakukan kebijakan yang luar biasa untuk menyelamatkan perekonomian, menyelamatkan masyarakat dari pandemik, dan melakukan kontra siklus (countercyclical) baik pada fiskal, moneter, dan regulasi keuangan.

“Pertanyaannya, berapa lama kebijakan countercyclical ini harus dipertahankan, bagaimana kita akan keluar, dan bagaimana kita akan merancang yang aman, lancar, dan adil untuk pemulihan ekonomi global,” ujar Menkeu.

Kedua, mengatasi dampak pandemik untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan. Dalam area ini akan membahas lebih lanjut mengenai dampak COVID-19 yang mempengaruhi sektor rill termasuk tenaga kerja dan juga sisi keuangan untuk pulih bersama dan menjadi kuat.

Ketiga, sistem pembayaran di era digital yang ditangani oleh Bank Indonesia. Keempat, keuangan berkelanjutan di mana forum diskusi akan fokus pada tujuan keberlanjutan dan pembiayaan perubahan iklim yang kredibel dan menciptakan keadilan bagi semua negara.

Kelima, inklusi keuangan. Menkeu mengungkapkan, agenda ini akan mengeluarkan inklusi keuangan terutama terkait peran teknologi digital dan peluang untuk meningkatkan akses bagi UMKM dalam hal pembiayaan dan pemasaran.

“Terakhir, agenda prioritas finance track adalah perpajakan internasional. Bagaimana kita akan membahas paket pajak internasional dan menciptakan kepastian rezim pajak, transparansi, dan pembangunan,” kata Menkeu.

Dari semua agenda, yang dampaknya besar dan jika sukses dilakukan bakal menciptakan efek pengali (multiplier) yang besar adalah UMKM dan Digitalisasi.

Digitalisasi UMKM, Salah Satu Jantung Presidensi G20 IndonesiaPresiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Baca Juga: Lengkap! Indonesia 2021 dan Prospek 2022 dari Kacamata Bank Indonesia

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugianto saat peluncurkan Bogor Hitz mengatakan, “Kita ingin yang masuk ke platform Bogor Hitz bukan sekadar masuk pasar online. Tapi punya kemungkinan untuk disuntik modalnya, dibina agar berdaya, dibukakan pasarnya, bukan hanya regional tapi juga ekspor.”

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki yang hadir secara daring mengapresasi upaya digitalisasi UMKM yang dilakukan Bogor Hitz. Pandemik menunjukkan potensi UMKM jika bisa memanfaatkan akses digital.

“Pada 2020 pendapatan ekonomi digital Indonesia sekitar US$44 juta atau setara dengan Rp640 triliun. Nilai ekonomi Indonesia pada 2025 itu berpotensi mencapai US$124 juta atau setara dengan Rp1.700 triliun. Ini potensi yang besar. Jangan sampai digital ekonomi kita malah dinikmati oleh produk-produk luar,” kata Teten. Tahun 2020 juga, ada 14 ribu UMKM yang ekspor, namun kontribusinya masih kecil ke ekonomi.

Saat pandemik belum berakhir, kegiatan besar berskala internasional semacam perhelatan G20, di mana Indonesia menjadi tuan rumah dan memimpin presidensi, tentu bakal memicu pertanyaan, “Apa sih manfaatnya bagi Indonesia?” Salah satu dari enam agenda jalur keuangan ini bisa jadi jantung sukses Presidensi Indonesia di G20.

Baca Juga: Fakta-Fakta KTT G20, Lahir karena Krisis Keuangan Global

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya