Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Dunia

Bukan hanya perang, rapat juga bisa mengubah dunia!

Peperangan adalah salah satu faktor penggerak peradaban. Memang. Tetapi, selain perang, ada lagi faktor yang menggerakkan dunia, yaitu konferensi dan rapat bersejarah antar negara. Petinggi-petinggi negara duduk mengelilingi meja yang sama dan berunding ke arah manakah dunia harus berjalan.

Malah, sekarang, pergerakan dunia lebih ditentukan oleh rapat dan konferensi daripada perang. Tidak percaya? Lima rapat dan konferensi inilah yang sempat mengubah arus pergerakan dunia.

1. Konferensi Yalta (4 - 11 Februari 1945)

Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Duniaatlanticcouncil.org

Dianggap sebagai konferensi terpenting sepanjang masa, Konferensi Yalta diadakan di Istana Livadia, Yalta, Uni Soviet (sekarang Ukraina), oleh blok Sekutu setelah Perang Dunia II (PD II) untuk membahas nasib Jerman yang luluh lantak akibat perang.

Konferensi tersebut dihadiri oleh tiga kepala negara Sekutu: Presiden AS ke-32, Franklin D. Roosevelt, Perdana Menteri (PM) Britania Raya Winston Churchill, dan Joseph Stalin dari Uni Soviet. Tetapi, Jenderal Charles de Gaulle dari Prancis tidak diundang untuk berpartisipasi dalam Konferensi. Hal ini yang akan menjadi sumber masalah diplomatik selama bertahun-tahun sesudahnya hingga Potsdam.

Keputusannya, setelah Nazi Jerman menyerah tanpa syarat, Jerman dibagi empat yang masing-masing dikuasai oleh AS, Britania Raya, Prancis, dan Uni Soviet. Jerman diharuskan mendemiliterisasi dirinya dan membayar biaya ganti perang ke negara-negara lain. Konferensi Yalta adalah tanda akhir PD II dan awal pembentukan Benua Eropa seperti yang ada saat ini.

2. Konferensi Potsdam (17 Juli - 2 Agustus 1945)

Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Duniamilitaryhistories.co.uk

Lima bulan setelah Konferensi Yalta, blok Sekutu kembali mendiskusikan nasib Jerman lewat Konferensi Potsdam di Istana Cecilienhof, Potsdam, Jerman. Selain nasib Jerman, tujuan Konferensi Potsdam adalah membangun perjanjian perdamaian dan memastikan stabilitas Eropa. Kali ini, perwakilannya adalah Joseph Stalin (Uni Soviet), PM Winston Churchill yang kemudian digantikan oleh Clement Attlee (Britania Raya), dan Presiden ke-33 AS Harry S. Truman (AS).

Konferensi Potsdam diisi oleh berbagai ketegangan. Pertama, tensi antara AS dan Britania Raya dan Uni Soviet karena pendudukan Uni Soviet di Eropa Tengah dan Timur. yang menurut Stalin diperlukan untuk melindungi Uni Soviet dari kemungkinan serangan di masa depan.

Presiden Roosevelt meninggal beberapa bulan setelah Konferensi Yalta pada April 1945 dan digantikan oleh Wakil Presiden Truman. Dibandingkan Roosevelt yang "lunak" terhadap Uni Soviet, Truman menentang pendudukan negara-negara Eropa Timur oleh Uni Soviet dan bersikap lebih "keras" terhadap negara berpaham komunisme tersebut.

Ketiga, bingung kenapa PM Inggris ada dua? Saat itu, Churchill digantikan oleh Attlee di tengah-tengah Konferensi karena hasil pemilihan umum, sehingga prosesnya memperumit Konferensi. Terlepas dari ketegangan dan rumitnya Konferensi tersebut, Konferensi Potsdam akhirnya berhasil menyepakati langkah-langkah praktis untuk Jerman.

Baca Juga: Terkenal di Peperangan, 6 Panglima Perang Terburuk dalam Sejarah

3. KTT Wina (4 Juli 1961)

Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Duniahistory.com

Pada klimaks Perang Dingin dan Perang Vietnam, Presiden ke-35 AS John F. Kennedy dan Perdana Menteri Nikita Khrushchev dari Uni Soviet bertemu di Kedutaan Besar AS di Wina, Austria, untuk membahas masalah-masalah krusial antar kedua negara seperti pemisahan kota Berlin dari Jerman dan gagalnya invasi Kuba oleh AS dua bulan sebelumnya.

Selain Perang Vietnam, fokus utama adalah apakah AS akan mengizinkan Uni Soviet menandatangani perjanjian damai secara sepihak dengan Berlin. Karena sekitar 2,7 juta jiwa pindah dari Berlin Timur yang dikuasai Soviet ke Berlin Barat, Uni Soviet tertarik untuk membuat perjanjian damai, sedangkan AS lebih suka menjaga situasi Jerman yang terbagi karena menguntungkan mereka.

Terlepas dari KTT Wina, Tembok Berlin tetap dibangun dan membagi Jerman jadi Berlin Timur dan Berlin Barat untuk mencegah migrasi dari Timur ke Barat dan sebaliknya. Selain itu, Krisis Rudal Kuba pada Oktober 1962 memanaskan tensi antara Uni Soviet dan AS, sampai hampir memulai Perang Dunia Jilid III! Akhirnya, satu-satunya hal yang disetujui antara AS dan Uni Soviet di KTT Wina adalah netralisasi Laos.

4. KTT Bumi (3 - 14 Juni 1992)

Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Duniasgerendask.com

Diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setahun setelah Perang Dingin di Rio de Janeiro, Brazil, KTT Bumi adalah pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara untuk mendorong kerja sama antar negara dalam menyelesaikan berbagai masalah lingkungan dan pembangunan dunia.

Hasil terbesar dari KTT Bumi adalah kesepakatan Konvensi Perubahan Iklim yang bertujuan untuk mengurangi tingkat gas rumah kaca dan emisi karbon di atmosfer Bumi, melahirkan Protokol Kyoto yang aktif pada 2005 dan Perjanjian Paris yang aktif pada 2020.

Selain itu, KTT Bumi juga menghasilkan "Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan" yang mencantumkan 27 prinsip, wajib ditaati oleh lebih dari 175 negara demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan, salah satunya adalah perusahaan penghasil polusi diharuskan membayar polusi yang dikeluarkannya.

Membahas masalah pembangunan berkelanjutan dan lingkungan, KTT Bumi dianggap sebagai tonggak sejarah dan salah satu langkah pertama dunia menuju pendekatan internasional terpadu untuk menanggulangi permasalahan lingkungan seperti perubahan iklim serta sumber daya lingkungan yang terbatas.

5. Konferensi Internasional Hak Asasi Manusia (14 - 25 Juni 1993)

Menegangkan, 5 Rapat Bersejarah yang Mengubah Duniaunmultimedia.org

Setahun setelah KTT Bumi, Konferensi Internasional Hak Asasi Manusia adalah konferensi pertama yang berfokus pada hak asasi manusia (HAM) setelah akhir Perang Dingin. Dihadiri oleh 171 negara dan 800 organisasi swasta, Konferensi yang diadakan di Wina, Austria, tersebut memuat lebih dari 7.000 peserta. Sesuai namanya, tujuan Konferensi ini adalah untuk mencapai kesepakatan tentang prinsip-prinsip HAM.

Anehnya, meskipun membahas HAM, perjanjian ekstensif yang dibuat sebelum Konferensi melarang pembahasan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di negara-negara tertentu seperti di Bosnia dan Herzegovina, Angola, Liberia, Tiongkok, serta Kuba. Dalam Konferensi tersebut, banyak pembahasan yang secara tidak langsung merujuk contoh spesifik pelanggaran HAM di negara-negara tersebut.

Konferensi Internasional HAM menghasilkan Deklarasi dan Program Aksi Wina (WDPA), sebuah perjanjian untuk menegakkan HAM yang mengarah pada berdirinya Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM. WDPA menetapkan HAM sebagai standar dan prioritas universal, serta mencakup topik-topik seperti:

  • Kemiskinan;
  • Hak untuk berkembang dalam hal ekonomi;
  • Hak individu untuk mencari suaka;
  • Pernyataan menentang pandangan rasisme; dan
  • Perlindungan bagi kelompok-kelompok tertindas seperti kaum penduduk asli, pekerja migran, perempuan, serta kaum difabel.

Selain itu, WDPA juga menetapkan hak-hak asasi anak untuk pendidikan yang layak, air bersih, dan pemenuhan nutrisi dasar. Konferensi ini dan WDPA yang dihasilkannya meletakkan pondasi perjuangan HAM internasional hingga saat ini.

Itulah lima KTT, rapat, dan pertemuan bersejarah yang mengubah jalannya dunia. Kebanyakan dari pertemuan tersebut hanya "membereskan" sisa-sisa peperangan yang terjadi sebelumnya. Dari lima pertemuan tersebut, manakah yang menurutmu efeknya terasa hingga saat ini?

Baca Juga: 6 Masa Krisis Terparah Sepanjang Sejarah, Uang Tak Ada Harganya

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya