10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!

Langsung bookmark agar tidak kelupaan

Tak terasa, kita menutup tahun 2021 dan membuka lembaran baru di tahun 2022. Semoga, tahun depan jauh lebih baik, ya! Teruntuk kamu yang suka melihat bintang, apakah puas dengan fenomena langit di tahun 2021?

Apakah ada yang terlewat beberapa peristiwa langit pada 2021? Jangan berkecil hati karena tahun 2022 juga menyimpan berbagai fenomena langit yang gak kalah keren! Inilah 10 fenomena astronomis yang tak boleh terlewatkan di tahun 2022.

1. Hujan meteor Quadrantid mencapai puncaknya pada 4 Januari

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi hujan meteor (wired.com)

Pada 4 Januari 2022, kamu disuguhkan dengan puncak hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor tersebut berasal dari sisa debu asteroid 2003 EH1 dan komet C/1490 Y1. Pemandangan ini bisa dilihat dari arah Timur Laut pada pukul 04.00 subuh waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.

Di titik ini, hujan meteor Quadrantid turun dengan intensitas 200 meteor/jam! Akan tetapi, karena ketinggian hujan meteor ini berbeda dari Sabang sampai Pulau Rote, maka intensitasnya pun bisa berbeda. Dilansir Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, intensitas puncak hujan meteor Quadrantid berkisar antara:

  • Sabang (35,8°): 117 meteor/jam
  • Pulau Rote (16,3°): 56 meteor/jam

Tanpa cahaya Bulan, fenomena ini dapat kamu nikmati tanpa bantuan. Pastikan saja langit cerah dan bebas polusi cahaya serta medan padang bebas halangan.

2. Puncak pertemuan antara Mars dan Saturnus pada 5 April

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi Mars dan Saturnus (madeinatlantis.com)

Bangun sahur di awal Ramadan 1443 Hijriah pada 5 April mendatang, kamu dapat menyaksikan puncak konjungsi Mars dan Saturnus. Hanya terpisah 19-20 menit busur (0,2°/0,3°), konjungsi tersebut muncul di arah Timur pukul 03.00 dini hari waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.

Sementara Saturnus berada di magnitudo +0,83, magnitudo Saturnus bervariasi di +1,05 dan +0,99. Terjadi sebelumnya pada April 2018 dan 2020, jangan sampai lewatkan fenomena ini. Pussainsa LAPAN mengatakan konjungsi Mars dan Saturnus baru akan kembali pada April 2024 dan 2026!

3. Pada 24—29 April, Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan bertemu

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi konjungsi (onlyinyourstate.com)

Pada 10 hari menjelang hari terakhir Ramadan 1443 Hijriah, kamu dapat menyaksikan fenomena pertemuan Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan. Konjungsi kuintet ini dapat disaksikan di arah Timur pada pukul 04.00 subuh waktu setempat (kecuali tanggal 29 yang baru terlihat 75 menit sebelum Matahari terbit).

Saat itu, Pussainsa LAPAN mencatat Bulan memasuki Sabit Akhir dengan iluminasi 3,7—45,3 persen. Magnitudo Jupiter berkisar antara -2,11—2,09, Venus di -4,16—4,12, Mars di +0,44—+0,88, dan Saturnus antara +0,80—+0,81.

4. Puncak konjungsi Venus dan Jupiter bertepatan dengan Hari Buruh

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi Venus dan Jupiter (nationalgeograpic.com)

Bertepatan dengan Hari Buruh, kamu juga dapat menyaksikan puncak konjungsi antara Venus dan Jupiter yang terpisah 14 menit busur (0,2°) saja. Kamu dapat menyaksikan fenomena ini pada pukul 03.30 subuh waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.

Baik magnitudo Venus dan Jupiter sama-sama konstan di -4,11 dan -2,11 masing-masing. Pussainsa LAPAN mencatat puncak konjungsi Venus dan Jupiter pernah terjadi pada November 2018 dan Februari 2021 silam. Jika terlewat, fenomena ini datang lagi pada Maret 2023 dan Mei 2024.

5. Bulan sedikit terhalang oleh okultasi Venus pada 27 Mei

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!okultasi Venus terhadap Bulan (flickr.com/Stephen Rahn)

Pada 27 Mei mendatang, Bulan akan sedikit terhalang oleh Venus. Fenomena ini disebut okultasi Venus. Saat itu, Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 10,3—10,6 persen. Di Indonesia, okultasi Venus terjadi pada pagi ke siang hari. Oleh karena itu, perlu alat bantu untuk melihat fenomena langit ini.

Terlihat sejak pukul 9 pagi waktu setempat, kota Mukomuko di Bengkulu dapat menikmati okultasi Venus paling lama, yaitu 1 jam 49 menit. Sayangnya, kota Manokwari, Papua Barat, jadi wilayah yang kebagian okultasi Venus tersingkat, yaitu 22 menit dan baru terlihat pada pukul 01.12 siang waktu setempat.

Fenomena okultasi Venus sebelumnya terlihat pada Juni 2011 dan 2017. Jangan terlewat, Pussainsa LAPAN mengatakan fenomena langit ini baru kembali pada September 2026 dan Mei 2039 mendatang!

Baca Juga: Jangan Bingung! Ini Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet

6. Bulan mencapai fase "Bulan Purnama Super" pada 14—15 Juni dan 13—14 Juli

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi super moon (timeanddate.com)

Disebut juga Bulan Purnama Perige, pada fase ini, Bulan mengalami fase Purnama dan juga berada paling dekat dengan Bumi (Perige) di waktu bersamaan. Saksikan Bulan Purnama Super sebelum Matahari tenggelam hingga setelah Matahari terbit di arah Tenggara sampai Barat Daya.

Pussainsa LAPAN mencatat puncak Bulan Purnama Super terjadi pada 14 Juni pada pukul 06.51 malam waktu setempat di jarak 357.658 kilometer, dan 14 Juli pada pukul 01.37 malam waktu setempat dengan jarak 357.416 kilometer. Fenomena ini terjadi setidaknya setahun sekali.

7. Bukan Venus, Bulan terhalang oleh okultasi Uranus pada 25 Juni

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!planet Uranus (solarsystem.nasa.gov)

Setelah okultasi Venus pada 27 Mei, giliran Uranus yang menghalangi Bulan pada 25 Juni. Di Indonesia, okultasi Uranus terjadi saat Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 15,2—15,3 persen. Karena terlihat dari sebelum hingga setelah Matahari terbit, kamu perlu alat bantu untuk menyaksikannya.

Okultasi Uranus terlama terjadi di Manokwari, Papua Barat sejak pukul 05.23 pagi waktu setempat selama 1 jam 19 menit. Sementara, okultasi tersingkat terjadi di Balikpapan yang hanya bisa menyaksikannya selama 16 menit sejak pukul 04.30 subuh waktu setempat.

Pussainsa LAPAN mengatakan kalau fenomena ini terjadi pada 2006 silam. Jangan sampai terlewatkan karena fenomena ini baru kembali pada 2030 mendatang!

8. Hujan meteor Perseid memuncak pada 13—14 Agustus

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Austin Schmid)

Pada 13—14 Agustus mendatang, hujan meteor Perseid berada di puncaknya. Saat itu, hujan meteor ini turun dengan intensitas 100 meteor/jam dan berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle.

Lagi-lagi, di beberapa bagian Indonesia, intensitas hujan meteor Perseid bisa berbeda tergantung dari ketinggian maksimum titik radiannya. Menurut Pussainsa LAPAN, intensitas hujan meteor Perseid terbagi menjadi:

  • Sabang (37,8°): 61 meteor/jam
  • Pulau Rote (20,9°): 36 meteor/jam

Hujan meteor Perseid dapat disaksikan pada pukul 11 malam (Sabang) dan 1 malam (Pulau Rote) hingga 25 menit sebelum Matahari terbit. Meski sedikit terhalang cahaya Bulan, hujan meteor Perseid tetap dapat disaksikan kasat mata. Pastikan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas halangan.

9. Pada 8 November, gerhana Bulan total kembali

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!gerhana Bulan total (esa.int)

Pada 8 November mendatang, Bulan, Bumi dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Hasilnya, terjadilah gerhana Bulan total. Gerhana ini adalah gerhana ke-20 dari 72 gerhana di Seri Saros 136. Diprakirakan Pussainsa LAPAN, inilah catatan waktu dan wilayah untuk mengamati tahapan gerhana Bulan total:

  • Awal Penumbra (03.02 siang waktu setempat): Tidak bisa diamati di Indonesia
  • Awal Sebagian (04.09 sore waktu setempat): Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Tanimbar
  • Awal Total (05.16 sore waktu setempat): Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kapuas Hulu
  • Puncak Gerhana (06.00 petang waktu setempat): Seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu
  • Akhir Total (06.41 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia
  • Akhir Sebagian (07.49 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia
  • Akhir Penumbra (08.56 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia

Saat gerhana Bulan total, pasang air laut lebih tinggi. Lagi-lagi, jangan lewatkan fenomena ini karena gerhana Bulan total baru kembali pada September 2025, Maret 2025, Desember 2028, Desember 2029, April 2032, dan Oktober 2032.

10. Hujan meteor Geminid dijadwalkan mencapai puncaknya pada 14—15 Desember

10 Fenomena Langit 2022 Paling Dinanti, Jangan Terlewat!hujan meteor (amsmeteors.org)

Fenomena langit terakhir di daftar ini yang tak boleh terlewatkan adalah puncak hujan meteor Geminid pada 14—15 Desember mendatang. Berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon, hujan meteor Geminid dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit.

Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote. Bergantung variasi ketinggian maksimum titik radian, intensitas puncak hujan meteor Geminid terbagi menjadi:

  • Sabang (63°): 107 meteor/jam
  • Pulau Rote (46°): 86 meteor/jam

Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang. Pastikan saja langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.

Itulah beberapa fenomena langit yang tidak boleh terlewatkan pada 2022 mendatang. Sampai bertemu di tahun depan, ya!

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Ini 15 Galaksi Paling Aneh tapi Nyata

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya