Freeport Berhenti Beroperasi, Aku Menghela Nafas

Izin export Freeport di tahan, sementara atau selamanya?

*Akhirnya aku menghela nafas...

Saat perusahaan sebesar Freeport bisa berhenti beroperasi, dan izin export konsentrat hasil tambang nya di tahan untuk beberapa waktu, sampai ada nya kesepakatan kontrak baru antara pihak Freeport dengan pemerintah.

Bagaimana tidak, aku sudah memantau perusahaan tersebut sejak beberapa bulan lalu. Saat semua portal berita terpercaya mengabarkan bahwa pemerintah bersungguh - sungguh ingin mengambil alih sebagian besar saham kepemilikan milik PT. Freeport Indonesia.

Pasal nya, perusahaan tersebut memiliki izin tambang di atas tambang emas terbesar di dunia, yang berada tepat di arah timur negeri Indonesia.

Menurut sumber terkait, Freeport sudah beroprasi sejak tahun 1973, dan mendapatkan izin kontrak karya pertama kalinya di berikan oleh pemerintahan Orde Baru.

Entah, sudah berapa ratus juta ton emas yang mereka hasilkan hingga hari ini. Tetapi pembagian hasilnya, hanya sebagian kecil saja yang di berikan untuk negeri ini.

Dengan berhentinya perusahaan sebesar itu, ibarat kisah 'buah simalakama'. Betapa tidak, Freeport juga memiliki belasan perusahaan rekanan yang bekerja secara bersama - sama. Dengan berhenti beroperasinya tambang emas Freeport, itu artinya, paling tidak ada seribu orang lebih, orang indonesia yang harus di rumahkan untuk sementara waktu, dan terancam kehilangan mata pecaharian, sampai adanya kesepakatan kontrak baru.

Ditambah lagi, dengan mengambil alih seluruh tambang emas itu pun, belum tentu menjadi cara terbaik untuk membangun negeri ini. Karena masih banyak yang harus kita bersama - sama perbaiki, untuk membangun tanah air tercinta ini. Mulai dari membangun moral berbangsa dan bernegara, hingga menjunjung tinggi rasa nasionalisme bhineka tunggal ika. Bukan hanya memikirkan pendapatan negara saja.

Aku tidak membenci Freeport atas apa yang sudah terjadi selama puluhan tahun, atas apa yang sudah mereka ambil selama puluhan tahun, aku tidak benci. 

Tetapi aku hanya memiliki sebuah keyakinan, bahwa sudah saatnya tambang emas milik tanah air Indonesia tersebut, di kembangkan oleh anak negeri.

Dahulu, kita memang memiliki banyak keterbatasan mengelola tambang emas sebesar itu, tapi tidak untuk saat ini. Saat pihak pemerintahan dan perusahaan dalam negeri harus nya bisa dan mampu bekerja sama, untuk mengembangkan hasil tambang dalam negeri untuk kepentingan rakyat bersama. 

Setidaknya, kita sama - sama melihat sebuah cahaya, atau harapan di akhir senja. Yang akan segera berlalu, kemudian indah pada waktu nya.

Dhani eL Arshy

 

D A N Photo Writer D A N

Indonesian People

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya