[OPINI] Menepis Stigma Negatif Tentang Anak Jalanan

Yuk mulai peduli!

Anak jalanan kerap mendapat stigma negatif dari masyarakat, dikaitkan dengan citra yang kurang mengenakan dan dipandang menjadi permasalahan sosial. Mulai dari mencuri, mengamen, putus sekolah, narkoba, dan sex bebas. Semua itu memang rentan terjadi kepada mereka, tetapi masyarakat sering lupa bahwa menjadi anak jalanan bukanlah keinginan bahkan cita-citanya. Hidup dijalanan harus dilalui karena desakan ekonomi sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan lagi, ada yang juga karena faktor broken home yang membuat mereka lebih nyaman hidup dijalanan karena mereka merasa memiliki teman-teman yang lebih peduli terhadap kesedihannya. 

Selayaknya anak-anak pada umumnya, anak jalanan juga memiliki semangat untuk menggapai mimpi, juga memiliki sisi positif dalam dirinya. Karena stigma negatif yang begitu melekat pada mereka, tak jarang kegiatan positif mereka masih dipandang sebelah mata.

Berbagi terhadap sesama

[OPINI] Menepis Stigma Negatif Tentang Anak Jalananletteradonna.it

Berawal dari pengalaman hidup di jalanan yang keras, secara tidak langsung mempengaruhi tahap kembang dan pola pikir mereka menjadi lebih dewasa dan terbiasa menghadapi masalah. Di dorong hati kecilnya, mereka tidak menginginkan beban berat yang di tanggungnya terjadi dan di alami oleh orang lain. Berangkat dari pengalaman tersebut, sekarang mereka mulai mengembangkan komunitas kecil yang merangkul teman-teman sebayanya untuk melakukan aksi kepedulian sosial. Aksi ini di selenggarakan pada hari-hari di bulan puasa khususnya untuk membagikan takjil kepada para pengemis dan tuna wisma. Mengagumkan dalam kondisi yang serba kekurangan mereka masih mempunyai pemikiran positif seperti itu. 

Berprestasi dalam bidang pendidikan

[OPINI] Menepis Stigma Negatif Tentang Anak Jalananall4ed.org

Mungkin cukup membingungkan bagaimana anak jalanan mampu berprestasi dalam bidang akademik sedangkan mereka berada dalam kondisi yang serba kekurangan. Tetapi faktanya dari beberapa anak jalanan, ada yang berprestasi di bidang pendidikan formal maupaun informal. Bahkan di pendidikan formal, mereka ada yang mampu bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi dan memperoleh IPK yang memuaskan.

Tentunya hal ini akan membantu kondisi keluarganya dan masa depan mereka pun semakin cerah. Sedangkan di pendidikan informal mereka mendapat bantuan dari komunitas sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli dengan nasib anak jalanan. Dari pendidikan informal ini, anak jalanan ada yang mampu berprestasi dan mengikuti perlombaan di luar negeri.  Mereka dengan mimpi yang besar tidak akan mudah menyerah di tengah keterbatasan, disisi lain mereka juga sangat pandai untuk mengatur waktu kapan harus bekerja di jalan dan kapan harus bersekolah.

Pekerja keras, anti malas-malas club

[OPINI] Menepis Stigma Negatif Tentang Anak JalananUnsplash.com/Mimi Thian

Keterbatasan yang dimiliki anak jalanan kerap mendorong mereka untuk bekerja di usia dini. Dengan alasan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga apalagi jika orang tua mereka telah tiada, hal semacam itu yang membuat mereka lebih berani menerjang segela resiko yang ada di jalanan. Semangat untuk bertahan hidup disalurkan dengan cara mengamen dan memulung.

Untuk mengamen bermodalkan ukulele kecil mereka keliling kota menjajakan suaranya dari satu terminal ke terminal lain dan untuk memulung mengais satu tempat sampah ke tempat lainnya. Dari terbitnya matahari sampai maghrib mereka selalu berjuang untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Mereka tidak pernah mengeluh, hanya terus berusaha dan menikmatinya. Meskipun pekerjaan mereka tidak semapan masyarakat perkotaan pada umumnya, tetapi kerja kerasnya patut kita apresiasi.

Toleran banget!

[OPINI] Menepis Stigma Negatif Tentang Anak Jalananonline.grace.edu

Dalam berteman anak jalanan tidak pernah membeda-bedakan teman dan latar belakangnya, karena mereka memandang semua manusia itu sama. Pengalaman yang mereka dapat selama di jalanan mengatakan bahwa terkadang yang membedakan teman adalah mereka yang merasa mampu dan berkecukupan. 

Sering kali anak jalanan berteman dengan para tukang becak, penjaga warung kopi, supir angkot hingga anak kuliahan. jika kalian ingin merasa lebih dekat dan akrab terhadap anak jalanan, kalian cukup berpenampilan apa adanya dan mengobrol dengan santai tanpa melibatkan latar belakang dan membandingkan dengan apa yang kalian miliki. Ikuti saja alur pembicaraan dengan mereka, perlahan kalian akan tahu bahwa mereka tidak seburuk yang masyarakat pikirkan selama ini. 

Baca Juga: [OPINI] Percayalah, Uang Hanya Lembaran Kertas

Mohamad Aby Gael Photo Writer Mohamad Aby Gael

I'm just ordinary, writing what crossed my mind.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya