2 Kisah Sejarah Anak Tega Bunuh Ayah Demi Kekuasaan di Indonesia

Kekuasaan bikin anak buta mata

Godaan di dunia ini adalah harta, tahta dan wanita. Sehingga tidak jarang karena ketiga hal tersebut membuat manusia buta mata. Tidak jarang karena rebutan wanita banyak persahabatan menjadi hancur. Banyak karena tahta sesama anak buah saling bermusuhan dan menjatuhkan.

Karena harta pula banyak persaudaraan hancur karena masalah rebutan warisan. Semakin menjadi sangat miris ketika demi kekuasaan, seorang anak tega membunuh ayahnya sendiri. Ternyata hal ini pernah terjadi di negeri kita sendiri! Tidak percaya ? Silakan baca kisahnya di bawah ini!

Kisah Amangkurat II

Hubungan antara Amangkurat I yang merupakan raja dari Kerajaan Mataram dengan anaknya Amangkurat II tidak harmonis. Satu penyebabnya karena masalah wanita bernama Roro Honyi. Saat itu Amangkurat I mengasingkan Rara Oyi dengan tujuan saat dewasa akan dinikahinya.

Namun sebelum waktunya, gadis itu dinikahi oleh anaknya si Amangkurat II. Hal ini membuat murka. Maka dengan kekuasaannya, Amangkurat I memerintahkan Amangkurat II untuk membunuh si Rara Oyi. Kalau tidak mau, dia sendiri yang akan membunuhnya. Akhirnya dengan berat hati Amangkurat II membunuh istrinya sendiri.

Pada tahun 1677, terjadi pemberontakan Trunjana dalam pemberontakan ini berhasil menghancurkan Kerajaan Mataram. Hal ini membuat Amangkurat I melarikan diri ke Batavia untuk meminta bantuan kepada penjajah Belanda. Dalam perjalanan, Amangkurat I mengalami sakit berat akibat memikirkan situasi kerajaanya.

Akhirnya Amangkurat II memberikan ayahnya air kelapa namun diberi racun. Dalam keadaan sekarat, Amangkurat I memberi kutukan bahwa kelak tidak ada keturunan dari Amangkurat II yang menjadi raja. Walau ada, itu hanya sebentar saja. Kutukan itu lalu terjadi.

Karena setelah wafat, anak dari Amangkurat II yang bergelar Amangkurat III terpaksa turun tahta sebagai raja di Kerajaan Mataram karena kekuasaannya didongkel oleh pamannya sendiri bernama Pangeran Puger atas bantuan penjajah Belanda.

Kisah Sultan Haji

Dikisahkan Sultan Ageng Tirtyasa adalah penguasa terhebat di Kerajaan Banten. Beliau menunjuk anaknya bernama Pangeran Purbaya untuk menggantikan dirinya. Hal ini membuat Pangeran Haji yang juga merupakan anak dari Sultan Ageng Tirtayasa tidak suka. Akhirnya Sultan Haji meminta bantuan penjajah Belanda untuk menghabisi Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purbaya.

Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Sultan Ageng Tirtyasa dengan pasukan penjajah Belanda yang dibantu pasukan Sultan Haji. Dalam pertempuran ini, pasukan Sultan Ageng Tirtayasa kalah. Sehingga beliau dan Pangeran Purbaya ditawan di Batavia.

Lalu Sultan Haji menjadi sultan di Kerajaan Banten dan demi menjaga kekuasaannya dia membiarkan ayahnya berada di penjara Batavia. Bahkan sampai ayahnya sakit, dia tidak menjenguk. Sultan Ageng Tirtyasa wafat di dalam penjara. Semenjak itulah Kerajaan Banten mengalami kemunduran dan kehancuran. Sumber info berasal dari Wikipedia.

Hery Jatmiko Photo Writer Hery Jatmiko

penyuka wayang ,sejarah dan hukum doakan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya