5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belanda

Tonggak rumah sakit jiwa di Indonesia

Masa sebelum Indonesia merdeka identik dengan masa penjajahan yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Siapa sangka di zaman kolonial, perhatian terhadap penyakit mental sudah diperhitungkan oleh kolonial Belanda. Rumah sakit jiwa pun didirikan meski dengan tenaga medis dan peralatan medis yang terbatas.

Bermodal dengan tenaga medis yang ada, mereka mendirikan ruma sakit jiwa Buitenzorg atau yang lebih dikenal Kramkzinnigengesticht Buitenzorg. Berikut lima fakta awal berdirinya rumah sakit jiwa pertama di Indonesia ini!

1. Rumah Sakit Jiwa Hindia Belanda pertama

5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belandajavapost.nl

Pada tahun 1862, pemerintah kolonial Belanda mengetahu laporan bahwa terdapat beberapa orang yang mengalami kesehatan mental. Baru pada abad ke-20, mereka sepakat untuk mendirikan rumah sakit jiwa di Indonesia yang pertama saat itu. Tak hanya kolonial Belanda, warga pribumi pun juga turut mendapat perawatan serius yang dibantu oleh tenaga medis dari warga Belanda.

2. Dibangun selama 10 tahun

5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belandakebudayaan.kemdikbud.go.id

Sebagai tonggak pertama berdirinya rumah sakit jiwa, tentu bukanlah hal yang mudah bagi kolonial Belanda untuk membangun dalam waktu yang singkat. Lahan seluas 117 hektar di kawasan Bogor, Jawa Barat pun dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan pertama dengan kapasitas 400 tempat tidur. Butuh waktu selama tiga tahun untuk mendirikan rumah sakit jiwa tersebut hingga proses diresmikannya membutuhkan waktu tujuh tahun.

3. Sumeru, dokter pribumi satu-satunya kala itu

5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belandantvg.nl

Bukan hal yang bisa menemukan dokter yang berasal dari asli pribumi. Dokter Sumeru menjadi dokter kejiwaan satu-satunya di Rumah Sakit Jiwa Buitenzorg. Pasiennya pun di dominasi olek kaum pria yang berasal dari pasien pindahan dari rumah sakit militer. Perlakuan pada pribumi dan kolonial belanda juga mengalami perbedaan. Terdapat 35 orang Eropa dan 95 pegawai bumiputera yang bekerja di rumah sakit jiwa tersebut.

Baca Juga: 7 Film Terbaik yang Berlatar di Rumah Sakit Jiwa Ini Wajib Kamu Tonton

4. Sempat 'tenggelam' di masanya

5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belandajavapost.nl

Semasa transisi Indonesia menuju kemerdekaan yakni di tahun 19420-1945, peran Rumah Sakit Jiwa Buitenzorg mengalami peralihan fungsi yakni berubah menjadi penampungan para tentara Jepang dan sebagai tempat digunakan sebagai karantina penyakit menular. Lalu pada tahun 1950 mulai bangkit kembali dan mengalami beberpa kali renovasi hingga bertahan saat ini dengan sistem pelayanannya yang memadai.

5. Kini berubah menjadi Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi

5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belandarsmmbogor.com

Memasuki masa orde baru, Rumah Sakit Jiwa Buitenzorg memasuki babak baru yakni menjadi salah satu rumah sakit kejiwaan yang diakui oleh pemerintah. Baru pada tahun 2002, rumah sakit ini mengalami perubahan nama menjadi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Nama tersebut diambil dari nama tokoh pelopor Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia yang juga berprofesi seorang dokter.

Itu dia lima fakta rumah sakit jiwa pertama di zaman kolonial Belanda yang bertahan hingga saat ini. Meski sudah berganti nama, namun Kramkzinnigengesticht Buitenzorg menjadi bukti bahwa kesehatan mental juga menjadi saksi bisu di masa penjajahan Belanda. 

Baca Juga: Terpasung: Foto-foto Rumah Sakit Jiwa di Indonesia Ini Pasti Bikin Hatimu Teriris

AKbar Photo Verified Writer AKbar

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya