Menyoal Pandemik dan Kemampuan Adaptasi Kita

#SatuTahunPandemik COVID-19

"It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is most adaptable to change."

Banyak orang mempercayai bahwa quote di atas ditulis Charles Darwin. Padahal, setelah ditelisik lebih lanjut, quote ini diciptakan pada tahun 1963 oleh Leon C. Megginson, profesor manajemen dan pemasaran dari Louisiana State University, Baton Rouge.

Pesan utamanya jelas: adapt or die. Dalam hidup, satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian. Sehingga, kita dituntut untuk terus menyesuaikan dan berkompromi dengan keadaan.

Pandemik COVID-19 mengajarkan kita bahwa hidup tidak saklek atau lurus-lurus saja. Sesekali ada belokan atau persimpangan, mungkin juga tanjakan dan turunan. So, you have to prepare for everything, for the best and worst situation.

Dahulu, kita mungkin berpikir bahwa definisi bekerja adalah bercokol di kantor selama delapan jam, seperti dalam lagu karya Ardhito Pramono, "925". Namun nyatanya, fleksibilitas bekerja (dalam konteks ruang dan waktu) tetap berhasil membuat banyak korporasi mencapai target.

Malah, sebagian orang menyukai kultur kerja yang (terpaksa) berubah akibat pandemik ini. Yang paling sering kita dengar adalah lebih banyak waktu bersama keluarga. Sesuatu yang dulunya terasa mahal, kini bisa didapatkan dengan mudah pada pekerja yang perusahaannya menerapkan sistem work from home (WFH).

Tentu, tidak semua orang seberuntung itu. Ada yang tetap harus bekerja di lapangan setiap hari, bertemu dan bertatap muka dengan banyak orang, dan berisiko tinggi terpapar. Banyak pula saudara kita yang harus menanggung unpaid leave atau mendapatkan pemotongan upah. Lebih tidak beruntung lagi, menerima pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tidak, kita tidak sedang membanding-bandingkan nasib. Tetapi ini adalah hakikat dari perubahan. To be a wind or being blown by wind. Suka atau tidak, ini adalah sebuah keniscayaan yang pasti terjadi jika kita tidak bisa beradaptasi.

Beradaptasi tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang tubuh. Jika dulunya chill after work adalah hal yang lumrah, kini bertemu kerumunan orang membuat alarm kewaspadaan di otak menyala. Jika dulunya kita makan tanpa aturan, kini suplemen multivitamin selalu ada dalam genggaman. Dan, jika dulunya akhir pekan hanya diisi dengan rebahan, kini weekend dihabiskan dengan berlari atau bersepeda di dekat rumah.

A lot of things has changed. Yang positif perlu kita pertahankan, yang negatif biarlah ditinggalkan di belakang. Menjadi barang usang di gudang yang berdebu dan terlupakan.

Yang sering terlewatkan adalah mental juga perlu beradaptasi. Dari luar kita mungkin terlihat tegar, tetapi dalamnya, siapa yang tahu? Everyone you meet is fighting a battle you know nothing about. Sehingga, berbicara soal pemulihan mental sama pentingnya dengan pemulihan ekonomi skala nasional atau pemulihan tubuh pasca terinfeksi COVID-19.

Always listen to yourself and don't forget to take care of others. Kenali tanda-tanda kecemasan atau depresi pada diri sendiri atau orang terdekat. Don't self-diagnose, lebih baik temui ahli untuk mengetahui yang pasti. Tetapi, karena tidak semua orang punya akses untuk menjangkau psikolog atau psikiater, berceritalah tentang kondisimu pada orang yang benar-benar bisa dipercaya.

Tak kalah penting adalah memiliki sifat resilient, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk bertahan atau pulih dengan cepat dari kondisi sulit. Jatuh dan terpuruk itu wajar di situasi seperti ini, tetapi jangan lupa untuk kembali bangkit dan berdiri. Kelak, tengoklah ke belakang untuk melihat betapa kuatnya kita serta sulitnya rintangan yang telah kita lalui.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan kesehatan, kecukupan rezeki, dan kewarasan mental sampai pandemik ini berakhir. Amin.

#SatuTahunPandemik adalah refleksi dari personel IDN Times soal satu tahun virus corona menghantam kehidupan di Indonesia. Baca semua opini mereka di sini.

Baca Juga: Lika-liku Pandemik COVID-19, Antara Duka dan Bahagia

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya