9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah Lobotomi

Kebanyakan berakhir gagal!

Di masa lampau, gangguan jiwa dikaitkan dengan perasaan yang berlebihan di otak. Oleh karena itu, beberapa jaringan di otak yang berhubungan dengan perasaan harus dipotong.

Itulah background dari lobotomi, sebuah praktik bedah otak yang dicanangkan oleh ahli neurologi asal Portugal, António Egas Moniz. Praktik ini dikenal masyarakat luas sebagai "melubangi tengkorak".

Sempat populer pada 1940an-1950an, praktik lobotomi mulai ditinggalkan hingga tak dilakukan lagi. Hal ini dikarenakan efek samping dan hasilnya yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Tidak jarang, bukannya mengobati, lobotomi malah membuat para pasiennya kehilangan memori dan kewarasannya secara permanen.

Namun, beberapa tokoh terpandang dunia pun ternyata pernah menjalani lobotomi, dari bangsawan hingga seniman! Siapa saja? Inilah beberapa kasus before dan after lobotomi yang mencengangkan serta mengerikan!

1. Rosemary Kennedy

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiRosemary Kennedy terlihat ceria sebelum menjalani lobotomi. kqed.org

Adik perempuan John F. Kennedy, Rose Marie "Rosemary" Kennedy (1918-2005), dikatakan mengidap epilepsi dan gangguan mood swing parah. Meskipun niatnya baik, orangtua Rosemary salah paham terhadap kondisi sang putri. Selain itu, mereka takut Rosemary akan membawa aib bagi keluarga yang lumayan terpandang di bidang politik.

Setelah berkonsultasi dengan departemen psikologi Harvard University, pada 1941, Rosemary yang berusia 23 tahun akhirnya menjalani lobotomi prefrontal. Dokter Walter Freeman dan James Watts memotong lobus frontal Rosemary. Hasilnya? Bagian kiri tubuh sang gadis lumpuh sebagian!

Setelah lobotomi, Rosemary dirujuk ke institusi kejiwaan di mana ia harus belajar lagi cara berjalan hingga berpakaian sendiri. Selain itu, Rosemary sampai tidak dapat bicara! Tidak pernah dengar soal Rosemary? Itu dikarenakan keluarga Kennedy benar-benar menutupi aibnya!

Setelah ayah Kennedy meninggal pada 1969 karena stroke, barulah Rosemary kembali menemui keluarga Kennedy. Kisah lobotomi Rosemary tertutup sampai terkuak media pada 1987. Dalam diamnya, Rosemary wafat pada 2005 di usia 86 tahun.

2. Rose Williams

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiRose dan Tennessee Williams. pinterest.pt

Kakak perempuan sastrawan Amerika Tennessee Williams (1911-1983), Rose Isabel Williams (1909–1996), diketahui mengidap skizofrenia. Meskipun begitu, Tennessee mengatakan bahwa Rose adalah pribadi termanis dan paling tulus dalam hidupnya. Pada tahun 1926, Rose menulis surat kepada neneknya yang menjelaskan depresinya:

"Saya tidak tahu ada apa dengan saya. Saya sangat gugup, hingga saya tidak bisa memegang gelas untuk meminum obat. Saya tetap di tempat tidur sepanjang hari dan meminum Calomel dalam dosis besar. Saya merasa lebih baik tetapi masih lemah. Saya baru saja menyelesaikan pelajaran musik, dan Nona Butell hampir membuat saya gila dan gugup seperti kucing."

Pada 1943, Rose mulai mengamuk saat gejalanya kambuh, dan setuju untuk menjalani lobotomi. Operasi tersebut membuat Rose hampir lumpuh. Rose tetap dirawat di institusi kejiwaan berkat kekayaan Tennessee. Ia meninggal pada 1996 karena henti jantung pada usia 86 tahun.

3. Alys Robi

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiAlys Robi. commons.wikimedia.org

Penyanyi legendaris asal Kanada, Alice Robitaille (1923–2011) atau yang akrab disapa Alys Robi, terkenal dengan suaranya yang tinggi. Namun, pada 1948, Alys mengalami kecelakaan dan setelah serangkaian peristiwa menyedihkan lainnya, ia mengalami mental breakdown dan sempat mendekam di rumah sakit jiwa Quebec.

Dengan enggan, Alys menjalani prosedur lobotomi. Ajaibnya, Alys merasakan keadaannya membaik dan ia menjadi lebih tenang. Pada 1952, Alys kembali ke dunia hiburan. Namun, stigma masyarakat terhadap gangguan mental kerap menghalangi jalan Alys. Ia pun akhirnya wafat pada 2011 di usia 88 tahun. Berikut lagu Tico Tico karangan Alys Robi!

https://www.youtube.com/embed/6D4Thx_3NZI

4. Ellen Ionesco

https://www.youtube.com/embed/Wo2Md95kTCA

Menurut sejarah lobotomi, Ellen Ionesco adalah pasien pertama yang menjalani lobotomi transorbital, di mana sebuah batang kecil dan tajam dimasukkan ke belakang rongga mata dan dipalu pelan-pelan untuk menembus tulang pemisah rongga mata dan lobus frontal.

Sebelum lobotomi, putri Ionesco mendeskripsikan sang ibu sebagai seorang pribadi yang "kasar" dan "ingin bunuh diri". Setelah lobotominya pada 1946 oleh dr. Walter Freeman, Ellen merasakan perasaan tenteram dan berterima kasih pada prosedur lobotomi. Lebih baiknya lagi, ia juga terbebas dari gangguan depresinya!

Baca Juga: Sejarah 8 Eksperimen Tak Manusiawi, demi Ilmu Psikologi

5. Anita McGee

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiKiri ke kanan: Dr. Walter Freeman dan Dr. James Watts. commons.wikimedia.org

Salah satu pasien dr. Walter Freeman, Anita Johnson McGee, menderita depresi pasca-persalinan dan menjalani prosedur lobotomi pada tahun 1953. Sayangnya, prosedur tersebut malah membuatnya harus mendekam di panti jompo di Birmingham, Alabama, selama sisa hidupnya.

"Saya pribadi berpikir bahwa ada sesuatu dalam diri dr. Freeman yang ingin dapat menaklukkan orang dan mengambil jati diri mereka," ujar Rebecca Welch, putri Anita McGee.

6. Josef Hassid

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiJosef Hassid. gramophone.co.uk

Josef Hassid atau Józef Chasyd (1923–1950) adalah seorang pemain biola asal Polandia. Josef dianggap sebagai salah satu musisi klasik paling berbakat di abad ke-20. Akan tetapi, ia didiagnosis mengidap skizofrenia.

Oleh karena itu, dokter menyarankan prosedur lobotomi prefrontal bilateral. Josef setuju dan pada 1950, ia menjalani lobotomi. Sayangnya, setelah operasi, Josef malah mengidap infeksi yang berkembang menjadi radang selaput otak atau meningitis. Beberapa minggu kemudian, Josef meninggal pada November 1950 di usia 26 tahun.

7. Dave Rubinstein

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiDave Rubinstein dari Reagan Youth. commons.wikimedia.org

Dibentuk pada 1980an, Reagan Youth adalah band yang dengan vokal mengkritik pemerintahan Ronald Reagan. Akan tetapi, pentolan sekaligus pendiri Reagan Youth, Dave Rubinstein (1964-1993), ternyata memiliki kecanduan heroin. Satu hari, saat membeli heroin, kepala Rubinstein dipukul dan ia koma.

Satu-satunya cara untuk pulih adalah lobotomi. Meskipun pulih, Rubinstein tidaklah sama. Ia menjadi semakin kecanduan obat terlarang dan tidak lagi aktif di Reagan Youth. Setelah kehilangan pacarnya dan ibunya secara tragis, Rubinstein mengalami depresi lalu bunuh diri di usia 28 tahun pada 1993 dengan overdosis.

8. Howard Dully

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiHoward Dully. sfgate.com

Lahir pada 1948, Howard Dully adalah pasien lobotomi termuda. Pada 1960, Howard yang berusia 12 tahun dan didiagnosis dengan skizofrenia menjalani prosedur lobotomi yang sama dengan Ionesco, lobotomi transorbital, juga ditangani oleh dr. Freeman. Setelah operasi tersebut, Howard berubah 180 derajat.

Pada usia 50an, Howard, dibantu oleh National Public Radio (NPR) untuk menggali ulang ingatannya. Karena ibu tirinya dan dr. Freeman sudah wafat serta efek pasca-lobotomi, Howard tidak bisa mengingat apa pun! Pencarian Howard mengundang perhatian publik pada 2005, dan pada 2007, ia menulis buku biografi "My Lobotomy".

9. Randolph Stewart

9 Kisah Menegangkan Pasien Sebelum dan Sesudah LobotomiRandolph Stewart dan istrinya, Lily May Budge. thetimes.co.uk

Lahir pada 1928, Randolph Stewart adalah bangsawan Skotlandia dengan gelar Earl ke-13 dari Galloway. Lord Galloway kemudian didiagnosis dengan skizofrenia (yang mana ditentang oleh psikolog masa kini dan dianggap autistime). Pada 1952, Lord Galloway yang berusia 23 tahun menjalani lobotomi.

Pasca lobotomi, Lord Galloway menjalani hidupnya selama 15 tahun di Crichton Royal Infirmary, lalu pada 1970, ia dipindahkan ke sebuah biara di Roslin. Setelah menikahi Lily May Budge pada 1975, Lord Galloway baru mengakui bahwa ia "bukan pribadi yang sama lagi" setelah lobotomi.

Setelah gagal sebagai anggota Dewan Bangsawan (House of Lords), Lord Galloway pindah ke Edinburgh, dan kesehatan mentalnya kembali menurun. Konon, ia dapat menyerang orang lain, bahkan istrinya sendiri. Lord Galloway tutup usia di usia 91 tahun pada Maret 2020 lalu.

Itulah 9 kasus before dan after lobotomi yang kontroversial. Tidak selalu buruk, lobotomi dapat membawa efek positif bagi pasiennya. Namun, manfaatnya tertutup oleh kegagalannya yang lebih dominan. Tidak jarang, sang pasien malah menjadi "orang lain" setelah prosedur, dan tak dapat kembali ke dirinya semula!

Baca Juga: Mengerikan, 29 Metode Penyiksaan dan Eksekusi yang Tak Manusiawi

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya