[OPINI] Apakah Ada Cinta yang Sempurna, Mas Pur?

Bagi seorang Mas Pur, merelakan bukanlah sebuah pilihan

“Mau gimana juga kan mami gak setuju, mami kan lebih senengnya sama mas Radit. Daripada kita terlalu panjang, terlalu keburu, terlalu nyaman, sepertinya lebih baik udahin aja.”

“Aku harus melihat kamu bahagia, meskipun kamu bahagianya sama orang lain. Tapi satu hal yang harus kamu ingat, di sini ada hati yang selalu dengan tulus menyayangi kamu.”

 

Itu cuplikan dialog dari sinetron Tukang Ojeng Pengkolan (TOP) yang beberapa hari belakangan ramai dibicarakan oleh netizen di media sosial. Sebelum menjadi viral di Instagram, saya mengetahui cuplikan adegan Mas Pur yang berpapasan dengan Mbak Novita di gang sempit melalui Twitter. Seketika itu, banyak para pria yang merasa senasib dengan Mas Pur rela pasang badan demi kisah Mas Pur yang lebih epic dari pada kisah Dilan.

 

Cuplikan adegan yang hanya semenit itu memiliki efek yang dahsyat loh, Mas Pur. Saya sampai begitu penasaran bagaimana sebenarnya kisah cinta Mas Pur dengan Mbak Novita. Dengan bumbu kepolosan wajah Mas Pur, itu menambah orang-orang akan lebih banyak mencari tahu bagaimana bisa Mas Pur membuat Mbak Novita, yang kecantikannya jauh melebihi Milea dengan kulit seputih Sandra Dewi dan Chelsea Islan, rela memberikan air matanya ke Mas Pur. Mbak Novita rela tidak menyambut jabat tangan Mas Pur hanya demi memeluk Mas Pur dengan motor Shogun-nya. Itu luar biasa Mas Pur. Bahkan seorang Dilan-pun tidak akan pernah bisa melakukannya.

 

Peran yang diperankan oleh Furry Setya (saya juga baru tahu nama aslinya) sebagai Mas Pur cukup membuat banyak orang larut dalam suasana syahdu, mungkin karena kisahnya adalah representasi kehidupan kita sehari-hari. Jika kita lihat komentar netizen pada video yang di unggah di Instagram Furry Setya, semuanya bernada dukungan kepada Mas Pur karena bagaimanapun juga Mas Pur telah membuat seluruh warga net, apalagi pria-pria, merasa terwakili penderitannya. Saat orang-orang yang memiliki pasangan memperlakukan pasangannya hanya sebagai objek dan benda, Mas Pur hadir dengan gagahnya merelakan kekasihnya bersama orang lain. Kerelaan Mas Pur untuk melepas Mbak Novita ini membutuhkan keberanian luar biasa yang akan membuat seorang pria merasa pedih dan menundukkan kepalanya.

 

Terang saja, kisah-kisah seperti itu akan sangat mudah sekali melegenda dengan segala tragedi cintanya. Sebut saja yang paling terkenal adalah kisah Qais (Majnun) dan Layla. Qais dan Layla harus terpisah karena Layla akan dijodohkan dengan saudagar kaya oleh orang tuanya. Meskipun Layla menyadari bahwa cintanya hanya untuk Qais, tapi ia tidak bisa berbuat banyak untuk menolak takdir dari orang tuanya. Berbulan-bulan Qais hanya bisa menyimpan rindu untuk bertemu dengan Layla. Berbagai cara dia lakukan dengan berbagai penyamaran agar ia bisa melihat pujaan hatinya. Meskipun Layla telah bersuami, tapi dia tetap tidak bisa membohongi diri bahwa cintanya masih tertuju pada satu nama, yaitu Qais semata. Separah itu penderitaan yang diderita Layla, sampai suatu hari ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Kabar meninggalnya Layla, yang sampai pada telinga Qais, membuat Qais harus rela menempuh pengembaraan yang jauh untuk sampai pada makam Layla. Sesampainya disana, malaikat maut tiba dan mengambil jiwa suci Qais untuk berpulang ketika ia berada bersama kekasihnya.

 

Kisah masyhur lainnya bisa kita tengok dari kisah asmara sepanjang masa, Romeo dan Juliet pada abad ke 14. Romeo dan Juliat adalah sepasang muda yang dimabuk cinta. Cinta keduanya tidak mendapat restu dari orang tua Juliet karena perbedaan latar belakang. Juliet dikurung agar tidak bisa bertemu Romeo. Megahnya perasaan Romeo karena sekian lama tidak mendengar kabar dari Juliaet membuat ia menyangka bahwa Juliet telah pergi untuk selamanya sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri. Mendengar kabar tersebut, Juliet sangat bersedih karena ditinggal pujaan hati dan membuatnya melakukan hal yang sama.

 

Tragedi penolakan cinta juga pernah menimpa Rasulullah SAW. Mungkin tidak banyak orang tahu, bahwa Rasulullah pernah mencintai seorang wanita tetapi wanita itu menolak pinangan Beliau. Wanita itu adalah Fakhitah binti Abi Thalib atau sering dipanggil Ummu Hani. Ia adalah putri dari pamannya sendiri. Banyak yang berpendapat bahwa Ummu hani inilah cinta pertama Rasulullah. Rasulullah pernah melamar Ummu Hani. Tidak hanya sekali, pinangan Rasulullah ditolak sebanyak dua kali. Ada riwayat yang mengatakan bahwa setelah ditolak untuk pertama kalinya oleh Ummu Hani, Rasulullah sempat sedih untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya Rasulullah bertemu dengan Ummi Khadijah yang begitu mencintainya.

***

 

Romansa cinta yang seringkali tidak didukung semesta seperti di atas memang seringkali membuat kita heran. Bagaimana bisa dua orang yang saling mencintai dengan perasaan yang sangat kuat, harus rela melepaskan dan merelakan diri masing-masing terpisah karena perbedaan latar belakang dan restu.

Ketabahan dan “nekatnya” Mas Pur adalah simbol perjuangan seorang pecinta untuk mendaptkan apa yang dicintainya. Sekeras apapun kalian berkata bahwa cinta tidak harus memiliki, kata itu tidak akan pernah sampai pada telinga seorang pecinta. Serasional apapun argumen yang kita berikan bahwa cinta bisa saja sia-sia, bagi para pecinta justru itu akan menjadi senjata untuk lebih kuat mengejar yang dicintainya. Namun, Mas Pur mencoba melapangkan hati seluas-luasnya untuk menampung segala kepedihan cintanya. Hingga ia tetap bisa berdiri tegar melihat Mbak novita pergi dengan Avanza-nya.

 

Cinta seringkali jauh dari kata sempurna. Ia datang kepada kita dengan wajah penuh luka, mata yang buta, dan kaki yang pincang. Adakah cinta yang sempurna, setidaknya di dunia ini? Tuhan telah memberikan rumusan bagaimana cinta itu dibangun dengan bekal Mawaddah Warohmah untuk mencapai Sakinah. Tujuan dari kita mencintai sesuatu adalah Sakinah atau ketentraman/ketenangan yang akan terus kita perjuangkan selama hidup. Sakinah tidak bersifat statis, ia adalah sesuatu yang dinamis, yang terus menerus tumbuh sejauh perjalanan hidupmu. Jadi selama kita mencintai seseorang, kita tidak akan bisa menetap pada satu terminal terakhir yang bernama sakinah. Namun, perjuangan kita setelah mencintai seseorang adalah membahagiakannya dan itu memakan waktu seumur hidup kita. Jadi, tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan cinta akan kita dapatkan setelah kita sanggup memperjuangkannya terus menerus sepanjang hidup kita.

 

Mas Pur adalah simbol maskulinitas modern yang sangat gagah menghadapi realitas. Mas Pur memberikan gambaran bahwa kehidupan seringkali berasa getir tapi ia harus dijalani dengan kepala tegak. Kita perlu sadar bahwa beberapa cinta memang tidak bisa disatukan meski telah diperjuangkan. Beberapa cinta tak akan bisa bersama dan hanya bisa dikenang dalam barisan doa-doa. Dan akhirnya saya hanya bisa meminjam kata almarhum Rusdi Mathari; “Laki-laki tidak akan menangis dek, tapi hatinya diam-diam berdarah”.

 

Hidup itu memang asyik kan? Iya, apalagi jika kau sudah berani mencintai seseorang.

Teruntuk Mas Pur: Jika mbak novita mampu membunuh perasaan itu dengan paksa lalu pergi meninggalkan, Mas Pur harus juga bisa membunuh perasaan itu lalu pergi tanpa perlu bertahan.

Roby Aji Permana Photo Writer Roby Aji Permana

Bad Storyteller

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya