Attack On Titan, dari Kacamata Sains? Kok Bisa?

Ada lho penjelasan menurut sains soal anime satu ini

Karya terbaik dari Hajime Isayama ini menyajikan banyak hal yang menarik selama penayangannya. Selama empat musim, Attack on Titan menyajikan alur cerita yang menarik. Bagaimana anime ini bisa memainkan emosi penonton, dengan banyak plot yang mind blowing banget. Tapi bukan soal alur ceritanya yang mau kita bahas di sini. Kali ini kita akan membahas tentang penjelasan ilmiahnya. 

Attack On Titan sendiri memang bukanlah jenis anime yang secara khusus membahas soal sains. Akan tetapi, jalan cerita, plot twist, penemuan unik, hingga tokoh-tokoh dalam anime ini bisa dijadikan inspirasi untuk belajar.

Setelah kalian menonton anime Attack On titan, pasti ada saja pertanyaan yang lewat di kepala kalian seperti "Titan itu bisa beneran hidup gak sih?" atau "Maneuver 3d itu kalau nyata gimana yah?.''

Dari pada makin penasaran dan tidurnya nggak nyenyak, kali ini kita akan mengeksplorasi dan belajar soal sains dengan mengambil inspirasi dari anime Attack On Titan. Semoga tulisan ini menjawab petanyaan-pertanyaan yang ada di kepala kalian, sekaligus belajar dan bisa menambah wawasan.

1. Titan Itu Beneran Ada Nggak Sih?

Attack On Titan, dari Kacamata Sains? Kok Bisa?ilustrasi armor titan (https://twitter.com/basiclatte_)

Titan yang merupakan makhluk berukuran sangat besar ini tidak mungkin ada di dunia ini. Lah kok gitu? Jadi begini penjelasannya. Kalau kita memperbesar ukuran suatu benda atau mahkluk hidup, kita akan bertemu dengan satu problem yang disebut dengan Scaling Problem.

Misalkan kita memiliki kubus berukuran 1 meter, berarti volume nya 1m³ dan luas alasnya 1m². Kalau kubus itu kita perbesar sepuluh kali lipat, volumenya akan naik drastis menjadi 1000m³ sementara luas alasnya itu hanya naik 100m². Volumenya itu naik jauh lebih cepat dari pada luas alasnya. Volume itu akan ada hubungannya dengan berat, sementara luas itu ada hubungannya dengan kekuatan otot dan tulang si titan nantinya.

Ketika manusia berubah menjadi titan, berat tubuh titannya akan jauh lebih besar dari pada naiknya kekuatan otot dan tulang sehingga tubuh titan itu tidak kuat dan akan jatuh. Jadi bentuk titan yang berdiri tegap dengan dua kaki seperti Armor Titan, Colossal Titan, dan lain-lain itu tidak akan ada.

Bentuk titan yang paling mungkin itu adalah Rod ReissTitan, karena bentuk tubuhnya tidak ditopang dengan kaki, sehingga jalannya ngesot. Ada juga bentuk titan lain yang lebih mungkin yaitu Cart Titan, karena berat badannya itu ditopang dengan empat kaki. Adapun bentuk titan berdiri yang lebih mungkin adalah titan dengan tinggi hanya disekitar satu sampai 2 meter saja.

2. Kalau Titan Tidak Mungkin Ada, Apa Ada Syarat Supaya Titan Bisa Nyata?

Attack On Titan, dari Kacamata Sains? Kok Bisa?ilustrasi cart titan (https://twitter.com/LucerneBolvin)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, titan bisa hidup jika jalannya ngesot atau merangkak seperti Cart Titan. Sebenarnya titan bisa ada di dunia, tapi ada beberapa syarat, lho. Meskipun memiliki masalah pada berat tubuhnya, Hajime Isayama selaku pembuat cerita Attack On Titan ini merupakan orang yang jenius. Bagaimana tidak, 'bang Haji' ini dapat 'menambal' kekurangan yang ada pada karyanya tersebut.

Dalam animenya dijelaskan kalau ternyata, para titan itu tidak berat. Memang masih berat, tapi tidak berat-berat amat seperti manusia yang di-zoom ke ukuran raksasa. Hal ini pertama kali dibahas pada musim pertama, tepatnya saat Hange bercerita kalau dia iseng menendang kepala titan yang ternyata beratnya ringan-ringan saja.

Jadi kesimpulannya adalah titan yang kita nonton di anime Attack On Titan itu beratnya tidak sebesar yang kita kira. Meskipun badanya besar, tapi isinya itu kosong, cuma kebanyakan udara saja. Hajime Isayama sangat paham masalah dari karakter titan di dunia nyata itu terkait dengan beratnya. Hajime pun menutupi kekurangan dari titan dengan membuat cerita kalau titan dalam anime Attack On Titan itu isinya kosong dan hanya kebanyakan udara. Hal itu dilakukan agar teknis dari karya buatannya itu tetap terkesan masuk akal, meskipun tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga: Attack on Titan: 5 Kenyataan Pahit dalam Menjadi Seorang Titan Shifter

3. Apakah 3D Maneuver Gear Bisa Ada Di Dunia Nyata?

Attack On Titan, dari Kacamata Sains? Kok Bisa?ilustrasi 3d maneuver gear (https://twitter.com/JapaneseStation)

Siapa sih yang nggak tau dengan alat jenius yang satu ini? 3D Maneuver Gear adalah sebuah alat yang digunakan untuk melawan para titan. Alat yang satu ini sudah menjadi suatu benda yang ikonik pada cerita Attack On Titan. Tapi apakah alat seperti itu ada di dunia nyata? Jawabannya bisa iya dan tidak.

Jika yang ingin dibuat itu adalah mekanismenya saja, hal itu bisa saja dibuat. Hal ini terjadi karena sistem utamanya adalah sistem pelontar dan gas saja. Bahkan sudah ada yang pernah membuat mekanisme tersebut di Youtube.

Tapi jika kamu ingin melihat alatnya benar-benar diaplikasikan untuk mendorong dan bergerak seperti yang ada di anime, sayangnya tidak bisa. Loh kenapa nggak bisa? Karena yang menjadi penyebab utama 3D Mneuver Gear tidak bisa bekerja itu adalah dorongan gasnya.

Dorongan gas yang ada pada alat tersebut masih belum bisa menopang berat manusia. Karena membutuhkan dorongan gas yang cukup besar. Hal tersebut bisa dihitung secara fisika, lho. Misalnya "Berapa dorongan gas yang dibutuhkan untuk mendorong Mikasa?" atau "Berapa tegangan tali yang dibutuhkan Mikasa untuk berayun?."

Untuk sekarang mari kita coba melupakan sejenak hal itu, dan kita anggap saja kalau 3D Maneuver Gear bisa bekerja seperti yang ada di anime tersebut.

4. Ada Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dari 3D Maneuver Gear

Attack On Titan, dari Kacamata Sains? Kok Bisa?ilustrasi mekanik 3d maneuver gear (https://twitter.com/LeviFansINA)

Baca Juga: 5 Momen Terbaik dalam Anime Attack on Titan: The Final Season Part 2

Sebenarnya yang harus kita pertimbangkan adalah 3D Maneuver Gear yang justru dapat membahayakan penggunanya. Dari mana bahayanya? Apakah bisa terlilit kabel?

3D Maneuver Gear dapat berbahaya jika gerakannya terlalu cepat, karena akan membuat manusia yang menggunakan alat tersebut pingsan. Hal itu terjadi karena pasokan darah ke otak akan kurang dan terganggu. Berdasarkan data ilmiah, yaitu batas percepatan gerak yang dapat diterima manusia itu tergantung arah geraknya. Kalau keatas itu 9G, kalau ke bawah itu 3G, sedangkan kesamping itu 45G.

Berhubung gerakan dari 3D Maneuver Gear yang paling cepat dipakai ke arah horizontal adalah 45G. Kecepatan tersebut bisa kita pakai sebagai patokan. "G" disini adalah percepatan gravitasi bumi. Jadi sebagai contoh, 1G itu sama dengan kondisi saat kamu jatuh bebas. Jadi berapa sih percepatan yang dihasilkan oleh 3D Maneuver Gear ini?

Jumlah percepatan yang dihasilkan alat tersebut sebenarnya sudah pernah dihitung oleh Kyle Hill dari Channel Nerdist. Dan hasilnya diketahui kalau gerakan dari 3D Maneuver Gear ini walaupun kelihatanya sangat cepat, kecepatanya ternyata masih ada di ambang 45G. Jadi bisa dibilang alat ini masih aman dipakai.

Entah ini secara tidak sengaja terjadi, atau memang Hajime Isayama sudah memperhitungkan percepatan dari 3D Maneuver Gear ini. Ajaibnya, nilai percepatan dari alat tersebut masih ada di ambang batas yang bisa diterima oleh manusia, yaitu 45G. Oleh karena itu, 3D Maneuver Gear ini patut dicap sebagai penemuan yang sangat jenius.

Jadi apa yang bisa kita ambil dari tulisan ini?

Intinya belajar itu simpel banget, Kita tidak harus repot-repot ke sekolah atau tempat kursus melulu. Semua yang disekitar kita dapat dijadikan sarana untuk belajar. Termasuk hal-hal menarik dari anime misalnya. Bisa belajar dengan cara yang menyenangkan. Jadi mau bahas anime apa lagi, nih?

Alberique Way Photo Writer Alberique Way

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya