Kendaraan Listrik dan Sumber Energi Terbarukan  

Mobil listrik? Kenapa bukan Nuklir?

Perusahan mobil sekarang sedang berlomba-lomba menjadi yang paling efisien dalam penggunaan energi, dari mobil hybrid hingga mobil listrik. Semua melakukan riset mahal demi bisa menjawab kebutuhan mendatang, yaitu sumber energi minyak yang kian hari kian menipis.

Persaingan ini menjadi persaingan yang sehat karena imbasnya tidak hanya pada pemilik/pengendara saja yang merasakan teknologi terbaru, tapi juga bermanfaat ke lingkungan sekitar, alam, dan mahluk hidup lainnya.

Tapi kenapa hanya mobil listrik yang selalu dibahas? Seperti kita telah lupa bahwa sejak tahun 1789 lewat temuan Urainum oleh seorang ahli kimia jerman, Martin Klaproth. Kita telah menemukan energi yang nyaris abadi, energi yang membuat kapal selam dapat terus menyelam dan kembali ke pangkalan hanya untuk mengambil persedian makan atau mungkin dikarenakan para yang kru sudah terlalu tua dan harus diganti, energi itu adalah nuklir.

Jika mengenang kembali sejarah, mungkin kita atau beberapa dari kita baru mengetahui bahwa pada tahun 1950-an dan 1960-an sudah ada empat konsep mobil bertenaga nuklir yang dikembangkan kala itu. Meskipun hanya konsep, namun itu menunjukan upaya kemungkinan penggunaan energi nuklir sebagai energi penganti minyak bumi.

Keempat konsep tersebut beberapa sudah berhenti karena tidak mendapat izin mengaspal, dan beberapa lainnya sengaja dirancang untuk teknologi masa depan--diharapkan di masa mendatang konsep itu akan berguna dan benar-benar sepenuhnya menjadi efisien dan aman untuk digunakan.

Melihat 2022 ini, dunia masih berfokus pada mobil listrik. Mungkin terlalu dini untuk mengatakan masa sekarang adalah masa depan, karena sampai sekarang pun tidak ada lagi wacana pengembangan energi listrik untuk menjadi energi pengganti terutama dalam kendaraan.

Jika membicarakan efek buruknya seperti kebocoran reaktor dan pengaruh pada lingkungan, kita tidak akan mencapai apa pun dan mungkin saat ini kita masih percaya bahwa bumi adalah pusat tata surya atau setidaknya ekpedisi luar angkasa tidak pernah terjadi.

Seharusnya tidak ada ketidakmungkinan untuk apa pun. Energi telah ditemukan, kini PR-nya adalah bagaimana kita mengembangkannya agar lebih ramah lingkungan dan meminimalisasi dampaknya.

Mengandaikan teknologi berbahan nuklir, mungkin jika reaktor dikembangkan kita dapat menciptan ukuran lebih kecil atau dalam bentuk temuan lain selain reaktor. Andaikan itu menjadi sekecil baterai jam, maka mungkin itu akan menjadi baterai kecil untuk sebuah mobil dan dapat dijalankan selama 3 generasi. Jika satu generasi sekarang rata-rata mampu hidup 70 tahun, sebuah baterai jam dapat bertahan selama 210 jam.

Itu sama dengan memberi ruang lebih untuk bagasi dan penumpang. Supercar model terkini masih memanfaatkan sebagian ruang untuk penempatan mesin dan hanya tersisa sedikit ruang untuk penumpang, itu pun hanya dua kursi. Jika beruntung, kita bisa mengangkut beberapa koper di belakang.

Dari pengandaian ini--sehubungan dengan adanya acara akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20--Indonesia sendiri menjadi tuan rumah acara yang sudah berjalan sejak Desember 2021 dan menjadi puncaknya pada bulan November 2022 mendatang, sebagai tuan rumah Presidensi G20 Indonesia ini mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” yang mana Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Diharapakan tulisan ini dapat menjadi bagian dari 1000 Aspirasi Indonesia Muda di KTT G20 dengan memberi aspirasi berupa saran untuk pengupayaan kembali tenaga nuklir untuk dijadikan tenaga penganti minyak bumi.

Karena bagaimanapun pada akhirnya minyak bumi akan menjadi habis, hanya masalah waktu sebelum hal ini benar-benar menjadi masalah global, ada baiknya sedini mungkin kita memikirkannya. Sekali lagi hanya soal waktu bagi umat manusia untuk benar-benar bisa menggunakan nuklir dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika tidak pernah dilanjutkan untuk kembali mengupayakan maka akan semakin lama juga 'waktu' tersebut.  

Baca Juga: Keunggulan Mobil Hidrogen Dibanding Mobil Listrik 

Junna Pratama Photo Writer Junna Pratama

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ananda Zaura

Berita Terkini Lainnya