Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Georgia

Hubungan diplomatik Indonesia-Georgia dimulai sejak 1993

Oleh Duta Besar Georgia, Yang Mulia Tuan Irakli Asashvili
 
Pada 26 Mei Georgia merayakan Hari Nasionalnya, yang menandai hari deklarasi kemerdekaan pada tahun 1918 dan pembentukan republik demokratis pertama. Hari ini sangat istimewa dalam sejarah Georgia, karena berarti momen menentukan bagi status kenegaraan modern Georgia dalam sejarahnya selama tiga ribu tahun.

Sayangnya, setelah tiga tahun merdeka, pada tahun 1921, Georgia dianeksasi oleh Tentara Merah Soviet selama 70 tahun berikutnya sampai Georgia meraih kembali kemerdekaannya pada tahun 1991 dan memulai perjalanan baru transformasi demokrasi dan ekonomi.

Saya dengan senang hati menyoroti bahwa Indonesia dan Georgia menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1993, sesaat setelah Georgia meraih kembali kemerdekaannya dan sejak itu dua negara telah menikmati persahabatan dan kemitraan yang berkelanjutan. Pendirian Kedutaan Besar Georgia di Jakarta pada tahun 2012 memainkan peran penting dalam meningkatkan hubungan ini. Sedangkan misi Georgia ke Indonesia merupakan perwakilan diplomatik pertama Georgia di kawasan ASEAN.

Kemitraan antara Indonesia dan Georgia terus menjadi semakin kuat di berbagai arah, termasuk urusan politik, ekonomi, budaya, dan hubungan antar-warga. Di tahun-tahun mendatang, kami berharap dapat menyaksikan berbagai pencapaian baru, terutama dalam periode pascapandemik COVID-19.
 
Pada hari yang istimewa, saya ingin menguraikan beberapa fakta penting tentang Georgia. Salah satu kisah sukses yang paling luar biasa adalah reformasi kelembagaan dan ekonomi yang revolusioner, yang dengan cepat mengubah negara menjadi negara yang sukses dan berkembang pesat.

Menurut laporan Doing Business 2020 Bank Dunia, Georgia berada di peringkat ke-7 dari 190 negara, dalam hal kemudahan berbisnis. Birokrasi yang efisien, tingkat korupsi yang rendah, perjanjian perdagangan bebas dengan ekonomi utama (termasuk negara-negara Uni Eropa, Cina, Turki dan PNM) dan manfaat pajak yang dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan di Zona Ekonomi Bebas menjadikan Georgia sebagai tujuan yang menguntungkan untuk berinvestasi.

Sementara itu, angka kriminalitas yang rendah, tenaga kerja terampil, dan infrastruktur yang berkembang dengan baik menjadi pendorong lebih lanjut bagi para investor. Georgia juga tertarik untuk memulai pembicaraan tentang perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia, yang selanjutnya akan meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara.

Selain iklim bisnis yang menarik, pariwisata saat ini berkembang pesat di Georgia dengan pertumbuhan rata-rata 10 persen selama 15 tahun terakhir. Hal ini dikaitkan dengan kondisi alam negara dengan lebih dari sembilan zona iklim, resor musim panas dan musim dingin yang berkembang, situs sejarah kuno, budaya anggur tertua, dan masakan lezat.

Sebelum pandemik COVID-19, pada 2019, Georgia menampung lebih dari sembilan juta wisatawan internasional, yang sejauh ini belum pernah terjadi sebelumnya. Saya sangat senang bahwa semakin banyak turis dan pebisnis Indonesia yang tertarik untuk mengunjungi Georgia setiap tahun dan saya berharap tren ini akan terus berlanjut bahkan meningkat di masa pasca pandemi.

Sasaran kebijakan luar negeri utama Georgia adalah integrasi penuh ke dalam struktur Eropa dan Euro-Atlantik. Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa, termasuk kawasan perdagangan bebas yang mendalam dan komprehensif, dan kesepakatan tentang perjalanan bebas visa, membuat Georgia semakin lebih dekat dengan Uni Eropa.

Georgia juga membuat langkah penting menuju NATO untuk menjadi anggota penuh dalam waktu dekat, yang kami lihat sebagai aspek dasar dari keamanan kami dan perkembangan ekonomi lebih lanjut.

Selain itu, Georgia sangat mementingkan peningkatan hubungan dengan Kawasan Asia Tenggara, yang saat ini menjadi salah satu tujuan utama kebijakan luar negeri Georgia. Kemitraan dan persahabatan Georgia yang terus berkembang dengan Indonesia adalah ilustrasi sempurna dari tujuan ini.

Baca Juga: Ribuan Warga Georgia Protes Atas Penahanan Pemimpin Oposisi

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya