Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  

Simak penjelasan mengapa orang bodoh cenderung percaya diri!

Pernahkah kamu melihat orang yang berargumen dengan percaya diri padahal tidak mengetahui apa-apa? Sebaliknya pernahkah kamu melihat orang-orang pintar yang kurang percaya diri atas kepintarannya sendiri? Pastinya hal ini bukanlah hal yang jarang terjadi.  Dalam istilah sains, fenomena seperti ini dapat dijelaskan dalam Teori Dunning-Kruger Effect.

Apa yang dimaksud dengan Teori Dunning-Kruger Effect? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa yang menjadi tolak ukur kepintaran dan kepercayaan diri seseorang? Nah, simak penjelasan berikut untuk memahami alasan-alasan mengapa orang 'bodoh' cenderung terlalu percaya diri dibandingkan orang pintar.

1. Apakah sebenarnya Dunning-Kruger Effect itu?

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  Ilustrasi orang bingung (freepik.com)

Konsep Dunning-Kruger Effect merupakan istilah psikologis yang diciptakan oleh dua orang psikolog asal Cornell University, yaitu David Dunning dan Justin Kruger pada tahun 1999. Menurut Britannica, Dunning-Kruger Effect adalah sebuah bias kognitif di mana orang-orang yang dengan pengetahuan terbatas dalam domain intelektual atau sosial sangat melebih-lebihkan pengetahuan atau kompetensi mereka relatif dengan kemampuan orang-orang pada umumnya.

Secara sederhana, Dunning-Kruger Effect adalah fenomena di mana orang-orang yang bodoh atau berkemampuan lemah cenderung memberikan penilaian yang tinggi terhadap dirinya sendiri.

2. Contoh Kasus Dunning-Kruger Effect

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  FreePhotos/Pixabay

Dalam penelitian Dunning dan Kruger, Unskilled and unaware of it: how difficulties in recognizing one’s own incompetence lead to inflated self-assessments, mereka melakukan pengujian terhadap partisipan dengan rangkaian tes logika, tata bahasa, dan humor. Hasil dari penelitian ini cukup mengejutkan.

"Orang-orang yang memiliki nilai rendah cenderung menilai diri mereka mendapat nilai yang tinggi. Sebagai contoh: orang-orang yang mendapat nilai 12% justru menganggap kemampuan mereka sebesar 62%. Hal ini mengungkapkan bahwa tidak hanya mereka kurang mampu mengerjakan tes tersebut, mereka juga tidak mampu menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat".

Contoh penelitian lain yang serupa dilakukan pada tahun 2018. Ian Anson, seorang asisten profesor di Universitas Maryland Amerika Serikat, Melakukan survei terhadap 2.606 orang Amerika dewasa. Ian Anson melakukan survei tentang pemahaman politik warga amerika serikat.

"Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang Amerika yang menganggap dirinya sedikit mengetahui tentang politik justru lebih pintar atau paham pengetahuan politik dibandingkan orang-orang yang mengaku paham politik".

Lebih lanjut, untuk memahami bagaimana tolak ukur perbedaan orang pintar dan orang bodoh, kamu harus memahami fase-fase kompetensi. Menurut Martin M. Broadwell, setiap individu harus melalui 4 fase tertentu untuk mencapai kemampuan yang ahli dalam suatu bidang. 4 Fase tersebut adalah sebagai berikut.

3. Fase Pertama: Unconscious Incompetence (Secara tidak sadar kurang mampu)

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  Ilustrasi orang tertawa (pixabay/pexels)

Ini merupakan fase awal sebelum anda mempelajari apa pun dalam bidang apa pun. Hal yang pertama yang cenderung dilakukan adalah ketika kamu melakukan kesalahan dan tidak mengetahui bahwa kamu telah melakukan kesalahan. Orang-orang yang berada di tahap ini akan menunjukkan rasa percaya diri tinggi dan mencoba menolak segala kritikan terhadap orang yang mencoba meluruskan pemikiran mereka. Gampangnya, pada fase ini kamu akan merasa sok tahu tentang apa yang orang lain bicarakan.

4. Fase Kedua: Conscious Incompetence (Secara sadar kurang mampu)

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  Ilustrasi orang stres (Pixabay/Gerd Altmann)

Fase selanjutnya adalah ketika kamu melakukan kesalahan dan kamu sadar akan kesalahan itu. Seiring bertambahnya pengalaman mungkin kamu akan merasa begitu putus asa karena tidak mengetahui apa pun terhadap yang kamu pelajari. Kamu akan merasa kurang mampu untuk bisa melakukan sesuatu dengan benar. Secara sederhana, kamu mengetahui kesalahanmu tetapi tidak tahu apa yang harus kamu lakukan.

Baca Juga: Kamu Harus Sadar, 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Membuatmu Jadi Bodoh

5. Fase Ketiga: Conscious Competence (Secara sadar mampu)

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  Ilustrasi orang melompat (Pixabay/Free-Photos)

Ketika memasuki fase ini, kamu sadar bahkan kamu telah mampu mempelajari kesalahan-kesalahan masa lalu. Kamu telah mempelajari cara melakukan sesuatu dengan benar dan sadar akan batas-batas kebenaran tersebut. Kamu telah mendapatkan pencerahan untuk fokus terhadap hal yang kamu kerjakan.

6. Fase Keempat: Unconscious Competence (Secara tidak sadar telah mampu atau Expert)

Dunning-Kruger Effect: Penjelasan Mengapa Orang Bodoh Percaya Diri  Ilustrasi orang sedang mengepalkan tangan (Pixabay/Gerd Altmann)

Kamu telah mencapai puncak tertinggi dalam Dunning-Kruger Effect ketika kamu secara tidak sadar telah mampu mengerjakan sesuatu dengan benar. Kamu melakukan sesuatu dengan benar tanpa harus berpikir panjang terhadap apa saja yang harus diperbuat. Dapat dikatakan kamu telah memahami instruksi tanpa harus berpikir mengenai instruksi tersebut. Peningkatan kemampuan ini tentunya harus dicapai dengan belajar dari kesalahan, melakukan berbagai latihan, dan bimbingan dari orang yang lebih ahli.

Demikianlah penjelasan mengenai Teori Dunning-Kruger Effect dan Fase-fase kompetensi yang harus dilalui setiap individu. Ingatlah! bahwa jika kamu belum mengetahui sesuatu, jangan sungkan untuk mengatakan tidak tahu dan bertanya mengenai hal tersebut. Ketidak tahuan bukanlah suatu kelemahan, melainkan sebagai pendorong semangat untuk terus belajar!

Baca Juga: Kamu Harus Sadar, 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Membuatmu Jadi Bodoh

Agung Ramadhan Photo Writer Agung Ramadhan

Hanya Manusia Biasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya