Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvel

Itulah kenapa cerita superhero masuk genre fiksi ilmiah

Dalam cerita superhero, kita sering dihadirkan dengan kekuatan manusia yang luar biasa tidak masuk akal. Itu membuat kita selalu berpikiran bahwa yang dilakukan superhero tersebut tidak masuk akal. Padahal dalam pengaplikasiannya, kisah superhero banyak bermodalkan ilmu fisika yang berarti beberapa hal yang ada di cerita superhero itu benar-benar masuk akal.

James Kakalios, seorang ahli fisika dan penulis buku The Physics of Superhero membedah bagaimana kekuatan superhero itu ada di dunia nyata. Banyak kisah yang tidak masuk akal dan tidak mungkin terjadi, namun beberapa memang bisa terjadi di dunia nyata. Berikut ini adalah penjelasan ilmiah dari James Kakalios tentang adegan-adegan di film Marvel Cinematic Universe yang tidak masuk akal sekaligus yang benar-benar bisa terjadi di dunia nyata.

1. Guardian of the Galaxy vol. 1 – gravitasi buatan

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelyoutube.com Insider

Saat di dalam penjara luar angkasa, Rocket Racoon sempat mematikan gravitasi buatan yang ada di dalam penjara, menyebabkan semua orang di dalamnya melayang. Menurut penjelasan Kakalios secara ilmu fisika, seharusnya orang tidak akan melayang lantaran gravitasi buatan dimatikan, jika hanya berdiri saja. Yang melayang adalah mereka yang sedang berjalan.

Mereka melayang karena energi momentum gerakan mereka tak lagi dihentikan oleh gravitasi dan membuatnya terus melayang tanpa henti sampai ada sebuah barang yang menghentikannya. Jadi seharusnya dalam adegan itu, yang melayang hanyalah orang-orang yang bergerak.

2. Avengers: Infinity War – space infinity stone

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelyoutube.com Insider

Ada satu adegan di mana Loki mencoba menusuk Thanos tetapi tidak bisa karena dihentikan oleh kekuatan ruang dari infinity stone. Ada penjelasan ilmiah terkait fenomena ini.

Di awal abad 20, Emmy Noether berhasil membuktikan adanya koneksi yang kuat antara ruang dan momentum. Memiliki infinity stone ruang membuatmu tak hanya bisa teleportasi tapi juga mengendalikan momentum. Artinya semua gerakan yang disebabkan momentum dapat dihentikan. Sinar biru yang datang dari infinity stone adalah yang menangkap dan menghentikan momentum tusukan Loki dan secara konsep itu benar-benar bisa terjadi.

3. Iron Man – baju dan teknologi kostum Iron Man

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelmic.com

Secara fisika, sejujurnya teknologi kostum Iron Man tidak masuk akal. Ketika pertama kali diciptakan dari material besi bekas, kostum besi tersebut sudah memiliki berat hingga 75 kilogram, belum termasuk senjatanya. Massa tersebut hampir tidak mungkin digerakkan oleh kekuatan otot manusia, yang berarti kamu tidak mungkin berjalan dengan kostum Iron Man.

Material titanium memang lebih masuk akal sebagai materi kostum Iron Man karena lebih ringan, namun ternyata itu tetap tak masuk akal. Tony Stark menjelaskan jika bahan kostum Iron Man itu adalah logam campuran emas titanium. Di dunia nyata, logam campuran ini ternyata digunakan untuk tambalan gigi. Secara logika, logam tersebut tidaklah cukup kuat, bahkan untuk menembus lapisan udara bumi.

Satu-satunya yang masuk akal dari teknologi Iron Man adalah helm cybernetic yang mampu membaca pikiran dan mengirimkan informasinya ke kostum. Peneliti di University of Minnesota mengembangkan teknologi ini yang mampu menangkap gelombang radio lemah dari kepala dan menyalurkannya lewat koneksi bluetooth ke alat lain. Jika terwujud, teknologi ini akan sangat membantu para penyandang cacat.

Baca Juga: Ini Bedanya 7 Kostum Superhero Marvel Versi Film & Komik, Keren Mana?

4. Spider-Man 2 – Menghentikan kereta

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelpolygon.com

Ini adalah adegan di mana Peter Parker mencoba menghentikan kereta dengan menembakkan jaringnya beberapa kali. Adegan ini terbilang masuk akal karena setelah dihitung-hitung berdasarkan jumlah jaring, jarak jaring dengan kereta, massa kereta api, jumlah waktu kereta itu berjalan, hingga diameter jaringnya, ditemukan bahwa jaring Spider-Man memiliki kekuatan 1.000 megapascal.

Kekuatan sesungguhnya dari jaring laba-laba adalah 1.200 megapascal, yang mana kemampuan jaring Spider-Man benar-benar mendekati jaring laba-laba yang asli. Jika memang kekuatan jaring ini benar, maka adegan menghentikan kereta benar-benar bisa dilakukan.

5. The Avengers – Perisai Captain America dan palu Thor

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelforums.spacebattles.com

Film pertama The Avengers memiliki adegan di mana Thor memukulkan palunya ke perisai Captain America, namun ketimbang menghancurkan perisai itu malahan Thor yang terpental. Perlu diingat material perisai Captain America adalah vibranium, sebuah logam yang mampu menyerap getaran. Dalam kasus adegan ini, perisai Captain America menyerap getaran yang datang dari pukulan palu Thor.

Dalam hukum fisika, energi tidak bisa dihancurkan tetapi bisa diubah bentuknya. Jika memperhatikan adegan tersebut, energi yang datang dari pukulan palu dan sebenarnya berbentuk gelombang suara diubah oleh perisai vibranium menjadi cahaya biru. Secara hukum fisika, ini memungkinkan, jika benar material perisai Captain America memiliki kandungan sonoluminescent yang sempurna.

Sonoluminescent sendiri datang dari dua kata, yaitu sono yang berarti suara dan luminescent berarti cahaya. Konsepnya ketika mengirimkan sebuah gelombang suara, kamu bisa mendapatkan cahaya dan ini merupakan fenomena asli dalam dunia fisika, yang berarti pukulan Thor memang bisa diubah menjadi cahaya. Sayangnya, kehadiran logam vibranium itu tidak pernah ada di dunia nyata, sehingga adegan Thor dan Captain America itu tidak bisa kamu lakukan.

6. Avengers: Endgame – Kehadiran Captain Marvel

Fakta Sains di Balik 6 Adegan Khas Film Superhero Marvelscreengeek.net

Jika kamu memperhatikan wajah Carol Danvers alias Captain Marvel di Avengers: Endgame, kamu mungkin bertanya mengapa bisa dirinya tidak bertambah tua, sekalipun mengingat kejadian Endgame terjadi 25 tahun setelah cerita Captain Marvel. Sebenarnya itu masuk akal jika kamu mengetahui teori relativitas.

Albert Einstein dalam teori relativitasnya mengemukakan jika semua hal di dunia ini bergantung pada kecepatan cahaya yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi waktu. Nama teori itu adalah dilasi waktu. Teori ini mengemukakan jika seseorang mendekati kecepatan cahaya, waktu akan berjalan lebih lambat daripada seharusnya.

Dalam kasus Captain Marvel, dirinya menuju ke luar angkasa dengan kecepatan cahaya, kurang lebih selama enam bulan untuk mencari rumah Skrull. Di bumi perjalanan luar angkasa Captain Marvel itu sendiri sudah setara dengan 25 tahun waktu bumi. Tidak salah jika saat tiba di bumi 25 tahun kemudian, Captain Marvel sama sekali tak bertambah tua, mengingat Captain Marvel hanya menghabiskan enam bulan, sedangkan di bumi sudah berjalan 25 tahun.

Kebanyakan memang adegan-adegan ini based on theory saja, tetapi memang jika dipikirkan secara ilmiah semua itu bisa terjadi. Menurut kalian adegan film mana yang paling masuk akal? Spider-Man, atau helm cybernetic Iron Man?

Baca Juga: 5 Fakta Hewan Wolverine, Si Garang yang Jadi Inspirasi Superhero

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya