Pertama di Dunia, China Berhasil Klona Serigala Arktika!

Harapan baru untuk sang serigala.

Sejak kelahiran domba klona Dolly pada 1996, teknik klona menjadi harapan baru untuk menjaga populasi hewan, terutama yang hampir punah. Namun, setelah Dolly, klona tak begitu sering didengar.

Bak petir di siang bolong, kabar terobosan teknik klona datang dari Negeri Tirai Bambu. Bukan domba, ilmuwan China berhasil mengklonakan serigala Arktika (Canis lupus arctos).

1. Tidak lagi hanya hewan peliharaan

Dilansir Global Times pada 19 September 2022, perusahaan klona hewan peliharaan berbasis di Beijing, Sinogene Biotechnology, mengumumkan keberhasilan klona serigala Arktika. Berlangsung di Beijing Wildlife Park, peristiwa bersejarah ini menandai juga kerjasama antara Sinogene dan kebun bintang tersebut.

Pada dasarnya, perusahaan bioteknologi di Beijing ini berspesialisasi di bidang klona hewan peliharaan, dari kucing, anjing, hingga kuda. Dengan terobosan bersejarah ini, Sinogene ingin membantu usaha pelestarian satwa di ambang kepunahan.

Global Times mengklaim serigala Arktika masuk ke "daftar merah" atau satwa terancam punah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Di China, serigala Arktika dibawa dari luar negeri dan pengembangbiakkan dilakukan di kebun binatang. Salah satu kebun binatang tersebut adalah Harbin Polarland di Provinsi Heilongjiang.

"Demi menyelamatkan hewan yang terancam punah, kami melaksanakan kerja sama riset dengan Harbin Polarland untuk mengklona serigala Arktika pada 2020," ujar GM Sinogene Biotechnology, Mi Jidong.

2. Maya, serigala Arktika yang terancam punah

Pertama di Dunia, China Berhasil Klona Serigala Arktika!Bayi serigala Arktika hasil klona, Maya, di China, yang lahir pada 10 Juni 2022. (sinogene.org)

Wakil GM Sinogene, Zhao Jianping, menceritakan bahwa Maya lahir pada 10 Juni 2022 di Beijing. Proses ini melibatkan DNA dari sampel kulit seekor serigala Arktika betina (yang juga bernama Maya) yang mati di penangkaran Harbin Polarland. Maya yang asli dikirim dari Kanada ke China pada 2006, dan mati pada 2021 akibat usia tua.

Lalu, oosit diambil dari seekor anjing betina dan inang penggantinya adalah seekor anjing ras beagle. Anjing beagle digunakan karena sedikitnya jumlah serigala betina di penangkaran. Untungnya, anjing memiliki DNA yang cukup serupa dengan serigala sehingga pengklonaan bisa dilakukan.

Para ilmuwan Sinogene lalu melakukan konstruksi 137 embrio baru dari sel kulit Maya yang asli dengan sel telur yang belum matang dari anjing, atau teknik somatic cell nuclear transfer (SCNT). Dari 137 embrio tersebut, sebanyak 85 embrio berhasil ditanam ke rahim tujuh beagle. Dari tujuh beagle tersebut, satu beagle berhasil melahirkan Maya.

"Setelah dua tahun usaha yang melelahkan, serigala Arktika sukses diklona. Ini adalah kasus pertama kalinya di dunia," tambah Mi.

3. Proyek Sinogene selanjutnya

Berdasarkan video yang dirilis bertepatan dengan 100 hari kelahirannya, Maya berada dalam keadaan sehat dan hidup. Saat ini, Maya tinggal bersama dengan "induknya" di Xuzhou, Provinsi Jiangsu. Maya akan segera dipindahkan ke Harbin Polarland untuk dipertunjukkan ke masyarakat.

GM Harbin Polarland, Dai Rui, mengatakan bahwa Maya akan hidup sendiri di taman binatang. Hal ini dikarenakan Maya dikhawatirkan tak bisa beradaptasi dengan lingkungan serigala Arktika yang sesungguhnya.

Seperti yang dijelaskan, Sinogene memang sudah tak asing di bidang klona. Pada 2019, Sinogene juga terlibat dalam proyek klona anjing ras German Shepherd. Sebagai bagian kerja sama dengan Beijing Municipal Bureau of Public Security's Police Dog Base, enam klona anijing German Shepherd ditempatkan di unit K-9 kepolisian di Beijing.

Baca Juga: Unik, 7 Hewan Aneh bin Ajaib yang Mendiami Padang Gurun

4. Usaha "revitalitasi" satwa yang terancam di China

Pertama di Dunia, China Berhasil Klona Serigala Arktika!Serigala Arktika hasil klona, Maya, bermain dengan inang penggantinya, yaitu seekor anjing beagle. (livescience.com)

Kepala Chinese Experimental Animal Resources Research Institute for Food and Drug Control, He Zhengming, mengatakan bahwa hewan klona masih bisa bereproduksi selama mereka memiliki sel telur matang yang utuh. Teknologi klona menyalin informasi gen untuk pembiakan selektif, sehingga populasi hewan terancam punah makin beragam.

Sejak domba "Dolly", teknologi klona menawarkan kemungkinan meragamkan populasi hewan. Saat hewan yang terancam punah teridentifikasi, klona sel yang diawetkan dengan metode beku bisa memberikan "kehidupan baru", sebut Global Times.

Usaha untuk melindungi satwa yang terancam punah dan habitatnya adalah bagian dari program pengembangan nasional China. Menurut Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Negara China (国家林业和草原局), hal ini terangkum dalam Rencana Lima Tahun ke-14 (2021–2025).

5. Masalah yang merintangi

Sementara klona jadi harapan baru di China, tak sedikit yang mempertanyakan. Ilmuwan China dari organisasi World Animal Protection, Sun Quanhui, mengatakan bahwa klona memang sudah berkembang pesat. Akan tetapi, klona masih belum sempurna, dan ada banyak masalah teknis serta etika yang perlu diselesaikan dengan saksama.

Bagi Sun, klona seharusnya dikhususkan untuk hewan-hewan yang sudah punah, yang populasinya di ambang kepunahan, atau yang populasi dalam penangkarannya amat minim (tak memungkinkan untuk berkembang biak). Sebelum menjalankan teknik klona, ada beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan:

  • Adakah risiko kesehatan terhadap hewan yang diklona?
  • Kondisi apakah yang memperbolehkan klona tersebut?
  • Seberapa dampak klona terhadap biodiversifikasi?

Global Times mencatat serigala Arktika adalah hewan terancam punah dalam IUCN. Faktanya, satwa satu ini tidak terancam punah dan masuk dalam kategori "Least Concern" IUCN. Meski begitu, World Wide Fund (WWF) memperingatkan bahwa perubahan iklim bisa mengganggu pasokan makanan serigala Arktika pada masa mendatang.

Bersamaan dengan pengumuman "Maya", Sinogene mengumumkan bahwa mereka akan mengumumkan kelahiran serigala Arktika kedua berkelamin jantan pada 22 September. Meski begitu, sejauh ini, tak terdengar kabar mengenai kelahiran serigala Arktika jantan tersebut.

6. Amerika Serikat juga pernah

Selain China dengan Maya dan Inggris dengan Dolly, Amerika Serikat (AS) juga pernah mengklona hewan. Pada 2020, ilmuwan dari organisasi Revive & Restore mengklona musang kaki hitam (Mustela nigripes) dan kuda Przewalski (Equus przewalskii). Saat ini, mereka tengah berusaha mengklona merpati penumpang (Ectopistes migratorius).

"Klona adalah sarana yang luput dari penggunaan. Pada masa depan, ini bisa jadi sumber kehidupan satwa yang langka atau punah," kata kepala peneliti Revive & Restore, Ben Novak, kepada Live Science.

Menurut Ben, klona menjaga kadar diversifikasi genetik spesies. Jika hewan klona berkembang biak dengan hewan non-klona, spesies yang terancam punah bisa beradaptasi dengan faktor yang mendorong mereka ke jurang kepunahan. 

Dari kasus Maya, klona bisa digunakan dengan program pembiakan di penangkaran, terutama menggunakan inang pengganti dari spesies lain. Daripada mengambil hewan liar, ilmuwan bisa mengambil sampel genetik dari hewan liar dan menciptakan klona di laboratorium dengan inang pengganti yang sudah siap.

"Untuk satwa mamalia, dua spesies harus memiliki leluhur yang serupa kurang dari 5 juta tahun lalu agar kehamilan pengganti bisa sukses. Ini membuka kemungkinan membangkitkan spesies punah dengan spesies pengganti yang berkerabat dekat," kata Ben.

Pertama di Dunia, China Berhasil Klona Serigala Arktika!kuda Przewalski/Equus przewalskii (wikimedia.org)

Sayangnya, ada beberapa kekurangan dari metode klona. Tak semua satwa bisa diklona. Dengan teknik SCNT, Ben mengatakan bahwa baru satwa mamalia, ikan, amfibi, dan satu spesies serangga yang bisa diklona. Untuk burung, reptil, dan mamalia bertelur (seperti platipus), SCNT tak berhasil karena telur tak terbentuk dengan benar.

Selain itu, klona memiliki tingkat keberhasilan yang rendah dibanding inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro. Dalam kasus Maya, perlu lebih dari 100 embrio, berkurang jadi lebih puluhan, dan lebih dari 1 inang pengganti. Hasilnya, hanya satu inang pengganti yang berhasil melahirkan Maya.

Hal ini menyebabkan masalah lain: biaya. Karena mahal, organisasi seperti Sinogene atau Revive & Restore bisa berperan penting dalam pelestarian melalui klona. Sepanjang sejarah, klona memang dilakukan oleh instansi yang sebenarnya tidak memiliki dana cukup.

"Kerja sama perusahaan swasta dengan program penangkaran satwa adalah kunci mengubah klona dari teknik yang sering diacuhkan menjadi sarana konservasi yang berharga," ujar Ben.

Baca Juga: 6 Hewan dengan Bentuk Jantung Paling Aneh, Deg-degan!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya