Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi Indonesia

Deforestasi berkontribusi terhadap kenaikan gas rumah kaca

Perubahan iklim terus menjadi fokus penuh bagi seluruh negara di dunia. Laporan yang diterbitkan oleh World Meteorological Organization (WMO) menyebutkan bahwa tahun 2015 hingga 2021 memecahkan rekor sebagai tahun terpanas. Suhu rata-rata global 2018–2022 diperkirakan naik sekitar 1,17 atau 0,13°C, lebih panas dibandingkan suhu pada tahun 1850–1900. 

Masalah ini memberi konsekuensi yang mengerikan apabila tidak ditangani dari sekarang, termasuk naiknya suhu global yang menyebabkan peningkatan permukaan laut. Akibatnya, pulau atau bahkan negara yang memiliki topografi serta ketinggian yang rendah terancam tenggelam dan menghilang di masa depan.

Dari sejumlah faktor penyebab naiknya rasio perubahan iklim, isu deforestasi menjadi salah satu hal yang belum mampu dikendalikan. National Geographic, di dalam lamannya, menulis bahwa deforestasi merupakan proses pembukaan lahan hutan dengan sengaja dengan cara ditebang atau dibakar untuk memberi ruang bagi sektor lain. Beberapa negara bertanggung jawab atas maraknya praktik deforestasi secara besar-besaran, termasuk Indonesia. 

Terlepas dari itu, masih ada beberapa fakta lain seputar deforestasi yang terjadi selama ini dilansir dari berbagai sumber. Penasaran apa saja? Simak ulasannya di bawah ini ya!

1. Sekitar 10 juta hektare hutan menghilang per tahun akibat deforestasi

Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi IndonesiaIlustrasi deforestasi (Pexels.com/Jeswin Thomas)

Hasil penelitian dari One Earth menyebutkan bahwa hampir 27% hutan di dunia telah mengalami deforestasi dari tahun ke tahun. Secara global, laju deforestasi tidak turun, tetapi hanya berpindah dari satu benua ke benua lain. Misalnya, laju deforestasi melambat di kawasan hutan Brasil, tetapi di waktu yang sama, terjadi peningkatan deforestasi dalam skala yang besar di Asia Tenggara.

Hingga detik ini, kasus deforestasi telah memakan 10 juta hektare pohon setiap tahun. Hal tersebut dilakukan untuk memberi ruang bagi tanaman dan ternak serta menghasilkan bahan-bahan seperti kertas. Akibatnya, deforestasi menyumbang sekitar 16% dari total tutupan kehilangan pohon dengan 96% di antaranya terjadi di hutan tropis.

2. Deforestasi berkontribusi menyumbang 4,8 miliar ton karbon dioksida per tahun

Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi IndonesiaIlustrasi tumpukan batang kayu dari proses penebangan pohon di hutan (Pexels.com/Sharad Bhat)

Deforestasi berperan dalam peningkatan emisi gas rumah kaca melalui aktivitas penebangan serta pembakaran hutan. Hutan yang sudah ditebang ini dialihfungsikan menjadi area lain, seperti pembukaan lahan pertanian atau penggembalaan hewan ternak. Tak hanya itu, proses deforestasi juga erat kaitannya dengan sektor komersial, seperti pembangunan perumahan atau pabrik industri.

Dilansir Live Science, dunia telah kehilangan sekitar 10% tutupan pohon tropisnya sejak tahun 2000 silam. Setidaknya, dari tahun ke tahun, ada sekitar 5 miliar ton gas karbon dioksida ke atmosfer akibat deforestasi. Angka ini setara dengan 10% emisi yang dikeluarkan oleh manusia setiap tahunnya, dikutip dari Earth.org.

Baca Juga: Deforestasi Meluas, Suhu Bumi Makin Panas, Kita Harus Apa?

3. Usaha pertenakan sapi dan produksi minyak sawit memperparah laju deforestasi

Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi IndonesiaIlustrasi peternakan sapi (Pexels.com/Denitsa Kireva)

Secara tidak langsung, peternakan sapi berpengaruh terhadap perkembangan laju deforestasi lantaran memerlukan lahan penggembalaan yang luas. Setidaknya, sekitar 210.000 km persegi lahan hutan diperkirakan hilang setiap tahun untuk produksi daging sapi dengan 80% di antaranya terjadi di kawasan hutan Amazon. Tak hanya itu, aktivitas pemberian pakan dan kotoran ternak sejatinya juga menyumbang gas rumah kaca ke atmosfer Bumi.

Selain produksi daging sapi, industri minyak sawit juga menjadi salah satu pelaku utama di balik lajunya deforestasi. Minyak kelapa sawit digunakan dalam berbagai produk makanan manusia dan memerlukan lahan yang luas untuk usaha produksinya. Untuk memenuhi permintaan dalam skala global, lahan hutan yang setara dengan 300 lapangan sepak bola dibuka setiap jam untuk memberi ruang bagi perkebunan kelapa sawit.

4. Deforestasi mengancam kepunahan spesies secara massal

Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi IndonesiaIlustrasi fauna (Pexels.com/bigworldinalens)

Mengutip Stand For Trees, deforestasi berdampak negatif pada banyak spesies, seperti orang utan, kuda nil sumatra, dan lainnya karena menyebabkan fragmentasi dan hilangnya habitat. Pasalnya, pada dasarnya, deforestasi menyebabkan perubahan struktur tanah, pola aliran air, komunitas tumbuhan, dan populasi satwa liar yang berimplikasi pada konsekuensi serius bagi kelangsungan hidup hewan.

Deforestasi merusak habitat fauna, menghilangkan tempat berlindung, sumber air dan makanan, serta berpotensi memaksa fauna untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan yang lain. Akibatnya, mereka berisiko lebih tinggi untuk dibunuh oleh pemangsa yang juga telah kehilangan habitat aslinya lantaran kawasan tempat tinggal yang semakin terbatas.

5. Indonesia masuk ke dalam daftar teratas pelaku deforestasi terbesar

Deforestasi, Perubahan Iklim, dan Problematika bagi IndonesiaIlustrasi deforestasi (Pexels.com/Matthis Volquardsen)

Permasalahan deforestasi terbesar terjadi di hutan hujan tropis yang didominasi oleh adanya aktivitas sistem pertanian dengan ladang berpindah serta pembukaan lahan, sebagaimana dilansir National Geographic. Beberapa negara di kawasan hutan hujan tropis berperan besar dalam permasalahan ini, seperti Brasil dan Indonesia.

Indonesia masuk ke dalam daftar dari lima negara teratas dunia yang kehilangan area hutan dalam jumlah yang besar selama dua dekade terakhir. Menurut data yang diterbitkan oleh Global Forest Watch, Indonesia kehilangan nyaris 10 juta hektare hutan primer di antara tahun 2002 sampai 2020. Angka ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya alih fungsi hutan menjadi kawasan industri perkebunan kelapa sawit.

 

Deforestasi sejatinya bukanlah masalah yang baru terjadi akhir-akhir ini. Melihat situasinya yang terus mengkhawatirkan, penanganan bersama sudah seharusnya dilakukan oleh seluruh pihak agar mencegah terjadinya penggundulan hutan secara sembarangan yang berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: 4 Negara Ini Penyebab Deforestasi, Ada Indonesia

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya