[OPINI] Peran Perempuan Wirausaha Terhadap Kehidupan Sosial

Perempuan adalah agen perubahan yang kuat  

Perempuan adalah agen perubahan yang kuat, dan manfaat luas dari keragaman dan kesetaraan gender, dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan perempuan semakin diakui semua bidang. Perempuan kini telah bangkit. Di Indonesia, perempuan memiliki sekitar 23 persen usaha kecil dan menengah, dan proporsi pertumbuhan bisnis yang dimiliki oleh perempuan secara signifikan lebih cepat daripada yang dimiliki oleh laki-laki (Asia Foundation, 2013). UMKM akan menjadi elemen penting dalam pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan, mengingat peran mereka yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2013 UMKM mewakili 99 persen dari total jumlah perusahaan di Indonesia dengan perkiraan total lebih dari 57 juta perusahaan. Usaha mikro dan kecil (UKM) saja dapat menyumbang 43 persen dari GNP (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2013). 

Peran penting perempuan wirausahawan juga semakin diakui di Indonesia. Lebih dari setengah UMKM di Indonesia diperkirakan dimiliki oleh perempuan (Asia Foundation, 2013). Pada saat yang sama, tingkat kepemilikan bisnis oleh perempuan juga meningkat lebih cepat daripada laki-laki, karena kebijakan dan budaya mulai memihak perempuan yang memasuki dunia bisnis. Pada tahun 2011, Kementerian Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak memperkirakan ada sebanyak 55.206.444 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tanah air yang dimiliki oleh perempuan, yang mewakili hampir seperempat dari angkatan kerja aktif (Melissa et al, 2015). 

Menjadi seorang perempuan wirausaha yang berorientasi akan pertumbuhan bisa sangat efektif dan dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan, baik bagi perekonomian maupun sosial. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama menjadi seorang perempuan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan dalam mengatasi kendala yang dihadapi: 

  • Dampak Ekonomi

Menjadi seorang perempuan wirausaha memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan ekonomi dan mengembangkan pasar tenaga kerja yang sangat besar. Perusahaan yang dimiliki perempuan lebih bertahan dan lebih menghasilkan banyak pekerjaan. Selain itu, perusahaan yang dimiliki perempuan juga berdampak terhadap peningkatan GDP Indonesia dan penyerapan tenaga kerja. 

  • Pekerja Perempuan

Data global dari World Bank menunjukan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh perempuan cenderung mempekerjakan lebih banyak pekerja perempuan. UKM milik perempuan di Indonesia memiliki 45 persen karyawan perempuan, sedangkan perusahaan milik laki-laki hanya memiliki 27 persen karyawan perempuan, dan perusahaan milik perempuan 16 persen lebih mungkin untuk mempekerjakan pekerja perempuan (Asia Foundation, 2013). 

  • Pemberdayaan Perempuan

Menurut Dunning dalam Rogers (2018) pemberdayaan memungkinkan perempuan mengembangkan diri untuk menemukan solusi atas berbagai masalah yang mereka hadapi, dan mampu mengubah kehidupan sendirim keluarga dan masyarakat. Saat perempuan wirausaha tumbuh dan menunjukan tingkat keberhasilan yang meningkat, kemungkinan besar mereka akan menginspirasi dan menjadi panutan bagi generasi berikutnya.

Contoh kegiatan pemberdayaan perempuan yaitu usaha sosial 'I Want to Smell the Perfume' yang merupakan usaha sosial yang didirikan oleh perempuan pengusaha sosial Wilma Davidas, warga Swedia yang tinggal di Indonesia. Usaha sosial membantu kelompok perempuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan. Perempuan yang bergabung dalam kegiatan usaha sosial ini diharapkan dapat memiliki akses terhadap ekonomi formal karena telah diberi pelatihan untuk bisa menjadi seorang wirausaha namun tetao memiliki waktu bersama keluarganya. Bentuk pendidikan yang diberikan usaha sosial ini berupa pelatihan keterampilan, kemampuan mengenal diri sendiri, hingga kesadaran dan pemahaman. Setalah mendapat pelatihan keterampilan, kelompok perempuan yang bergabung akan bekerja membuat produk yang dapat menghasilkan tambahan penghasilan, dalam kegiatan ini para perempuan juga diperkenankan mengajak anaknya ketika bekerja.

'I Want to Smell The Perfume' bertujuan untuk mendukung perempuan, terutama yang berada dalam garis bawah kemiskinan, sehingga memiliki akses terhadap pendapatan. Visi dari usaha sosial ini bukan untuk mengintervensi masalah kemiskinan secara langsung, namun untuk meringankan beban sehari-hari, dengan misi yaitu:

  1. Untuk mendorong kemampuan perempuan dalam bidang manufaktur dan layanan informasi (yes, I can);
  2. Untuk memberdayakan keingintahuan dan belajar (yes, I’m);
  3. Untuk mengajarkan tanggung jawab dan tantangan pekerjaan (yes, I want);
  4. Untuk menciptakan dukungan dan menumbuhkan kepercayaan (yes, we are).

Konsep kegiatan dalam proyek “I Want to Smell The Perfume” yaitu menciptakan pekerjaan untuk kelompok perempuan di wilayah terpilih untuk memproduksi hasil karya yang dapat ditelusuri asalnya. Produk yang telah dibuat akan diberikan logo untuk mengetahui bagaimana latar belakang dan siapa yang membuatnya. Konsep ini disebut dengan “I see you” solution-visible registration, yang artinya profil pembuat hasil karya akan ditampilkan secara formal dalam produk yang dibuatnya. Pembeli produk akan mengetahui informasi mengenai perempuan yang membuatnya sehingga pembeli diharapkan dapat memahami kehidupan keluarga pembuat produk tersebut.

Baca Juga: [OPINI] Menstruasi Bukan Hal yang Perlu Kita Sembunyikan

Febrinda Annisa Munandar Photo Writer Febrinda Annisa Munandar

Mahasiswa Magister Sains Agribisnis IPB

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya