4 Tipe Patahan Penyebab Gempa Besar Dunia, Termasuk Indonesia Baru Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tragedi gempa baru saja menghantam kawan-kawan kita yang ada di Sulawesi. Memakan korban hingga puluhan ribu, tragedi bencana Palu-Donggala dapat dikatakan sebagai tragedi alam besar pada satu dekade ini yang diikuti dengan tragedi sebelumnya, yaitu tragedi Lombok. Bencana tak terduga tersebut membuka mata masyarakat untuk lebih mengerti bagaimana kondisi kita yang hidup di Indonesia, sebuah negara yang dilewati Ring of Fire dan sangat rawan gempa, mengenai patahan dan proses yang bernama likuefaksi.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai fenomena patahan, IDN Times langsung berbicara dengan Dr. Amien Widodo, salah seorang dosen yang mengajar bidang geofisika di Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS). Beliau adalah yang mengemukakan adanya keberadaan sesar di Surabaya. Dalam penjelasannya, Pak Amien menjelaskanbahwa unsur tanah menjadi salah satu faktor penentu energi gempa. Untuk kasus di Surabaya, bebatuan menjadi unsur mayoritas lapisan tanah di patahan tersebut sehingga sangat sulit terjadi adanya likuefaksi.
“Tetapi tetap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena ada kemungkinan lapisan tanah di sana tidak hanya diisi bebatuan,” tambah Pak Amien menjelaskan situasi patahan Surabaya.
Dari pembicaraan tersebut pula, kami juga belajar mengenai macam-macam patahan yang ada di dunia ini berdasarkan gerakannya. Berikut adalah penjelasan mengenai patahan-patahan tersebut.
1. Patahan naik
Ini adalah kondisi di mana sebagian dataran terdorong ke atas. Hal ini diakibatkan adanya dorongan dari dalam bumi yang bisa berasal dari air tanah ataupun lava, menyebabkan lapisan dataran dipaksa untuk terangkat ke atas. Tidak hanya mendorong lapisan saja. Jika berada di dekat atau di laut, lapisan dapat mendorong air juga membuat gelombang besar yang dikenal sebagai tsunami
2. Patahan turun
Kondisi di mana dataran yang lain turun ke bawah. Hal ini disebabkan karena adanya pengikisan yang terjadi pada lapisan di bawah dataran. Lapisan itu begitu rapuh hingga menyebabkan adanya longsor yang terjadi di bawah tanah yang tidak tampak oleh mata. Jika patahan ini terjadi secara besar-besar, bukan tidak mungkin menyebabkan gelombang yang bergerak ke arah laut, menyebabkan terciptanya tsunami.
Editor’s picks
Baca Juga: Surabaya Juga Dilewati Patahan Aktif, Ini Titiknya
3. Patahan geser
Patahan yang bergeser secara horizontal. Patahan ini umumnya hanya memiliki pergeseran secara vertikal sehingga cara membedakannya hanya dengan melihat adanya ketidakrataan. Hal ini kebanyakan dikarenakan adanya pergerakan kerak bumi. Contoh paling mudah adalah ketika kamu melihat sebuah lokasi yang tidak lagi sejajar dengan tempat seberangnya.
4. Patahan thrust
Juga dinamakan sebagai patahan reverse. Bagi warga Surabaya, hal ini dapat dilihat di jalan Mayjend Sungkono di mana ada dataran yang seakan-akan mau menjorok keluar. Patahan ini merupakan hasil dari dua dataran yang sama-sama saling mendorong sehingga menghasilkan salah satu datarannya akan tampak keluar.
Masih dipelajari lebih lanjut mengenai patahan-patahan apa sajakah dan di mana sajakah yang rawan terjadi gempa di Indonesia. Lewat penelitian tersebut diharapkan terdapat langkah penanggulangan yang tepat agar tidak lagi memakan korban.
Baca Juga: Salah Satu Penyebab Utama Gempa Donggala: Patahan Palu-Koro yang Aktif