Jangan Lagi jadi Pengecut yang Tak Melakukan Apa-apa, Nasib Masa Depan Ada di Tanganmu

Menyerah pada keadaan tak menyelesaikan apapun!

Artikel WorthyStory IDNtimes.com


 

18 April 2016 aku masih terpaku pada kebisingan yang nyaris membakar semua sisa-sisa semangatku, kini ku masih terduduk diam di sudut perpustakaan, sesekali kubaca buku-buku sastra, politik, filsafat yang sengaja aku tumpukkan di atas meja. Lampu-lampu panjang menghiasi atap perpustakaan, kipas angin berputar searah jarum jam. Eh…. sialan sudah jam 3 sore, sungguh tak terasa aku terlelap dengan beberapa buku yang yang nyaris tak banyak terserap otakku.

Kuberjalan dengan tatapan kosong melewati taman perpustakaan dengan beberapa pemandangan yang biasanya kusaksikan, kulihat sekumpulan perempuan yang sibuk berselfie sambil tertawa lantang, sesekali berteriak dengan beberapa kata-kata kotor, kuabaikan saja.

Lalu kukembali berjalan melihat sekelompok lelaki dengan gaya modis berjalan santai sambil melempar sampah sembarangan dan berbincang dengan beberapa temannya. Kulihat kebelakang 2 meter dari lelaki itu berdiri terdapat tong sampah.

Jangan Lagi jadi Pengecut yang Tak Melakukan Apa-apa, Nasib Masa Depan Ada di Tanganmuhalloapakabar.com

Sekarang aku sudah berdiri di antara setumpuk polusi yang setiap harinya menjadi makan siangku, di lorong-lorong kecil ini kutelusuri jalan dengan tertunduk. Sesampainya di pinggir pasar aku berusaha menyeberang dengan setumpuk kendaraan roda dua, roda empat dan becak yang saling menyelip di antara kebisingan klakson angkutan umum yang sibuk memanggil-manggil penumpang.

Tak lupa juga para mahasiswa yang sibuk melawan arus demi kenyamanan dan efisiensi waktu, belum lagi para pedagang rujak, pecal, dan lainnya yang juga sibuk berjualan ditempat parkir sepeda motor. Beberapa orang sibuk berkerumun membeli makanan sehingga menghalangi laju sepeda motor.

Sesampainya di seberang aku berhenti menunggu angkot dengan keringat yang nyaris membasahi seluruh badanku, aku berpindah tempat dan berteduh di satu-satunya pohon yang masih bertahan dipinggir pasar, sekitarnya dipenuhi sampah plastik yang seolah menjadi hiasan pohon ini.

Jangan Lagi jadi Pengecut yang Tak Melakukan Apa-apa, Nasib Masa Depan Ada di Tanganmuvirallio.com

Akhirnya muncul juga angkutan yang kutunggu sekian lama, aku masuk dan duduk berhempitan dengan seorang anak lelaki berusia sekitar 8 tahun bersandar kantuk di tangan ibunya. Tepat disamping ibunya seorang lelaki muda sibuk dengan smartphone-nya sambil menghisap rokok dan menghembuskannya searah arus angin sehingga asapnya memenuhi wajah anak kecil itu.

Kuhitung dalam hati berapa batang yang dia habiskan dalam waktu setengah jam? sudah 3 batang rokok sebelum dia turun dari angkot, kulihat kembali anak itu yang sudah tertidur nyenyak ditangan ibunya yang sedang sibuk menelfon.

Angkot berhenti dilampu merah, beberapa anak-anak kecil yang masih berpakaian SD mengerumuni angkot yang ku naiki. ada yang mengamen, menjual keripik, atau berdagang asongan. Si pengamen cilik selesai menyanyi lalu menyodorkan botol plastik kecil, beberapa detik dia terdiam menunggu namun tak ada tanggapan, kuperhatikan ekspresi wajahnya yang mulai berubah. Lampu sudah hijau dan angkot perlahan berjalan, dari kejauhan sipengamen cilik berteriak memaki.

Beberapa menit kemudian si anak kecil dan ibunya turun dari angkot dan membayar ongkos, namun sisupir berteriak “lho? Buk tunggu dulu, kok segini? Kurang ini, ini cuman hitung ongkos ibuk aja, ongkos anak ibuk mana?” dengan wajah acuh tak acuh si Ibu menjawab “udah pas lah itu bang! anakku ‘kan kecil”. Katanya sambil meninggalkan si tukang angkot yang masih mengeluh mengomel.

Jangan Lagi jadi Pengecut yang Tak Melakukan Apa-apa, Nasib Masa Depan Ada di Tanganmudeviantart.com

Angkot sudah sampai di Gang Rumahku, aku turun sambil memperhatikan keadaan, berharap dilorong itu tak ada orang mabuk atau penjahat kelamin yang sering mondar-mandir.

Aku berlari kencang dengan nafas terengah-engah, sesampainya di rumah aku beristirahat sejenak lalu mengambil secarik kertas dan mulai menulis. Surat untukku 5 tahun lagi “semoga kau tak lupa hari ini yang masih sama seperti biasanya, kau masih menjadi manusia pengecut yang tak mampu berbuat apa-apa.

Kuharap 5 tahun lagi tak sia-sia semua waktu yang telah kau habiskan untuk membaca, kuharap kau berani berbicara dan bertindak pada ketidakadilan, dapat memperbaiki hidup anak-anak jalanan, atau mengubah gadis-gadis yang doyan selfie menjadi doyan diskusi, atau berani mengadu pada polisi tentang para penjahat yang sering mengintaimu.

Ingat! Menyerah pada keadaan tak menyelesaikan apapun, karena kejahatan hanya memerlukan orang baik yang tak melakukan apa-apa. Inilah gambaran waktuku.

 

#WorthyStory

Topik:

Berita Terkini Lainnya