[OPINI] Feminisme: Mencari Keadilan atau Balas Dendam?

Seperti apa feminisme itu?

Pria dan wanita diciptakan untuk saling membantu dan melengkapi. Semua pasti setuju dengan pernyataan ini. Namun entah sejak kapan wanita kemudian mendapatkan stigma lemah dan dikuasai pria, sehingga lahirlah gerakan feminisme.

Saat ini, gerakan feminisme dapat dikatakan sebagai tren bagi para wanita. Bila ada yang mengaku sebagai pejuang feminisme, maka dia akan dianggap sebagai orang dengan pemikiran maju dan cerdas.

Secara umum dan sepantasnya, feminisme adalah gerakan untuk membela kesetaraan hak antara wanita dan pria. Dengan kata lain, feminisme menginginkan wanita dan pria diperlakukan secara adil baik dalam bidang sosial maupun profesional. Namun, entah siapa yang memulai, makin lama arti feminisme mulai melebar, bahkan dapat dikatakan berbelok dari seharusnya.

Orang-orang yang mengaku pejuang feminis, saat ini lebih concern untuk menuntut kesetaraan pada hal-hal yang justru mengurangi nilai feminisme. Mereka lebih senang menunjukkan pembebasan batasan sosial semacam tuntutan bahwa wanita berhak bertelanjang dada sama seperti pria, ketimbang menyuarakan variasi standar kecantikan bagi seorang wanita.

Ionisnya, di saat bersamaan mereka mengutuk pria atas tindakan pelecehan seksual dan generalisasi terhadap wanita. Mereka lupa bahwa justru batasan-batasan itulah yang menunjukan identitas kemuliaan seorang wanita, dan menjauhkannya dari pemicu ketertindasan, mereka juga lupa bahwa bukan hanya pria yang menstigma wanita, tapi juga label-label yang sebenarnya diciptakan diantara para wanita.

Tujuan feminisme yang pada hakikatnya untuk mendapatkan keadilan dianggap tidak cukup, lalu muncul pendapat bahwa wanita lebih hebat, lebih capable, dan lebih mandiri dibanding pria, kemampuan multi tasking wanita akhirnya menjadi pembenarannya.

Tapi ketika wanita dan pria diadu dengan cara yang sama, berbagai protes keluar, tuntutan terhadap hak perlindungan pun muncul. Pada akhirnya bukankah sikap ini yang menambah stigma wanita?

Feminisme seharusnya tidak mempersoalkan hal-hal remeh semacam wanita bisa seperti atau melampaui pria. Karena pada kodratnya, memang wanita tidak dituntut untuk itu. Feminisme lebih jauh mempersoalkan kelayakan bagi wanita yang memang seharusnya diterima sebagai seorang wanita.

Feminisme seharusnya mencari jalan keluar bagi wanita yang tertindas oleh mindset-mindset kuno bahwa wanita hanya sebagai makhluk kelas dua yang tidak masuk dalam daftar prioritas utama. Bukan malah mencari pembenaran untuk meremehkan pria. Ingat, keberadaan pejuang feminisme sejati adalah untuk menghapus ketidak adilan, bukan justru membalikan posisi dalam ketidak adilan yang sama.

Maka bila saat ini ada yang menyatakan diri sebagai pejuang feminisme namun lebih fokus mendiskreditkan pria, coba cek kembali makna feminisme yang dianutnya, apakah untuk mencari keadilan bagi wanita, atau untuk membalas dendam pada pria.

Ayu Arios Photo Writer Ayu Arios

Let the words change the world

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya