Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!

Dulunya cinta, sekarang jadi benci

Ketika pertama kali bekerja, kamu pasti merasa bersemangat. Menemukan tujuan hidup, mendapat teman baru. Semuanya serba menyenangkan dan menantang. Kamu melakukan apapun dengan semangat untuk membuktikan kamu adalah orang yang benar untuk posisi yang ditunjuk.

Beberapa bulan kemudian, ketika kamu terbangun di pagi hari, kamu merasakan tidak ada energi untuk bangun dari tempat tidur. Kamu mematikan alarm jammu dan menatap langit-langit kamarmu sambil berpikir untuk malas bekerja. Ada pikiran yang terlintas, “Apakah ini pekerjaan yang sungguh-sungguh cocok untukku?” Tidak ada motivasi untuk bekerja.

Ketahuilah yang kamu alami dinamakan sindrom burnout, sindrom kejenuhan akan pekerjaanmu. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Sindrom burnout berhubungan erat dengan stres

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!time.com

Kamu sering menganggap jika stres memiliki gejala seperti tangan berkeringat hingga jantung berdegup kencang. Dalam kasus sindrom burnout/burnout syndrome (BOS), stres jauh lebih dalam daripada itu.

Jarang ada gejala fisik yang tampak, namun sering kali kamu merasakan tidak adanya gairah dalam menjalani hari-harimu. Stres ini bisa datang deadline pekerjaan, banyaknya tugas yang tak kunjung selesai, hingga pengulangan rutinitas terus menerus.

2. Sindrom burnout adalah gangguan terhadap mental

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!vipvorobjev.com

Menurut livechatinc.com, BOS adalah sebuah kondisi kelelahan terhadap emosi, mental serta fisik yang tercipta akibat stres berlebihan dan berkepanjangan. Hal ini terjadi ketika kamu merasa kewalahan dan tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan. Hasil penumpukan stres terus menerus yaitu kamu mulai kehilangan ketertarikan dan motivasi akan pekerjaan dari posisi yang kamu pegang.

3. Sindrom burnout tidak memiliki gejala yang kentara

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!fish4.co.uk

Pertama kali dideskripsikan di era 1970, BOS sulit untuk diketahui. Sindrom ini tidak bisa dilacak dari sejarah kesehatan mentalmu sehingga kamu hanya bisa merasakan yang terjadi kepada dirimu. Berdasarkan jurnal dari American Thoracic Society, BOS sering kali dipicu oleh adanya perbedaan antara ekspektasi serta hal ideal dari pemikiran sang pekerja terhadap posisi yang dijalankannya.

4. Adanya rasa kekecewaan terhadap pekerjaan yang dimiliki adalah tahap awal BOS

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!boundless.org

Tahap pertama dari penderita BOS ini adalah kamu akan merasakan stres emosional dan mulai merasa kecewa terhadap pekerjaan yang kamu miliki. Ini berimbas kepada susahnya kamu untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan serta mulai menunjukkan perangai buruk terhadap pekerjaanmu, rekan kerjamu, dan klien.

Baca Juga: Bukan Autisme, Ini 7 Fakta tentang Sindrom Asperger yang Dikira Sama

5. Ada tiga gejala kentara yang bisa dikenali dalam tahap awal

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!theatlantic.com

Tiga gejala itu adalah kelelahan, depersonalisasi dan berkurangnya prestasi pribadi. Kelelahan datang dari waktu yang dirasa terbuang banyak serta terlalu besarnya upaya terhadap suat proyek yang tidak dianggap bermanfaat. Sedangkan depersonalisasi adalah sebuah jarak atau perbedaan sikap yang ditunjukkan di tempat kerja.

Depersonalisasi bisa diekspresikan dengan komentar sinis atau berbuat tidak sopan terhadap rekan kerja.  Lalu yang terakhir berkurangnya prestasi pribadi. Ini merupakan kecenderungan untuk menilai negatif pekerjaan yang sudah kamu lakukan serta merasa rendah diri untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Lebih dari itu gejala lain yang bisa dikenali adalah rasa frustasi, rasa marah, cemas, takut serta tidak bahagia. Dari segi fisik, gejalanya adalah insomnia, otot yang tegang, kepala pusing serta masalah pencernaan.

6. Salah satu profesi yang sering mendapatkan kasus BOS adalah para suster di rumah sakit

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!medscape.com

Dalam laporan jurnal American Thoracic Society, ada data yang menunjukkan jika 40 persen pekerja rumah sakit atau yang berhubungan perawatan selalu mendapatkan BOS. Salah satu yang umumnya terkena BOS adalah pekerja di Intensive Care Unit (ICU). Bekerja di sana memiliki beban yang tinggi mengingat tingginya risiko kematian pasien, rutinitas yang padat, dan sering hadirnya isu traumatis serta tidak etis.

7. Faktor BOS terjadi secara individu maupun organisasi

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!forbes.com

Secara individu, BOS disebabkan karena rendah diri, pemikiran idealis, ekspektasi terlalu tinggi, hingga memiliki isu finansial. Sedangkan secara organisasi, BOS bisa didapat jika pekerjaan yang dilakukan terasa sangat berat, adanya pertengkaran dengan rekan kerja, tidak seimbangnya sistem effort-reward, kekurangan pegawai, hingga perubahan sistem yang terlalu sering.

8. BOS dapat menyebabkan seseorang meninggalkan profesinya

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!tampabay.com

Dalam kasus yang parah, BOS mampu membuat seseorang menjadi alkoholik sekaligus memiliki ide untuk bunuh diri. Bukan tidak mungkin BOS juga membuat seseorang meninggalkan pekerjaannya, dan bahkan meninggalkan profesinya.

9. Tidak ada teknik penyembuhannya, namun ada cara penanganannya

Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!forbes.com

BOS disebabkan karena beban pekerjaan yang tak mampu ditanggung. Karena itu bekerja dengan efektif adalah salah satu cara penanganannya. Membuat to-do list, offline di sejumlah media sosial serta meluangkan waktu untuk relaksasi bisa menghindarkanmu dari BOS. Intinya adalah bekerja dengan seimbang dan sehat.

Dijamin yang membaca artikel ini pasti ada yang merasa mengalami hal-hal serupa. Ingatlah bahwa kamu perlu memiliki waktu luang untuk relaksasi. Pekerjaan memang tidak akan pernah selesai, karena itu kamu perlu menyenangkan dirimu sendiri. Jika pekerjaanmu dirasa tidak mampu memberikan waktu luang, maka mungkin itu bukan pekerjaan yang tepat untukmu dan kamu perlu mencari pekerjaan lain.

Baca Juga: 10 Sindrom Langka yang Ada di Dunia Nyata, Bukan Lagi Mitos!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya