[OPINI] Apakah Mendukung Seseorang Kita Harus Jadi Fanatik?

Bukan kamu kan salah satunya?

Mengidolakan seseorang maupun hal lainnya memang bukan hal salah, tapi dari sinilah kesalahan datang. Pada pertarungan kontestasi Pilpres kali ini, banyak hal unik yang terjadi.

Dari berbagai sudut pandang, tahun ini memang menjadi pertarungan sengit bukan hanya sesama calon tapi juga diantara para penggemar. Sama halnya dengan kita mengidolakan seorang artis, kita akan rela melakukan apapun seperti menonton konser yang diadakan membeli album ataupun semacamnya. Begitu juga dengan mengidolakan pemimpin, kita akan mengaguminya secara mendalam seperti kepemimpinannya, sudut pandangnya, ketegasan dalam memimpin maupun lainnya.

Namun banyak hal yang membuat kita terlena saking fokusnya mengagumi yaitu menjadikan kita  'fanatik', dalam kasus ini telah banyak menjadi contoh. Berkorban demi kepentingan idola sudah menjadi bagian dari bentuk pengungkapan rasa cinta yang berlebihan. Tindakan ini bisa menimbulkan sesuatu yang berbahaya dan merugikan orang lain maupun diri sendiri tentunya.

Sikap berlebihan yang mengatanasnamakan rasa cinta terhadap idola merupakan suatu hal yang sia-sia sebenarnya. Menyukai sesuatu memang boleh saja namun ketahuilah bisa jadi kamu menyukainya karena satu visi dan misi atau satu kepentingan sehingga kamu pun dengan berani mengorbakan apapun demi sang idola. Jadi, kalau sudah beda visi dan misi juga kepentingan apakah kamu akan tetap menjadi benteng pertahanan demi idola?

Menjadi seorang yang fanatik terhadap seseorang maupun hal lainnya bukanlah sifat baik yang harus di ikuti. Menjadi fanatik akan membuatmu menutup mata terhadap kebenaran maupun fakta dan data, menyadarkan seorang fanatik sekeras mungkin merupakan hal yang sia-sia. Tunggu saja visi dan misi dan kepentingan berbeda terhadap junjungan maupun si idola atau merasa kecewa terhadap sang idola. Maka matanya akan terbuka lebar akan dunia yang luas ini.

Jadi seberapa pun kamu menginginkan perubahan yang lebih baik di negeri ini, awal yang baik hanya di mulai dari diri sendiri. Menyampaikan aspirasi maun kritik terhadap sesuatu alangkah baiknya dengan sopan dan santun, tidak usah mencari kejelekan di antara kesalahan yang ada sebab semua manusia merupakan biang masalah itu sendiri.

Di tahun politik ini marilah kita bersama-sama menjadi masyarakat Indonesia yang melihat persoalan dari berbagai perspektif dan sudut pandang. Bukan hanya atas dasar informasi maupun berita yang ditelaah secara mentah-mentah yang di dapat dari oknum dan media yang hanya mau memecelah belah NKRI tercinta. 

Hilangkan keberpihakan kita terhadap sesuatu yang berdasarkan sifat seorang penggemar yang fanatik, carilah data maupun fakta hingga kamu tahu alasan di balik semuanya mengapa kamu menjatuhkan pilihan terhadap sesuatunya. Karena masa depan Indonesia ada di tangan kita.

Buang jauh-jauh sifat yang tidak punya pendirian, peganglah prinsipmu dengan teguh tapi tentunya dengan logika dan fakta yang ada. Jangan menyia-nyiakan waktumu dengan mendukung sesuatu secara berlebihan karena di kecewakan sesuatu yang kita sukai adalah patah hati yang paling menyakitkan.

Baca Juga: [OPINI] Mengapa Kampanye Hitam Masih Digunakan di Pilpres?

S H Photo Verified Writer S H

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya