Rindu Wisata Tanpa Khawatir Corona

#SatuTahunPandemik COVID-19

Kehidupan masa pandemik tidak mudah. Tak terasa setahun pandemik COVID-19 terjadi di Indonesia. Pandemik ini membawa berbagai perubahan kehidupan yang cukup ekstrem.  Setiap orang mengalami kesulitannya sendiri menghadapi situasi ini, termasuk para jurnalis.

Ketika banyak orang diminta untuk work from home di awal pandemik, aku sebenarnya tidak mengalami banyak perubahan. Karena sejak awal bergabung dengan IDN Times Kaltim aku memang bekerja dari rumah, bukan di kantor.

Meskipun begitu, aku yang terbiasa bepergian untuk liputan atau kepentingan lain jadi sempat benar-benar mengurung diri di rumah saat awal masa pandemik. Penugasan kepada reporter dan kontributor pun aku minta mereka benar-benar mematuhi protokol kesehatan. Narasumber di masa pandemik juga jadi lebih banyak yang bersedia untuk memberikan keterangan melalui telepon.

Perubahan lainnya, banyak sekali webinar atau rapat daring. Baik untuk peliputan maupun rapat internal. Di satu sisi ini menguntungkan dari segi waktu, lebih hemat transportasi, tetapi membuatku tak cukup bersosialisasi dengan para jurnalis lain dan teman-temanku. 

Aku yang terbiasa mobile, bergerak di lapangan di masa pandemik ini sempat merasa stuck dan stres karena tak bisa ke mana-mana, tidak berjumpa langsung dengan orang lain, tidak bisa bergaul, tidak berlibur dan segala keterbatasan lainnya. Apalagi aku sempat mengalami kondisi kesehatan yang kurang baik. Ini membuat suasana lahir batin makin tidak nyaman.

Salah satu pengalaman menarik adalah diopname di masa pandemik. Aku menderita adenomiosis dan miom yang membuatku mengalami pendarahan selama tiga bulan. Dari waktu ke waktu pendarahan makin hebat hingga rasanya aku bisa saja mati kehabisan darah. 

Awalnya aku enggan dirawat di RS karena pandemik, hanya obat jalan dari dokter. Namun karena semakin gawat akhirnya aku pasrah saja diopname di salah satu rumah sakit di Balikpapan. Tak membaik, kemudian aku putuskan pulang kampung dan menjalani laparoskopi di Semarang. 

Jelas ada kekhawatiran akan tertular virus corona. Untunglah, aku bisa mendapatkan kamar sendiri sehingga tidak berbagi dengan pasien lain. Selain itu, di dalam rumah sakit aku pun terpaksa memakai masker sepanjang hari, sampai sempat muncul ruam dan terasa panas di wajah akibat masker.

Pascaoperasi aku pun menghindari bertemu orang lain bahkan anggota keluarga karena saat itu adalah kondisi terlemahku. Aku memutuskan menyepi di sebuah hotel sendirian sekitar seminggu baru, kembali ke rumah di Balikpapan.

Stres yang kualami akibat pandemik juga karena sakit membuat hidup rasanya terasa makin berat. Caraku menenangkan diri saat kepala panas dan hati suntuk adalah dengan berolahraga, salah satunya adalah jalan kaki yang jadi cara efektif untuk ‘meditasi’ diri. 

Menghirup aromaterapi lewat diffuser juga membantu. Aku paling suka wangi lavender dan peppermint yang menenangkan batin, meningkatkan mood, sekaligus relaksasi. Paling ampuh lagi adalah curhat kepada Yang Maha Kuasa melalui doa. 

Setelah beberapa bulan pandemik, virus corona bukannya makin hilang namun justru makin dekat dengan kita. Salah satu kontributor IDN Times Kaltim sempat dinyatakan positif COVID-19, begitu juga dengan anggota keluarga. Situasi ini asli bikin panik. Untunglah mereka segera pulih kembali. 

Sahabat, juga beberapa kawan dan sanak saudara sudah ada yang meninggal karena COVID-19. Ini bukan main-main. Protokol kesehatan semakin tak boleh lengah, apalagi bagi para jurnalis yang masih terus harus bertugas di lapangan. Seringkali tak terhindarkan jurnalis mesti berada di kerumunan, sulit menjaga jarak.

Vaksin menjadi harapan baru untuk memproteksi diri. Jurnalis punya jatah di tahap kedua vaksinasi COVID-19 ini. Semoga setelah vaksinasi dan terbentuk kekebalan kelompok badai pandemik ini cepat berlalu.  

Pengalaman pandemik ini mengajarkan mahalnya kesehatan. Orang yang sudah berhati-hati pun ternyata tetap bisa tertular virus yang tak kasat mata ini. Jaga dirimu, jaga keluargamu dan lingkunganmu. Pemerintah tak bisa sendiri atasi ini.

Aku rindu bisa bepergian dengan leluasa baik dalam dan luar negeri. Kangen masa tak harus pakai masker yang membuat makeup jadi sia-sia karena toh tak terlihat. Merindukan hangout bareng kawan-kawan, dan terutama merindukan liburan, bisa berwisata tanpa takut ketularan corona.

#SatuTahunPandemik adalah refleksi dari personel IDN Times soal satu tahun virus corona menghantam kehidupan di Indonesia. Baca semua opini mereka di sini.

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya