[OPINI] Menyadari Perkembangan Kultural Imperialisme di Sekitar Kita

Faktanya, kita pun masih terjajah secara implisit

Mari mengenal lebih dekat tentang Kultural Imperialisme di sekitar kita, apakah masih terdengar asing ditelinga anda tentang kata-kata tersebut?

Dilansir oleh britannica.com dalam Encyclopedia Britannica, Cultural Imperialism (Kultural Imperialisme) merupakan cara suatu pihak yang memiliki kekuatan politis dan ekonominya lebih dominan di suatu wilayah atau regional dalam 'memasukkan' budaya maupun gaya hidup mereka ke dalam kehidupan komunitas yang lebih tidak dominan.

Lebih singkatnya, kultural imperialisme berarti bagaimana suatu budaya asing ataupun produk asing masuk ke dalam kehidupan keseharian kita secara implisit sehingga kita tidak menyadari bahwasanya kita telah mengadopsi budaya maupun gaya hidup tersebut.

Lalu, bagaimana indikator kita dapat menyadari perkembangan kultural imperialisme yang sedang merebak di sekitar kita?

Mari kita lihat beberapa realita yang sedang terjadi di sekitar kita agar kita lebih menyadari bahwasanya kita sedang 'terjajah' oleh bangsa asing melalui produk dan gaya hidup mereka.

1. Setiap kali ada midnight sale atau limited edition product, kita masih tergila-gila untuk turut serta dalam mendapatkannya

[OPINI] Menyadari Perkembangan Kultural Imperialisme di Sekitar Kitadxxxo.wordpress.com

Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap diri kita pasti menginginkan memiliki sesuatu yang orang lain miliki juga, apalagi kalau produknya sedang viral-viral nya di lingkup pertemanan kita. Pasti kita merasa tidak mau ketinggalan dong, nanti bisa-bisa di cap out of date sama teman-teman kita.

Lalu, bagaimana cara agar kita dapat meminimalisir pengaruh kultural imperialisme di sekitar kita? Caranya mudah, mari kita mulai dengan memprioritaskan mana yang harus kita miliki terlebih dahulu.

Oleh karena itu, dibanding merogoh kocek kita hanya untuk produk dengan harga fantastis di acara midnight sale atau penjualan produk limited edition, lebih baik kita mengikuti dan mendukung program pemerintah yaitu "Yuk Nabung Saham" yang dijamin akan membuat pundi-pundi kekayaan kita akan semakin bertambah.

Baca Juga: [OPINI] Green Book: Drama Sosial Era Rasialisme Amerika

2. Masih sering memandang produk asing lebih bergengsi dibanding produk dalam negeri

[OPINI] Menyadari Perkembangan Kultural Imperialisme di Sekitar Kitascmp.com

Mari kita ubah konsepsi bahwa produk asing lebih berkualitas dan bergengsi menjadi bangga menggunakan produk dalam negeri. Karena faktanya, produk dalam negeri memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan produk asing. Oleh karena itu, sekarang merupakan saatnya kita membuat produk dalam negeri prestige dengan bangga menggunakannya.

Fun Fact : Tidak sedikit produk-produk-produk ternama asing yang diproduksi di Indonesia, seperti Nike dan Adidas sekalipun memproduksi produknya pada pabrik yang terdapat di Indonesia sekaligus menggunakan bahan-bahan kualitas Indonesia.

3. Mengonsumsi segala produk asing seakan-akan sudah menjadi gaya hidup baru

[OPINI] Menyadari Perkembangan Kultural Imperialisme di Sekitar Kitainstagram.com/picnic453/

Secara tidak sadar, kita telah masuk dan terpengaruh oleh gaya hidup baru yang dibawa oleh kaum kultural imperialisme. Keseharian kita mengonsumsi produk mereka secara tidak langsung membuat gaya hidup kita pun berubah.

Marilah kita mulai hentikan mengonsumsi produk-produk asing, agar kita dapat terbebas dari jeratan kultural imperialisme modern yang sedang merebak di sekitar kita. Kita harus mawas diri dan selalu sadar akan apa yang kita lakukan sebenarnya bukan hanya merugikan diri kita tetapi juga bangsa kita bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Ayo, mulai sekarang kita kembali untuk menggunakan segala produk buatan dalam negeri sendiri!

Baca Juga: [OPINI] Film Captain Marvel & Stereotip Klise Tentang Superhero Wanita

Fauzan Harish Syaevian Photo Writer Fauzan Harish Syaevian

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya