[OPINI] Fenomena Kencing Sembarangan, Sudah Biasa?

Baunya mengganggu men!

Fenomena, secara sadar maupun tidak sadar sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Bagi yang sadar kadang-kadang memicu pertanyaan “Bagaimana bisa?” Sisanya lagi bagi yang merasa tidak sadar, hanya melihat lalu mengabaikan dan tidak berpikir bahwa itu perlu dibicarakan. Apalagi di era digital sekarang kalau itu tidak menyangkut hal-hal yang viral tentu akan sangat jarang dibahas maupun dibicarakan.

Seminggu yang lalu terdapat dua fenomena yang cukup nyeleneh dalam konotasi yang kurang pantas menurutku. Pertama, saat keluar malam-malam menyusuri jalan raya menuju tempat tongkrongan. Seperti biasa saat naik motor kepala tak ada hentinya untuk tolah-toleh, saat menoleh kearah kanan ada “esuatu yang menggelikan dan membuatku misuh-misuh ra karuan. Seorang laki-laki kisaran umur 30 tahunan memamerkan lightsabernya tepat ke arah muka jalan raya yang tujuannya adalah untuk buang air kencing. Mukaku yang semula tengok kanan jadi auto lurus ke depan, untung saja diriku ini diboncengkan oleh teman coba saja kalau nyetir sendiri mungkin motornya udah oleng saking kagetnya. Memang sih hari itu sudah malam, tapi apakah pantas seseorang yang sudah dewasa dan mampu berpikir rasional malah melakukan hal-hal yang kurang bermoral.

Kedua, malam itu aku kelaparan dan menggerakkan kaki menuju warung lontong dekat rumah dengan piring putih di tangan kanan. Setibanya di warung, aku memesan lontong menunggu sebentar, tak lama seporsi lontong sudah ditangan lalu pulang. Pencahayaan yang remang-remang membuat kepala menunduk kebawah supaya gak kesandung batuan, melewati rumah tetangga yang kukenal jadi kusapa orangnya. Enggak disangka-sangka aku malah ketemu fenomena “ini” lagi yaitu orang kencing sembarangan. Parahnya lagi ini tetangga sendiri yang usianya udah lebih setengah abad dan udah kupanggil namanya dari kejauhan tapi malah lagi “itu." Dalem hati “Apes banget, lihat orang pipis melulu.” Padahal sudah di lingkungan rumah sendiri tinggal masuk ketemu kamar mandi masih saja milih kencing di depan rumah mentang-mentang lampu rumahnya remang-remang.

Dua fenomena yang aku temui seminggu belakangan ini, seperti memberikan gambaran kalau sebenernya orang-orang yang lebih dewasa terkadang kurang menghargai nilai-nilai yang sudah tertanam di masyarakat. Padahal sudah jelas kalau kita melanggar salah satunya, tatanan nilai yang lain bisa kocar-kacir bahkan pudar dan orang-orang akan menganggap hal yang menyimpang menjadi sesuatu hal biasa apabila dilakukan orang-orang lainnya. Dalam fenomena kencing ini aja sudah jelas kalau begitu mengganggu dan menyebabkan ketidaknyamanan. 

Coba kita pikirkan apabila ada anak-anak kecil yang melihat, dengan pola pikir anak-anak yang sederhana dan kerap menjadikan perilaku orang dewasa sebagai  role model-nya bisa jadi anak-anak ini menganggap kencing sembarangan sebagai hal yang lumrah karena berpikir “Orang dewasa aja ngelakuin ini masa aku ngga boleh sih kencing sembarangan.” Melalui pola pikir yang seperti ini akan membentuk perkembangan penalaran moral yang keliru bagi anak-anak apalagi kalau tidak didampingi orang tua yang benar-benar mengerti akan situasi ini karena anak-anak cenderung mengikuti apa yang dilihat dan apa yang disarankan baik untuk mereka tanpa tahu hal itu benar maupun salah. Anak-anak cenderung mengikuti saran yang menguntungkan sehingga mereka tidak mendapatkan hukuman.

Menyoroti dari segi kebersihan, bau yang dihasilkan oleh kencing itu gak main-main. Kandungan amonia yang dikeluarkan mudah menguap, baunya tajam dan bisa menyengat. Ketika kita kencing sudah pada tempatnya (kamar mandi) tentu saja kita akan mengguyur dengan air sebanyak-banyaknya agar baunya hilang namun kadang-kadang itupun masih ada yang berbau, apalagi saat kencing di ruangan terbuka yang tidak ada akses airnya pasti bau yang ditimbulkan ggak main-main. Bau ini juga yang akan menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pada fenomena pertama di jalan raya pastinya banyak orang-orang lewat kesana kemari dan baunya gak ilang-ilang pasti sangat mengganggu.

Kemudian dari sisi keagamaan khususnya agama Islam, tentunya sudah tidak asing dengan kalimat “Jika tidak membersihkan kemaluan setelah buang air kencing bisa menjadi najis.” Secara nalar kalimat tersebut memang benar, karena saat selesai kencing dan tidak dibasuh sisa-sisa tetesan air kencing tersebut bisa mengenai pakaian yang lain. Tangan yang digunakan untuk memegang pun kotor dan bisa saja mengandung bakteri karena ikut terkena tetesan air kencing.

Lalu sebaiknya bagaimana kalau sudah kebelet dan tidak ada kamar mandi? Cari saja tempat yang jauh dari pandangan dan gak dilewatin orang lain, tempat makan, tempat tongkrongan, pohon, dan tempat-tempat yang sekiranya enggak mengganggu orang lain. Jadi bijaklah dalam setiap perilaku yang kita lakukan. Perilaku yang menurutmu biasa sekalipun dapat menggangu beberapa orang disekitarmu.

Baca Juga: [OPINI] Jurang Gender pada Masa Pandemi dari Pandangan Luce Irigaray

Indrawati R Photo Verified Writer Indrawati R

Thank you!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya