Kedudukan Bahasa Indonesia di Antara Pengguna-Pengguna Bahasa Daerah

Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah

Dewasa ini penggunaan Bahasa Indonesia semakin banyak digunakan dalam komunikasi di masyarakat umum. Tidak hanya dari mereka yang tinggal di kota-kota besar namun juga masyarakat umum dipinggiran kota maupun pedesaan.

Salah satu penyebabnya yaitu banyaknya orang-orang pinggiran kota maupun pedesaan yang memilih bekerja di luar kampung halamannya. Mereka pergi untuk bekerja di kota-kota besar, di mana penggunaanan bahasa kesehariannya adalah bahasa Indonesia.

Selain itu, penyebab lainnya ialah pemberian Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu dari orangtua kepada anak-anaknya.

Bahasa ibu merupakan bahasa yang pertamakali dikenalkan kepada anak oleh orangtuanya khususnya ibu. Bahasa ibu memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan pemerolehan bahasa anak di masa depannya.

Seorang anak yang diperkenalkan bahasa daerah untuk bahasa pertamanya, hingga ia dewasa bahkan hingga usia tuanya akan dominan dengan penggunaan bahasa daerah. Begitupula seorang anak yang diperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya, maka penggunaan bahasanya akan di dominasi dengan Bahasa Indonesia.

Namun bagaimana jadinya jika seseorang dengan Bahasa Indonesia yang sebagai bahasa ibunya tinggal diantara orang-orang pengguna bahasa daerah?

Apakah mereka akan dibedakan? Atau akankah pengguna Bahasa Indonesia ini akan terpengaruh dan pada akhirnya menggunakan bahasa daerah? Atau bahkan mungkin sebaliknya?

Jika dilihat dari sudut pandang yang luas, hal ini tidak terlihat akan menimbulkan masalah sosial karena baik Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah sama-sama merupakan alat untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Hanya saja mungkin akan terlihat beberapa kontras seperti kurangnya pemahaman seseorang terhadap bahasa daerah tersebut dan adanya kemungkinan miskomunikasi di antara keduanya.

Namun, jika kita mencoba mengamati lebih dekat lagi, ternyata hal ini dapat memicu adanya masalah sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Salah satu fenomena yang dapat dengan jelas terlihat adalah reaksi dari masyarakat pengguna bahasa daerah kepada orang pengguna Bahasa Indonesia.

Sebagian besar masyarakat pengguna bahasa daerah masih menganggap penggunaan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari itu tidak biasa. Bahkan terkadang pula beberapa orang dengan berani dan secara terus terang mengatakan kepada orang yang menggunakan Bahasa Indonesia itu bahwa penggunaan Bahasa Indonesia tidak seharusnya digunakan untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari.

Mereka masih beranggapan bahwa seseorang yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam kesehariannya itu hanya sebatas ingin terlihat keren dan berkelas. Terlebih lagi, mereka juga berasumsi bahwa seseorang yang berbicara dengan Bahasa Indonesia berarti orang tersebut tidak cinta dan dirasa tidak melestarikan bahasa daerah yang mereka miliki.

Pada kenyataannya, semua anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk seseorang yang memiliki bahasa ibu yang berupa Bahasa Indonesia sangatlah sulit untuk bisa merubah kebiasaan kebahasaan mereka. Mereka tidak bisa dengan mudah merubah apa yang telah menjadi fondasi yang sudah terbentuk sejak kecil. Hal ini membutuhkan waktu untuk bisa beradaptasi dan memahami sesuatu yang baru.

Namun, memang berbeda halnya jika seseorang tersebut bukan pemilik Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya.

Tetapi tidak tepat pula jika menghakimi seseorang hanya karena ia menggunakan bahasa selain bahasa daerahnya. Ada kemungkinan bahwa orang tersebut membutuhkan pembiasaan terhadap Bahasa Indonesia untuk keperluan akademiknya, pekerjaannya, dan/atau kepentingan lainnya yang mengharuskan ia berbahasa Indonesia yang baik.

Seperti yang kita semua ketahui bersama, Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional atau bahasa pemersatu untuk seluruh masyarakat di negara Indonesia. Karena beragamnya bahasa daerah yang ada di Indonesia, maka Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi resmi digunakan untuk menengahinya.

Pada dasarnya setiap warga masyarakat di setiap daerah di Indonesia pasti memiliki pengetahuan tentang Bahasa Indonesia meskipun itu terbatas. Sangat tidak mungkin jika seorang Warga Negara Indonesia tidak memiliki pengetahuan sama sekali terkait Bahasa Indonesia. Seperti pada ruang lingkup formal, penggunaan bahasa yang dipilih ialah Bahasa Indonesia.

Dalam bidang akademik penggunaan Bahasa Indonesia termasuk sebuah keharusan. Bahkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan pun diatur dalam Undang-Undang No. 20 Pasal 33 Tahun 2003  Sisdiknas. Di dalamnya disebutkan bahwa “Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu. Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik“. Dapat disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan penggunaan Bahasa Indonesia lebih ditekankan dari bahasa daerah.

Selain itu, hal ini diperkuat pula oleh ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,  serta Lagu Kebangsaan. Dinyatakan bahwa "Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa penting untuk kita mempelajari Bahasa Indonesia. Sebagai Warga Negara Indonesia, kita wajib mengetahui bagaimana Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta bagaimana penggunaannya.

Disisi lain, meskipun Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari, kita juga tidak boleh melupakan keberadaan bahasa daerah. Keragaman bahasa yang dimiliki oleh Negara Indonesia wajib pula untuk kita lestarikan.

Seperti pada pembahasan awal terkait seseorang yang memiliki Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya, meskipun penggunaan Bahasa Indonesia memiliki intensitas yang tinggi, ia juga wajib untuk mengetahui dan mengenal bahasa daerah tempat kelahirannya.

Kendatipun nantinya ia tidak menggunakan bahasa daerah sepenuhnya, setidaknya ia bisa memahami dan sedikit demi sedikit menggunakan bahasa tersebut.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial terkait penggunaan bahasa ini ialah sikap saling menghargai dan menghormati. Ada baiknya untuk pengguna Bahasa Indonesia bisa menghargai keberadaan bahasa daerah dengan bisa menempatkan diri kapan harus menggunakan Bahasa Indonesia secara penuh dan kapan harus menggunakannya bersamaan dengan bahasa daerah. Begitupula dengan masyarakat umum yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi agar bisa memahami bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang salah.

Dengan menanamkan pemikiran bahwa pentingnya mengutamakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan juga pentingnya melestarikan bahasa daerah dapat menjadi gambaran masa depan bangsa Indonesia untuk lebih baik lagi.

Baca Juga: [OPINI] Pentingnya Partisipasi Perempuan dalam Politik

Isma Nur Sri Hartini Photo Writer Isma Nur Sri Hartini

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya