[Opini] Bambang Hartono dengan Rp250 Jutanya

Di rekening saya, tidak pernah menyentuh angka sebesar itu

Pemerintah Indonesia telah melakukan penutupan perhelatan olahraga Asian Games 2018, yang selama keberlangsungannya banyak diperbincangkan dunia. Hal membanggakan terus terjadi. Sukses sebagai tuan rumah yang ramah ternyata membuat Indonesia mampu berjaya setelah sekian tahun keterlibatannya di Asian Games.

Hari ini juga, pemerintah, tanpa menunda banyak waktu, langsung menggelar acara penyerahan hadiah dan bonus kepada atltet berprestasi yang telah bertarung mengharumkan nama Indonesia. Setelah berpeluh, para atlet yang telah dikalungi medali itu bisa tersenyum puas. Kerja kerasnya diapresiasi begitu tinggi oleh Pemerintah.

Hujan medali emas di Asian Games 2018 bakal diikuti oleh banjir bonus untuk para atlet. Dan menariknya, tak ada pemotongan pajak dari nominal yang diberikan pemerintah kepada para pemenang medali.

Presiden Joko Widodo langsung memberikan bonus kepada atlet peraih medali di Asian Games 18. Pemberian dilakukan di Istana Negara tanpa embel-embel seremoni yang semakin mengulur waktu. Adapun untuk peraih medali emas, mendapatkan nominal Rp1,5 Miliar. Bonus itu, diberikan langsung dalam bentuk buku tabungan dan ATM Bank Rakyat Indonesia.

Beberapa atlet secara tak sabar langsung melihat buku tabungan itu. Apakah yang tertulis? Benar saja, nominal sebesar Rp1,5 Miliar telah tercantum begitu baiknya di rekening yang akan dikenang para atlet tersebut. Berapa banyak yang jumlah nolnya? Sebab di rekening saya, tidak pernah menyentuh angka sebesar itu. Penasaran juga bagaimana penulisan Rp1,5 miliar di sebuah buku tabungan.

Menpora Imam Nahrawi menyatakan, pemberian ini adalah yang tercepat dalam sejarah. Untuk peraih medali perak perorangan, mendapatkan bonus Rp500 Juta, dan perunggu sebesar Rp250 Juta. Untuk atlet beregu, peraih emas Rp750 Juta per orang. Perak Rp300 Juta per orang, dan perunggu Rp150 Juta per orang.

Bonus juga diberikan untuk pelatih. Untuk pelatih perorangan/ganda, jika mendapat emas diberi bonus Rp450 Juta, perak Rp150 Juta, dan perunggu Rp75 Juta. Pelatih beregu, yang mendapatkan emas diganjar bonus Rp600 Juta, perak Rp200 Juta, dan perunggu Rp100 Juta.

Pelatih untuk medali kedua dan seterusnya, emas Rp225 Juta, perak Rp75 Juta, dan perunggu Rp37,5 Juta. Asisten pelatih perorangan/ganda juga mendapatkan bonus. Untuk atletnya peraih emas, mereka akan mendapatkan Rp300 Juta, perak Rp100 Juta, dan perunggu Rp50 Juta.

Asisten pelatih beregu, emas Rp375 Juta, perak Rp125 Juta dan perunggu Rp62,5 Juta. Asisten pelatih untuk medali kedua dan seterusnya, emas Rp150 Juta, perak Rp 50 Juta, dan perunggu Rp 25 Juta. Belum lagi ditambah rumah yang dibangun khusus untuk atlet peraih medali juga jabatan PNS secara langsung.

Wah, ini sejarah. Sejarah juga tidak akan pernah memuat lagi kisah-kisah atlet berprestasi Indonesia yang hidup tak layak atau melewati masa senja secara tidak manusiawi.

Selain berlimpah Rupiah, ada hal unik yang mungkin membuat siapapun penasaran, termasuk saya. Bagaimana Bambang Hartono, orang terkaya dan atlet tertua peraih medali Asian Games 2018, menerima bonus yang baginya tak seberapa itu?

Saya buatkan ilustrasi narasi yang mungkin terjadi antara Jokowi dan Bambang Hartono di istana negara saat ini. 

“Saya transfer ke BRI Pak, bonusnya. Takut jika ke BCA, langsung mental, langsung ditolak,” Jokowi langsung memeluk haru Bambang.

“Soal pemberian rumah bagaimana Pak? Bapak mau konsepnya bagaimana?” Pak Bambang lalu menunjukkan gambar rumahnya. Pak Jokowi memijit lemah dahinya seolah menyatakan ketidaksanggupan.

“Ada bonus PNS juga, Pak,” kata Jokowi mengingatkan. “Ah, Anda ini bercanda. Kira-kira saya masuk PNS golongan berapa?” keluh Bambang. “Golongan baru, Pak,” jawab Jokowi sambil malu-malu. "Sudahlah, nanti minta tolong PNS kredit yang rajin di Bank saya. Jangan pakai nunggak, ya?" Bambang berlalu bagai malaikat tak bersayap.

Ini hanyalah narasi dalam pikiran saya. Narasi yang benar terjadi, yaitu Bambang Hartono menerima bonus yang diberikan pemerintah, meski ditransfer di bank BRI. Bapak paruh baya ini, malu-malu menunjukkan rekeningnya namun dengan tegas ia menyatakan akan menyerahkan seluruh dana untuk kesejahteraan dan keberlangsungan tim bridge. Terkait dengan pemberian bonus itu, Bambang mengapresiasi langkah pemerintah. Bonus itu bisa dengan cepat cair ke para atlet.

Pemegang saham mayoritas BCA ini juga sempat menunjukkan buku tabungan BRI, yang diberikan pemerintah kepadanya atas perolehan medali perunggu di cabang olahraga bridge. Konon, Bapak kaya raya nan sederhana ini selalu tampak berbaur dengan atlet lainnya saat pemberian bonus oleh Jokowi tersebut.

Dia juga sempat bersalaman dan berfoto bersama Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) usai menerima bonus dan piagam penghargaan. Berjiwa muda sekali Bapak ini. Tidak ada pengawalan khusus terhadap salah satu orang terkaya di Indonesia itu. Dia bahkan berjalan kaki sendiri saat keluar dari Istana Negara menuju parkiran mobil. Inilah narasi anak bangsa yang tak terpengaruh usia maupun harta.

Selamat para juara, selamat Indonesia yang kucinta.

Ni Nyoman Ayu Suciartini Photo Verified Writer Ni Nyoman Ayu Suciartini

I'm a writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya