Melihat Sosok Nurhadi-Aldo, Calon Fiktif Pilpres Hasil "Kejenuhan"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini tengah ramai dengan munculnya pasangan "capres-cawapres" baru, dunia sosial media pun langsung merespon dengan riuh kedatangannya, ya mereka adalah pasangan Nurhadi-Aldo. Siapa mereka?
Usut punya usut mereka adalah "capres dan cawapres" untuk menandingi duet Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi dalam pertarungan pilpres (pemilu presiden) pada April mendatang.
1. Refleksi dari panasnya persaingan pemilu
Jangan terlalu pusing ketika melihat konten yang ada pada sosial media Nurhadi-Aldo, karena memang hanya berisi untuk lelucon belaka. Fenomena ini dimungkinkan terjadi karena hawa panas menjelang pilpres pada April mendatang, Nurhadi-Aldo diyakini hadir sebagai intermezzo di tengah hawa panas ini.
2. Pasangan capres dan cawapres 'baru' ini hadir dengan sarat akan lelucon
Karena tujuannya yang sebagai intermezzo, maka konten-kontennya pun berisi lelucon belaka. Bahwa disebutkan pula Pancasila mencapai sila ketujuh, selain itu ingin mengubah alih fungsi lahan reklamasi menjadi areal persawahan.
Baca Juga: Capres-Cawapres Diminta Tes Baca Alquran, Begini Reaksi Kubu Jokowi
Editor’s picks
3. Nurhadi-Aldo memiliki fanpage resmi untuk menjabarkan program kerja mereka
Untuk mendukung kegiatan kampanye, Nurhadi-Aldo pun tak menyia-nyiakan kemajuan teknologi dengan aktif bersosialisasi di beberapa sosial medianya seperti Facebook, Instagram hingga Twitter.
Penjabaran program kerja pun lengkap diunggah di masing-masing sosial media supaya netizen tahu, selain program kerja banyak juga quotes ala Nurhadi-Aldo yang tentunya menambah unsur lelucon pada pasangan fiktif ini.
4. Mengapa ada kata "kejenuhan"?
Penulis sendiri menambahkan kata "kejenuhan" sebagai respon dari kondisi politik nasional yang semakin panas akhir-akhir ini, implementasi kampanye damai pun rasanya belum terlalu memberikan efek yang berarti bagi kita semua.
Melalui tangan-tangan kreatif maka muncul lah pasangan fiktif Nurhadi-Aldo sebagai poros ketiga dalam kontestasi politik nasional, tidak lain dan tidak bukan hanya bertujuan untuk menjadi "penengah" di antara dua poros lainnya yang selama ini selalu panas.
Baca Juga: Selain Tambah Utang, Sandiaga Sebut Infrastruktur Tak Tepat Sasaran
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.