[OPINI] Mengenal Sosok Guru Impian dari Film Hichki

Guru seperti apa yang kalian impikan?

Sedikit funfact tentang film Hichki. Hichki adalah film asal India yang yang rilis pada tahun 2018. Dalam situs IMDb film ini meraih rating 7.5 dari 10. Film ini bakal rekomended banget buat kalian yang kangen lihat Rani Mukerji acting.

Film ini bisa memberikan banyak inspirasi, apalagi saat kita putus asa karena banyak tugas, atau yang sedang mencari motivasi untuk belajar. Film ini menunjukkan bagaimana rumitnya dunia pendidikan, bagaimana pendidikan hanya berpihak kepada mereka yang mampu dan bagaimana dunia pendidikan memperlakukan anak yang mereka anggap “pintar”. Kita juga akan ditunjukkan sudut pandang yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Dan buat yang udah lulus kita akan dibuat nostaslgia zaman sekolah.

Secara singkat, film ini menceritakan tentang guru yang bernama Naina Mathur. Seorang guru yang mengidap Sindrom Tourette, dimana ia akan melakukan gerakan berulang dan mengeluarkan suara yang tidak diinginkan dan itu tidak bisa dikendalikan. Dengan kondisi seperti ini orang selalu memandangnya sebagai orang yang aneh. Dari banyak sekolah yang ia lamar hanya St. Notker’s yang menerimanya, seperti kita ketahui kondisinyalah menjadi alasan ia ditolak dibanyak interview.

Setelah diterima Naina dihadapkan dengan tantangan mengajar 14 anak di kelas 9F. Bisa dibilang 9F adalah trouble maker disana. Bukannya menyerah, Naina malah semakin bersemangat untuk mengajar.

Alasan Naina pantas menjadi guru favorit para muridnya

[OPINI] Mengenal Sosok Guru Impian dari Film Hichkifoto kepala sekolah, guru naina dan murid 9F (instagram.com/hichkithefilm)

Cara Naina menyampaikan materi pelajarannnya sangat menyenangkan dan tidak memberikan tekanan pada muridnya. Biasanya guru-guru lain mengajar hanya di dalam kelas sedangkan Naina akan memanfaatkan fasilitas sekolah selain kelas seperti halaman sekolah, dan ruang olahraga. Dan hal yang diajarkan Naina bukan hanya teori saja namun juga memperaktekkannya. Kemampuan Naina ini membuat murid-muridnya yang awalnya malas sekolah sedikit demi sedikit mulai ada niat untuk belajar.

Naina, berusaha mengerti apa yang sedang dihadapi oleh murid-muridnya. Disekolah mereka sering dapat perlakuan yang berbeda. Perlakuan ini bukan hanya mereka terima dari sesama murid namun juga dari beberapa guru. Di sini Naina mencoba mengerti apa yang terjadi pada mereka. Alih-alih memberikan perlakuan yang sama, Naina mencoba mencari akar permasalahan itu. Naina melihat dari sudut pandang lain jika murid-muridnya melakukan kesalahan.

Sebagai guru, Naina mampu membangun rasa kepercayaan diri para murid terhadap kemampuan mereka. Ia juga mampu membangun motivasi belajar pada murid-muridnya hingga meraka bisa membuktikan siapa mereka.

9F bukan berasal dari keluarga kaya yang semuanya tercukupi, terkadang hal itu yang membuat mereka dipandang sebelah mata di sekolahnya. Rasa percaya diri dan motivasi mereka tentu seakan menguap, berbuat nakal dan onar seakan menjadi jalan keluar agar mereka tidak lagi dipandang rendah. Namun rasa percaya diri mereka mulai tumbuh, motivasi belajar mulai ada saat Naina memberikan dorongan dan semangat untuk mereka.

Poin yang ingin disampaikan

[OPINI] Mengenal Sosok Guru Impian dari Film Hichkisalah satu poster Film Hichki (instagram.com/hichkithefilm)

Dari film ini kita diberi gambaran bahwa guru yang baik selain memberikan pelajaran akademik juga mempu mengajari muridnya menerapkan ilmu yang telah guru itu berikan, bukan ilmu akademik saja, tapi juga tentang ilmu kehidupan. Dan seorang murid yang kurang dalam bidang akademik pasti memiliki bakat lain yang mungkin masih terpendam.

Film ini juga menyadarkan kita, jika sudah sepantasya kegiatan belajar itu menyenangkan bukan memberikan tekanan dengan segala paksaan dan ancaman. Tidak perlu ikut campur pada masalah muridnya, tapi cukup mencoba mengerti masalah apa yang dihadapi para murid yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Tidak manjadi hakim di dunia pendidikan yang rumit ini. Tidak memberikan label “bodoh”, “pemalas”, “nakal” dan label-label lainnya. Tanpa mereka ketahui, ketika label itu di sematkan pada anak didiknya, rasa percaya diri seeorang murid itu akan menguap, motivasinya untuk belajar hilang dan meninggalkan bekas yang tidak baik.

Tidak ada guru yang ingin muridnya gagal, semua guru pasti ingin muridnya menjadi sukses namun terkadang cara mereka mengajarkan suatu hal itu tidak sesuai dengan cara berpikir dan karakter kita sebagai siswanya. Sebagai murid kita tidak bisa mengendalikan cara guru kita mengajar dan memberikan pendidikan pada kita, tapi satu hal yang bisa kita kendalikan yaitu reaksi apa yang kita berikan pada beliau. Tetap hormati guru kita karena beliau juga pernah memberikan emas yang tak berbentuk, yakni ilmu.

Setelah membaca ini, Apa yang kalian pikirkan? Apa sekarang kalian sedang bernostalgia tentang guru kalian? Guru seperti apa yang kalian ingat? Guru yang galak? Guru yang selalu memberikan banyak tugas? Atau guru yang membiarkan kalian tidur saat jam pelajarannya? Seperti apapun sosok guru itu, pasti beliau adalah guru yang berkesan untuk kalian, karena kalian mengingatnya saat ini.

So, guru seperti apa yang kalian impikan?

Baca Juga: [OPINI] Pemuda dan Budaya Ilmu

Khoirun Nisak Photo Writer Khoirun Nisak

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya