Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! 

Kenali tubuhmu lebih dini ya!

Siapa sih yang tidak ingin hidup normal dan sehat? Namun faktanya beberapa penyakit bisa muncul akibat faktor genetik atau turunan dari orang tua. Bahkan, dalam beberapa kasus penyakit turunan tersebut bisa terjadi lompat satu generasi. Hal ini dikarenakan ada keturunan yang hanya menjadi carier atau pembawa sifat saja.

Salah satu penyakit yang dapat diturunkan dari genetis pihak ibu adalah kanker. Meskipun kemunculan penyakit ini secara genetik tidak dapat dipastikan 100 persen, risiko tinggi tetap bisa kamu alami bila memiliki ibu dengan riwayat penyakit tersebut. Apa saja jenis kanker yang dapat diwariskan dari gen ibu? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Kanker payudara

Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! ilustrasi anatomi dada pria (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)

Meskipun penyakit ini jauh lebih sering terjadi pada wanita, kanker payudara juga dapat terjadi pada pria. Jenis kanker ini bisa diturunkan dari ibu yang di dalam tubuhnya terdapat mutasi gen BRCA 1 dan 2. Walaupun demikian, tidak semua kasus kanker payudara dapat diturunkan.

Untuk mengetahui kecenderungan pewarisan genetis tersebut perlu dilakukan tes mutasi gen dengan beberapa persyaratan. Di antaranya adalah terdiagnosis kanker sebelum usia 35 tahun, memiliki lebih dari dua anggota keluarga dengan jenis kanker yang sama, memiliki tiga anggota keluarga yang menderita kanker.

Kanker payudara terkadang tidak menunjukkan adanya gejala khusus. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir bagi wanita. Raba dengan teliti bagian payudara searah jarum jam. Bila terasa benjolan atau nampak perubahan pada ukuran atau tampilan payudara, segera kunjungi dokter terdekat ya!

2. Kanker leher rahim

Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! ilustrasi jaringan kanker serviks (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)

Sesuai dengan namanya, kanker ini hanya dialami oleh perempuan. Infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV) diketahui sebagai faktor utama penyebab kanker leher rahim atau serviks. Namun, beberapa studi menjelaskan tentang keterkaitan antara ibu-anak pada penyakit tersebut seperti yang ditemukan pada kasus tiga keluarga asal Belanda yang dilaporkan oleh oleh Zoodsma M. 

Selain itu, diyakini pula bahwa anak perempuan hingga saudara perempuan dari seorang wanita penderita kanker serviks memiliki risiko 1,5-2,3 kali untuk mengalami kondisi serupa. Gejala umum dari kanker serviks yaitu terjadinya flek atau perdarahan tidak normal dari vagina. Biasanya perdarahan terjadi usai berhubungan seksual, di luar masa haid, ataupun pasca-menopause.

Di samping itu gejala lain yang sering timbul adalah rasa sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seksual, serta cairan yang keluar dari vagina beraroma aneh, berwarna tidak wajar, atau mengandung darah. Segera periksakan diri jika pendarahan yang tidak normal terjadi lebih dari satu kali.

3. Melanoma

Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! ilustrasi anatomi jaringan melanoma (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang berkembang di sel melanosit yang memproduksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit. Melanoma dapat terbentuk di mata, hidung, atau tenggorokan. Menurut sebuah studi di Universitas Stanford, kamu berisiko 3 kali lebih besar jika orang tua telah terdiagnosis penyakit ini. Bahkan, risiko tersebut bisa naik 6 kali lipat jika saudara kandung juga memiliki kondisi yang sama.

Tanda paling umum dari melanoma adalah munculnya tahi lalat baru atau perubahan pada tahi lalat yang sudah ada. Hal tersebut dapat terjadi di semua bagian tubuh mana, namun area yang paling sering terkena adalah punggung pada pria dan kaki pada wanita. Pada kebanyakan kasus, melanoma memiliki bentuk yang tidak beraturan dengan lebih dari 1 warna. Tahi lalat juga berukuran lebih besar dari biasanya dan terkadang terasa gatal atau berdarah.

4. Kanker kolorektal

Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! ilustrasi anatomi jaringan kanker kolateral (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)

Meskipun terdengar asing, kanker kolorektal adalah sebutan lain bagi kanker yang menyerang usus besar (kolon), rektum, maupun keduanya. Rektum merupakan bagian sempit dari usus besar yang berada di bagian akhir dan mengarah ke anus. Berdasarkan data Globocan tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat keenam di Indonesia dan menyebabkan kematian cukup tinggi, yakni 9.207 kematian akibat kanker usus dan 6.827 kematian akibat kanker rektum.

Menurut American Cancer Society, sekitar 5 persen kasus kanker kolorektal disebabkan oleh sindrom kanker yang diturunkan oleh keluarga. Sindrom ini disebut Sindrom Lynch. Kelainan pada orang yang berisiko kanker usus besar ini disebabkan karena adanya gen cacat bawaan, yakni MLH1 atau MSH2.

5. Kanker indung telur

Ini 5 Jenis Kanker Warisan dari Ibu, Waspada Moms! ilustrasi anatomi indung telur manusia (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)

Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita ini menyebabkan kematian paling tinggi di antara jenis kanker yang lain. Masa awal perkembangan kanker jenis ini memang cukup sulit terdeteksi. Bila diketahui lebih dini dan ditangani lebih cepat, maka pasien memiliki 94 persen peluang untuk sembuh dan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah terdiagnosis.

Risiko kanker ovarium atau kanker indung telur dapat meningkat pada wanita yang mewarisi perubahan tertentu pada gen BRCA1 dan BRCA2. Risiko ini juga meningkat pada 
wanita dengan sindrom bawaan tertentu di antaranya adalah sindrom kanker ovarium spesifik lokasi familial, sindrom kanker payudara/ovarium familial, dan kanker kolorektal nonpoliposis herediter (HNPCC; sindrom Lynch).

Beberapa gejala umum dari penyakit kanker ovarium adalah perut kembung, nyeri di bagian panggul dan sekitar perut, kelelahan terus-menerus, kesulitan untuk makan akibat perut kenyang dengan cepat walaupun makan sedikit, dan munculnya permasalahan terkait kandung kemih, seperti lebih sering buang air atau tidak bisa menahan desakan untuk buang air kecil. Bila kamu merasa nyeri ketika melakukan hubungan seks (penetrasi vagina) atau terjadi perubahan menstruasi, seperti haid yang tidak teratur atau perdarahan yang keluar lebih banyak dari biasanya, maka alangkah baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter terdekat.

Selain menambah wawasan, diharapkan info ini dapat meningkatkan awareness para perempuan Indonesia khususnya terkait kesehatan dirinya sendiri. Yuk, lebih peduli dengan tubuhmu!

Baca Juga: 5 Fakta Imunoterapi dalam Dunia Medis, Jadi Obat Kanker Masa Depan

Aii gie Photo Verified Writer Aii gie

Si Pengembara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya