Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitas

Mempertahankan garis bangsawan ada harganya

Sebelum ada yang namanya bayi tabung atau teknik bayi buatan dengan penyuntingan gen, perkawinan sedarah adalah satu-satunya cara untuk memastikan garis keturunan tetap murni! Praktik tersebut memastikan tak ada darah "rakyat jelata" yang menodai garis ningrat bangsawan. Apa hasilnya?

Yang jelas terlihat adalah kecacatan. Karena beberapa kerajaan zaman dulu melihat praktik perkawinan sedarah sebagai sesuatu yang sah, maka kecacatan genetik pun turun temurun! Berbeda dengan ekspektasi mereka, perkawinan sedarah memang memastikan darah tetap murni, tetapi ditambah dengan gangguan lain yang lebih fatal!

Inilah beberapa figur dalam sejarah yang mengalami kecacatan genetik, mental, atau fisik dikarenakan perkawinan sedarah.

1. Raja Carlos II - Rahang Habsburg

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita DisabilitasCarlos II. commons.wikimedia.org

Hasil dari perkawinan sejarah turun-temurun di Wangsa Habsburg, Raja Spanyol Carlos II (1661-1700) memiliki penampilan aneh. Faktanya, orangtua Carlos II memiliki hubungan paman dan keponakan, yaitu Raja Spanyol Phillip IV dan Marianna dari Austria.

Carlos II memiliki rahang dan bibir aneh, yang dijuluki "Rahang dan Bibir Habsburg" atau mandibular prognathism. Kondisi ini ditandai dengan lidah yang besar, gigi bawah yang lebih maju, rahang bawah yang menonjol, dan bibir bawah yang tebal. Lidahnya yang besar membuat Carlos II sulit untuk mengunyah dan memproduksi air liur yang berlebihan.

Selain itu, tumbuh kembang Carlos II juga terhambat! Ia disusui sampai berusia 5 tahun dan tidak mengenyam pendidikan formal seperti bangsawan. Dampak lainnya, Carlos II juga impoten. Karena tak mampu menghasilkan keturunan, kekuasaan Wangsa Habsburg atas Spanyol pun runtuh saat Carlos II wafat pada 1700.

2. Ratu Victoria - Hemofilia

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitashellomagazine.com

Dikenal sebagai "Nenek Benua Eropa", Ratu Inggris Victoria (29 January 1820–1901) memiliki gangguan hemofilia, sehingga darahnya susah membeku. Karena Ratu Victoria memiliki keturunan yang mendominasi kerajaan Eropa hingga saat ini, hemofilia tersebut dibawa hingga ke penjuru Eropa!

Pertama, Ratu Victoria menikahi sepupunya, Pangeran Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha. Dari pernikahannya tersebut, Ratu Victoria dan Pangeran Albert memiliki 9 anak dan 42 cucu! Dari 42 cucu tersebut, 34 yang mampu hidup hingga sekarang ini. Tujuh cucu Ratu Victoria wafat karena hemofilia tersebut.

Penyebab pasti mengapa Ratu Victoria menderita hemofilia masih belum diketahui. Bahkan sejarawan sempat berspekulasi bahwa Pangeran Edward bukanlah ayah biologis Ratu Victoria.

3. Firaun Tutankhamun - Cacat tengkorak

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitasindependent

Praktik perkawinan sedarah di Mesir dipuja untuk meneladani Dewa Osiris dan istri/saudarinya, Isis, yang dilakukan agar garis keturunannya tetap murni.

Terkenal sebagai Firaun Mesir Kuno paling terkemuka, Firaun Tutankhamun (1342–1325 SM) sebenarnya adalah hasil dari perkawinan sedarah. Tes DNA dari mumi Raja Tut menunjukkan bahwa ia memiliki kecacatan genetik yang menyebabkan kelemahan pada tubuhnya. Ayah Tutankhamun, Firaun Akhenaten, menikahi salah satu saudarinya sendiri!

Raja Tutankhamun naik takhta pada usia 9 dan bertahan hanya sampai usia 19 tahun. Dia kemungkinan memiliki keretakan pada langit-langit mulut, kaki pengkor, skoliosis, dan tengkorak yang memanjang serta cacat.

4. George III - Porfiria dan gangguan mental

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitasdw.com

Terkenal dengan kekalahannya menghadang Revolusi Amerika Serikat, Raja Inggris George III (1738–1820) terbukti memiliki gangguan bipolar. Selain gangguan mental, Raja George III juga menderita porfiria, kondisi di mana urine berubah warna menjadi ungu kebiruan dan memperparah gangguan mentalnya.

Tak terlihat secara nyata, Raja George III tetap menjalankan tugas kerajaannya. Saat pergi ke Istana Kew, George III baru "menunjukkan" gangguan mentalnya. Ia pun menjalani perawatan kejiwaan ekstrem seperti dipakaikan straitjacket, terapi lintah, hingga mandi es. Menjelang akhir hidupnya, George III menderita tuna netra dan tuna rungu.

Meskipun penyebab dari penyakit Raja George III tidak diketahui, pengujian medis modern menunjukkan bahwa porfiria adalah kondisi kesehatan umum di keturunan Wangsa Hanover yang sarat dengan perkawinan sedarah.

5. Ratu Maria I - Gangguan mental

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita DisabilitasMaria I. commons.wikimedia.org

Terkenal memiliki kondisi mental yang tidak stabil, Ratu Portugal Maria I (1734–1816) menikahi dengan pamannya, Pedro III. Dikenal sebagai Ratu Gila, Maria I sering mengalami delusi dan obsesi berlebihan terhadap hal-hal Katolik. Oleh karena itu, ia juga dijuluki "Maria yang Alim".

Maria menghabiskan banyak waktu dalam pengasingan, tetapi lolongannya bisa terdengar di seluruh wilayah kerajaan. Sang Ratu amat tidak waras hingga pada 1799, putranya, Joao, menjalankan tugas Maria I. Saat melarikan diri ke Brazil selama Perang Napoleon (1803–1815), sang Ratu wafat dan Joao menjadi Raja Portugal.

Baca Juga: 9 Keputusan Mendadak yang Berhasil Mengubah Sejarah Dunia, Apa Saja?

6. Ratu Joanna - Gangguan mental

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita DisabilitasJoanna dari Kastilia. thefamouspeople.com

Joanna dari Kastilia (1479–1555) adalah saudari Catherine dari Kastilia, istri pertama raja Inggris Henry VIII. Pada 1504, Joanna menjadi Ratu Spanyol (Kastilia dan Aragon) dan ia memerintah dengan amat buruk, dikarenakan oleh kondisi kejiwaannya yang tidak stabil.

Saat berusia 17 tahun, Joanna menikahi suaminya dari Wangsa Habsburg, Philipp I, Joanna benar-benar cinta padanya. Sayangnya, tidak dengan Phillip yang terus menyelingkuhinya dan akhirnya wafat di usia muda, 28 tahun! Meninggalnya Phillip memperparah kondisi kejiwaan Joanna, sampai ia diturunkan dari takhta dan dipenjara!

Penyebab kondisi kejiwaan Joanna terus menjadi kontroversi. Wangsa Trastamara memang terkenal dengan perkawinan sedarah, sehingga menjadi salah satu faktor. Atau, ayah Joanna, Carlos I, ingin menjadi Raja Spanyol, hingga ia menyatakan Joanna gila dan memenjarakannya!

7. Raja Ludwig II - Gangguan mental

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita DisabilitasLudwig II. muc.tips

Menjadi Raja Bavaria pada 1864, Raja Ludwig II adalah anggota Wangsa Wittelsbach yang terkenal akan pernikahan sedarahnya. Hal tersebut terbukti dari perkawinan Raja Ludwig II dengan sepupunya, Permaisuri Sophie. Fakta menarik, Raja Ludwig II adalah figur di balik pembangunan Kastil Neuschwanstein.

Raja Ludwig II juga dilihat tidak mampu memimpin kerajaan karena terus menghabiskan uang untuk proyek pembangunan dan hal-hal tidak berguna lainnya. Akhirnya, Ludwig II berhasil digulingkan setelah dibunuh di Danau Starnberg. Setelah kematiannya pun, kondisi kejiwaan Ludwig II pun menjadi bahan kontroversi.

8. Tsarevich Alexei Nikolaevich -Hemofilia

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitasamic.ru

Hemofilia Tsarevich Alexei Nikolaevich (1904-1918) menjadi salah satu faktor kejatuhan Kekaisaran Rusia pada 1917. Meskipun Wangsa Romanov Rusia tidak mengidap hemofilia, naasnya, ayah Alexei, Tsar Nikolai II, menikah dengan Putri Alix dari Hesse atau Tsar Aleksandra Fyodorovna, yang adalah cucu Ratu Victoria!

Salah satu usaha Nikolai II untuk menyelamatkan Alexei adalah dengan meminta bantuan sang "Rahib Gila", Grigori Rasputin. Meskipun terkenal memiliki reputasi buruk, Wangsa Romanov tak memiliki pilihan lain selain Rasputin dengan metodenya yang "konon" efektif.

Hal tersebut membuat Rasputin bak "lebih tinggi" daripada Tsar dan secara tidak langsung mengendalikan kehidupan Wangsa Romanov. Karena kekacauan yang ditimbulkan Rasputin dan Wangsa Romanov, Revolusi Februari 1917 pun meletus yang menyebabkan seluruh anggota Wangsa Romanov dibunuh pada 1918.

9. Ferdinand I - Epilepsi, hidrosefalus, dan gangguan bicara serta neurologis

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita DisabilitasFerdinand I. commons.wikimedia.org

Saat Kaisar Austria Franz II menikahi sepupu ganda pertamanya, Marie-Therese, sebagai pernikahan kedua, putra mereka harus menerima konsekuensi dari pernikahan sedarah tersebut.

Ferdinand I (1793–1875) menderita hidrosefalus sehingga kepalanya dipenuhi cairan dan membuat keterbelakangan mental dan kemampuan motorik. Sama seperti Carlos II, Ferdinand I juga memiliki "Rahang Habsburg", lidah yang terlalu besar, tubuh yang kerdil, dan epilepsi!

Mengetahui kondisi putranya, Franz II meminta agar paman Ferdinand I, Louis, dan Menteri Luar Negeri Pangeran Metternich, membantu sang raja baru menjalankan pemerintahannya. Ajaibnya, ia memerintah selama 13 tahun (1835-1848) sampai turun takhta karena revolusi dan digantikan oleh keponakannya, Franz Joseph.

10. Cleopatra - Obesitas

Perkawinan Sedarah, 10 Bangsawan Ini Menderita Disabilitasdonneberg.net

Cleopatra VII (69 SM–30 SM) terkenal sebagai sosok yang ramping dan kecantikannya yang memukau dua petinggi Kekaisaran Romawi, Julius Caesar dan Markus Antonius. Namun, apakah betul kenyataannya begitu? Ternyata kemungkinan besar tidak!

Para arkeolog yakin bahwa Cleopatra VII sebenarnya memiliki tubuh yang gemuk. Bukan karena makannya banyak atau kurang olahraga, tetapi hal tersebut dikarenakan perkawinan sedarah di Kekaisaran Ptolemaik.

Dalam tradisi Kekaisaran Ptolemaik, keluarga Cleopatra VII melakukan praktik perkawinan sedarah. Oleh sebab itu, tubuh keluarga Cleopatra VII, termasuk Cleopatra, kemungkinan besar menderita obesitas karena praktik "suci" tersebut. Faktanya, Cleopatra bahkan menikahi kedua saudara laki-lakinya, Ptolemaius XIII dan Ptolemaius XIV.

Besar kemungkinannya, kedua suami/saudara laki-laki yang ikut memerintah bersamanya tersebut pun juga memiliki tubuh yang sama besarnya dengan Cleopatra VII!

Itulah 10 bangsawan yang menderita kecacatan, dari fisik hingga mental, dikarenakan perkawinan sedarah. Di masa kini, perkawinan sedarah adalah hal yang benar-benar ditentang karena dampak yang diakibatkannya pada generasi penerus!

Hanya karena egoisme untuk mempertahankan kemurnian garis darah biru, keturunan mereka pun yang harus menanggung akibatnya, yaitu kecacatan dan stigma negatif dari yang memandangnya.

Baca Juga: Fakta Sejarah: 12 Periode Terburuk untuk Hidup, Mengerikan!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya