[OPINI] Penyalahgunaan Kalimat 'Menjadi Diri Sendiri'

Hah? Apa salah menjadi diri sendiri?

Tidak sedikit dari remaja yang sedang dalam proses mencari jati diri mereka yang sebenarnya, kesulitan untuk menjadi diri mereka sendiri.  Ditambah lagi banyaknya tuntutan dari berbagai aspek dan pihak seringkali menurunkan kepercayaan diri para remaja. Hal tersebut membuat mereka lupa untuk mencari jati diri mereka dan malah berusaha untuk mengepaskan diri dalam standart dunia. 

Standart dunia sering berkata, "Kamu lebih cantik kalau style bajumu lebih terbuka" . Namun saat kita mengikuti perkataan itu, mereka akan berkata "Jangan cari perhatian deh!" . Selain style, mereka juga akan mengkritik soal tubuh kita.

"Kamu terlalu gemuk! Olahraga dong!"

"Kok kurus banget? Jarang makan ya?"

Nyatanya, kita tidak akan pernah bisa memenuhi standart dunia karena dunia tidak akan menerima kesalahan kita. Walaupun kita telah melakukan 1000 macam kebaikan, namun satu saja kesalahan yang kita buat, maka dunia akan punya 1001 alasan untuk melupakan kebaikan kita. Jadi daripada memenuhi standart mereka, lebih baik kita menjadi diri kita sendiri.

Sebenarnya, kita tidak perlu penerimaan dunia saat kita bisa menerima diri kita sendiri. Terima saja fakta kalau kita tidak sempurna, fakta kalau kita punya kelemahan, dan fakta kalau kita hanyalah manusia biasa dan fakta kalau kesempurnaan hanya milik Tuhan.

Namun juga banyak dari kita yang salah mengerti dan menggunakan "Menjadi Diri Sendiri" sebagai sebuah alasan untuk berada dalam zona nyaman kita dan merugikan diri kita sendiri. Lebih parahnya lagi, ada orang-orang yang menepis sebuah teguran dengan alasan "Aku mau menjadi diri sendiri." Misalnya,

"Eh bercandamu tadi agak keterlaluan lho, jangan sering-sering bercanda kasar lagi ya." Tegur salah satu teman nongkrong kita.

"Kalau nggak suka sama cara bercandaku yang ga usah didengerin, ya itu caraku bercanda."

Ckckckck. Apa ada nih dari kalian yang seperti itu?

Menjadi diri sendiri itu bukan berarti membuat kita berhenti bertumbuh secara karakter, dan bukan berarti semua yang buruk dalam diri kita tidak bisa diperbaiki. Kalau memang ada kebiasaan kita yang merugikan orang lain, tentu saja kita harus perbaiki. Punyailah respon hati yang benar yang terbuka dengan kritik dan teguran dari orang lain, terutama jika mereka adalah orang terdekat kita.

Namun juga penting bagi kita untuk tidak menerima semua kritik dan teguran menggunakan perasaan kita. Dikritik sedikit merasa tidak berguna, ditegur sedikit langsung merasa orang yang menegur tidak peduli dengan kita. Justru sebaliknya, orang yang mengkritik dan menegur adalah orang-orang yang menginginkan agar kita semakin maju dan menjadi lebih baik dalam bidang kita. Apalagi kalau orang-orang itu adalah orang terdekat kita, mereka pasti akan menimbang-nimbang dalam menegur kita karena bisa saja kita punya respon hati yang salah dan tidak mau berteman lagi dengan mereka lagi. Namun kalau mereka sudah menegur kita, pasti ada yang salah.

Maklumilah kalau ada orang yang menegur kita sedikit keras atau mungkin menyakitkan hati. Karena semua orang punya latar belakang dan karakter mereka sendiri, ada yang kaku, malu-malu, tegas, dan beragam karakter lainnya. Mereka juga bukan manusia yang sempurna, mereka juga masih dalam proses belajar.

Jadi, menjadi diri sendiri bukanlah suatu hal yang salah, tapi salah kalau kita menggunakannya sebagai alasan untuk tidak mau diajar dan belajar. Terakhir, perbaikilah diri sendiri bukan untuk orang lain, melainkan untuk kebaikan diri kita. Terima saja kalau memang kita lemah dalam hal tertentu, tapi bukan berarti kita berhenti mengembangkannya.

Aurel Valencia Photo Writer Aurel Valencia

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya