[OPINI] Pernikahan Anak: Pendidikan Seks dan Reproduksi

 Pendidikan seks solusi pernikahan anak

Kehamilan yang diakibatkan adanya hubungan di luar nikah menjadi sebab umum terjadinya pernikahan pada anak. Saat anak perempuan mengalami kehamilan maka mereka akan dipaksa untuk menikah dikarenakan adat atau konsekuensi atas tindakan mereka yang dianggap menyimpang. Pernikahan anak dapat membawa dampak buruk seperti permasalahan psikis contohnya kecemasan atau stres yang dapat berakibat pada kekerasan dalam rumah tangga. Kemudian kesehatan fisik yang terganggu khususnya pada masa kehamilan dan persalinan karena belum adanya kesiapan fisik seorang anak untuk mengandung sehingga akan dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan seperti keguguran, stunting pada anak, bahkan kematian saat melahirkan. Dampak buruk tersebut dapat berpengaruh terhadap pola didik kepada anak mereka nanti. 

1. Dampak pernikahan anak

[OPINI] Pernikahan Anak: Pendidikan Seks dan ReproduksiIlustrasi pernikahan anak (unsplash.com/Khadija Yousaf)

Ketika seorang anak gadis menikah dengan alasan hamil maka dipastikan mereka tidak akan melanjutkan pendidikan dan mulai mengurus rumah, sehingga dalam kasus ini pernikahan anak membawa banyak dampak buruk dikarenakan rendahnya pendidikan berakibat pada edukasi anak yang kurang sempurna sehingga dapat menurunkan produktivitas yang berpengaruh terhadap kualitas SDM sehingga berakibat pada turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika kesejahteraan masyarakat terus menurun maka negara terbebani dengan kewajiban untuk menambah layanan dem peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dapat dilihat dampak dari pernikahan anak ternyata bisa meluas sampai memengaruhi tingkat kesejahteraan dan menambah beban negara.

2. Pentingnya pendidikan seks

[OPINI] Pernikahan Anak: Pendidikan Seks dan ReproduksiIlustrasi simbol gender (unsplash.com/Daainis Graveris)

Pemberian edukasi tentang seks dan kesehatan reproduksi menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan pernikahan anak, edukasi seks akan sangat baik jika dilakukan sejak dini dan disesuaikan dengan tumbuh kembang sang anak. Pendidikan seks terbaik adalah yang dilakukan langsung oleh orang tua atau orang terdekat yang berperan penting dalam pertumbuhan anak, tetapi sayangnya hal yang berkaitan dengan pendidikan seks masih tabu untuk dibicarakan orang tua yang terkadang merasa risih atau merasa hal tersebut tidak perlu diajarkan karena adanya anggapan bahwa anak akan mengerti saat mereka telah dewasa. Tindakan tersebut salah dan pendidikan ini tidak dapat diabaikan karena pendidikan seksual harus dilakukan di bawah bimbingan orang tua untuk menghindarkan anak dari mencari informasi melalui cara atau orang yang salah. Pendidikan seksual merupakan bentuk kepedulian orang tua kepada anaknya untuk melindungi sang anak dari kejahatan seksual.

Beberapa waktu lalu tersebar sebuah video melalui platform Facebook di mana seorang anak berjilbab biru tampak dilecehkan oleh seorang pria dewasa, dengan melihat kasus ini maka dipastikan pendidikan seks itu perlu diberikan kepada anak karena terkadang anak-anak yang mengalami pelecehan seksual tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut merupakan tindak kejahatan dan perlu untuk dilaporkan kepada orang tuanya. Sekali lagi ditegaskan bahwa pendidikan ini harus disesuaikan dengan usia anak dan dengan penyampaian yang sederhana.

Terkait kapan sebaiknya pendidikan seksual mulai diberikan kepada anak? Dr. Boyke menjawab dalam salah satu wawancaranya yaitu saat anak mulai bertanya, contohnya ketika anak bertanya "kenapa kucing bisa hamil?" maka jawab dengan jujur dan dengan penjelasan yang bisa mereka mengerti, seperti "karena ada kucing jantan dan kucing jantan ini membuahi kucing betina sehingga hamil kemudian memiliki anak". Anak akan banyak bertanya setelahnya dan cobalah jawab dengan jawaban yang bisa mereka mengerti dan jangan berbohong.

3. Pendidikan seks sebagai solusi pernikahan anak

[OPINI] Pernikahan Anak: Pendidikan Seks dan ReproduksiIlustrasi komunikasi dengan anak (unsplash.com/quokkabottles)

Anak perlu diberi edukasi secara jelas bahwa tubuh mereka itu penting dan perlu dijaga, adanya bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh siapapun kecuali dirinya dan orang tua, tidak boleh membuka baju di umum, juga cara mereka berinteraksi dengan lawan jenis saat telah mengalami masa pubertas dan mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Adanya edukasi ini dapat menambah awareness anak akan kesehatan sistem reproduksinya dan pehamahaman anak akan dampak buruk dari adanya kehamilan di bawah umur, edukasi seks juga mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas segala perbuatan seksual yang dilakukan dengan segala akibat yang akan terjadi, dengan adanya edukasi ini maka diharapkan dapat mengurangi kasus kehamilan di bawah umur yang berimplikasi pada menurunnya kasus pernikahan anak akibat kehamilan di luar nikah.

Edukasi seks akan memunculkan komunikasi yang baik antar orangtua dan anak dan akan menggugah keterbukaan anak kepada orangtuanya jikalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, seperti pelecehan seksual. Adanya keterbukaan kepada orang tua dan adanya pemahaman anak menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi sang anak dan menghindarkan anak dari berbagai masalah mental yang bisa muncul akibat permasalahan yang terus dipendamnya sendiri.

Baca Juga: [OPINI] Saat Pernikahan Menanggalkan Makna Substansinya

Fadillah Putri Azzahra Photo Writer Fadillah Putri Azzahra

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Airlangga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya