10 Kasus Keracunan Paling Ekstrem dalam Sejarah Dunia

Dari yang disengaja hingga kesalahan fatal

Racun menjadi salah satu metode tertua dalam hal pembunuhan. Manusia meracuni satu sama lain selama ribuan tahun. Akibatnya, racun berdampak besar pada jalannya sejarah. Dalam beberapa kasus, racun digunakan untuk menyingkirkan para pemimpin dunia. Namun di suatu tempat, keracunan justru menelan banyak korban jiwa.

Dan terkadang, kasus tersebut menjadi pemberitaan terkenal yang memikat publik dan bahkan mengubah kebijakan pemerintah. Dalam tulisan ini, kita akan mengulas lebih dalam kasus-kasus terkait racun. Dari Romawi kuno hingga kota Chicago tahun 1980-an, berikut adalah kasus keracunan paling ekstrem dalam sejarah. 

1. The angel makers of Nagyrev 

10 Kasus Keracunan Paling Ekstrem dalam Sejarah Duniaflipboard.com

Nagyrev adalah sebuah desa kecil di pedesaan Hongaria, dan dilansir dari Medium, pada tahun 1910-an atau selama Perang Dunia Pertama, desa itu menjadi kamp tawanan perang. Saat perang berakhir, tentara yang kembali ke rumah mengalami trauma dan cedera akibat perang, oleh sebab itu, mereka kerap melakukan kekerasan rumah tangga kepada istrinya.

Para istri meminta solusi pada seorang bidan bernama Julius Fazekas. Fazekas memang disambut baik oleh warga sekitar karena dia adalah satu-satunya orang yang memiliki pengetahuan medis di desa itu. Fazekas pun menjual air beracun arsenik yang ditempatkan ke dalam botol kepada wanita desa. Setidaknya 50 wanita desa membeli arsenik dari Fazekas. 

Racun itu digunakan untuk membunuh orang-orang yang mereka benci. Akhirnya, banyak orang yang mati secara misterius.  Menurut BBC, tetapi baru pada sensus 1929 pihak berwenang mulai curiga. 12 wanita dinyatakan bersalah atas pembunuhan, dengan perkiraan korban tewas mencapai 300 orang. Para wanita ini pun dijuluki "angel makers of Nagyrev."  

2. Kasus keracunan yang mengubah sejarah Romawi Kuno

https://www.youtube.com/embed/SY4i_ONbZyE

Dilansir dari Science Direct, menurut Toxicology in Antiquity, keahlian Locusta dalam membuat racun di era Kekaisaran Romawi terkenal sangat kejam, dia pun dihukum atas berbagai kejahatan selama pemerintahan Claudius. Agrippina - istri kedua Claudius - adalah orang yang meminta Locusta membuat racun untuk menyingkirkan Claudius guna membuka jalan bagi Nero. Dalam jamuan makan, Agrippina menyajikan hidangan jamur yang telah dibubuhi racun, Claudius pun meninggal setelah perjamuan makan tersebut. 

Locusta juga menyiapkan racun untuk mengalahkan saingan Nero, Britannicus. Nero pun memberinya hadiah berupa harta, dan mengirim murid-muridnya untuk belajar dengannya. Menurut Executed Today, Locusta menjadi antek setia Nero selama 14 tahun. Namun ketika Nero tidak lagi berkuasa, Galba yang merupakan penguasa selanjutnya segera mengeksekusinya. 

3. Keracunan permen 

https://www.youtube.com/embed/QTAxPEZZwXQ

Tidak semua keracunan dilakukan dengan sengaja. Terkadang, keracunan terjadi karena kesalahan yang cukup bodoh, dan salah satunya seperti yang terjadi di Yorkshire pada tahun 1858. Menurut Historic UK, lebih dari 200 orang di sekitar wilayah Bradford jatuh sakit dan setidaknya 20 orang meninggal. Mereka keracunan sehabis mengkonsumsi permen humbug, yang dijual dari satu kios di pasar.

Saat itu, harga gula melambung tinggi, banyak pembuat makanan manis - mengganti gula dengan campuran plester Paris (gipsum) dan batu kapur sebagai resep untuk membuat gula. Tetapi, seorang pembuat permen lokal bernama William Hardaker - atau lebih populer dengan sebutan Humbug Billy - mampir ke apoteknya di Shipley untuk mengambil bahan pembuatan permennya. Namun, pegawainya salah mengambil daff dan justru mencampurkan bahannya dengan arsenik. Jadi 40 pon bahan yang dibuat, menghasilkan permen yang mengandung arsenik.

Mereka yang terlibat dituduh melakukan pembunuhan, namun tidak ada satu pun yang dihukum. Karena kasus tersebut memang mengarah pada undang-undang yang lebih ketat, yang mengatur penanganan dan pelabelan racun dan obat-obatan. 

4. Insiden Toko Roti Esing 

10 Kasus Keracunan Paling Ekstrem dalam Sejarah Duniaindustrialhistoryhk.org

Dilansir dari South China Morning, "insiden Toko Roti Esing" terjadi pada 15 Januari 1857. Hong Kong berusia sekitar sepuluh tahun ketika insiden itu terjadi, dan seorang pembuat roti bernama Cheong Ah-lum melakukan kecerobohan saat membuat roti, Cheong menjatuhkan beberapa zat aneh ke dalam tepung. Saat koloni Inggris membeli dan memakan roti miliknya, mereka semua muntah-muntah dan pingsan.

Namun, "zat aneh" yang masuk ke dalam roti itu adalah arsenik. Untungnya, mereka yang memakan roti itu memuntahkan racun tersebut, meskipun beberapa orang menderita efeknya hingga waktu yang lama. Ratusan orang jatuh sakit, termasuk anak-anak Cheong sendiri. Dia akhirnya dibebaskan dari kesalahan, tetapi dia kemudian ditangkap lagi dan diusir dari kota. Namun, dia justru menjadi konsul untuk istana kekaisaran Qing. 

5. Mary Ann Cotton pembunuh berantai yang menggunakan racun arsenik

https://www.youtube.com/embed/_W6YNpSnyOw

Menurut Executed Today, Mary Ann Cotton adalah seorang pembunuh yang menggunakan metode racun, namun tidak diketahui berapa banyak orang yang telah diracuninya. Ini bermula dari kematian misterius dari tiga anak dan suami pertamanya, yang meninggal karena masalah lambung. 

Suami keduanya, George Ward, juga meninggal setelah setahun menikah dengannya. Lalu ia menikah lagi dengan Frederick Cotton, yang juga meninggal bersama beberapa anaknya. Kematian terakhir inilah yang mengungkapkan pembunuhan yang dilakukannya, yakni ditemukannya arsenik dalam tubuh jenazah tersebut. Mary membunuh suami dan anak-anaknya, semata-mata hanya ingin mendaptan uang asuransi. Dilansir dari The Telegraph, Mary akhirnya dijatuhi hukuman gantung. 

Baca Juga: Hati-hati, 5 Makanan Ini Sering Jadi Penyebab Keracunan

6. The Affair of the Poisons 

10 Kasus Keracunan Paling Ekstrem dalam Sejarah Duniatheravenreport.com

The Affair of the Poisons adalah skandal besar yang bermula di pengadilan Prancis pada April 1679, dan Britannica mengatakan bahwa pada akhirnya, 36 orang dijatuhi hukuman mati dan 319 lainnya ditangkap. Awalnya, Madame de Montespan, nyonya Louis XIV, dituduh mengunjungi salah satu peramal wanita untuk meminta bantuan. Dia cemburu karena suaminya dekat dengan wanita muda bernama Mlle de Fontanges.

Catherine Monvoisin adalah peramal paling terkenal pada masa itu. Menurut Headstuff, ia memiliki banyak klien untuk membantu masalah mereka. Tidak lama kemudian bangsawan di istana Prancis menangkapnya karena dia menjual racun secara ilegal. Dia ditangkap pada tahun 1679. Dia pun dinyatakan bersalah dan dibakar di tiang pancang. Sebagian besar anggota pengadilan yang terlibat dalam kasus peracunan menghilang begitu saja. Adapun de Montespan, yang diduga mencoba membunuh raja dan gundiknya, tidak pernah terbukti. 

7. Sekte Jepang dan serangan racun

https://www.youtube.com/embed/-UANRNUk6Uo

Pada tanggal 20 Maret 1995, Jepang mengalami serangan mematikan terkoordinasi di tiga jalur kereta dalam lima insiden berbeda. Sekitar 5.800 orang terluka dan 13 lainnya meninggal akibat paket berisi sarin - agen saraf beracun yang dikembangkan di Nazi Jerman - membocorkan racun ke gerbong kereta. Di balik serangan itu adalah Aum Shinrikyo, sekte yang dibentuk pada tahun 1980-an.

Menurut BBC, mereka menganut kepercayaan Buddha dan Hindu.  Pendiri mereka adalah Shoko Asahara, yang dianggap sebagai Kristus yang terlahir kembali dan merupakan Buddha zaman modern. Kelompok ini diakui sebagai agama formal pada tahun 1989, memiliki puluhan ribu anggota, dan secara bertahap, mereka memberitakan bahwa hanya pengikut mereka yang akan selamat dari Perang Dunia III. 

Serangan 1995 juga bukan satu-satunya. Mereka juga menjadi dalang di balik insiden sarin pada tahun 1994 yang meracuni sekitar 600 orang dan menewaskan delapan orang. Menurut BBC, Asahara berkhotbah bahwa siapa pun yang dibunuh oleh anggota sekte akan diselamatkan jiwanya dari kutukan. Inilah yang menginspirasi pengikut Asahara, hingga akhirnya mereka melancarkan serangan dengan hidrogen sianida namun gagal. Tujuh dari pemimpin sekte - termasuk Asahara - dieksekusi pada tahun 2018, tetapi percaya atau tidak, aliran tersebut masih aktif sampai sekarang. 

8. Dr. Michael Swango dan uji coba racunnya

https://www.youtube.com/embed/BuYTn9AI9gM

Menurut The Washington Post, Dr. Michael Swango adalah seorang peracun berantai. Kejahatannya dimulai di awal kariernya, saat dia melakukan residensi di Ohio State University, dengan menguji coba racun pada pasiennya. Namun, penyelidikan ini dilakukan setengah hati hingga tak pernah benar-benar terungkap. 

Ia kembali ke kampung halamannya di Quincy, Illinois, namun dia tertangkap karena meracuni rekan kerjanya sendiri saat bekerja sebagai kru ambulans, dia menyeduh teh dan mencampurkannya dengan banyak logam berat. Setelah penegak hukum menemukan harta karun beracun di apartemennya, dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Setelah bebas, dia masuk ke Universitas South Dakota pada tahun 1992, disinilah mulai banyak orang yang mati. Pada tahun 1997, dia ditangkap karena dicurigai terlibat dalam sedikitnya 60 pembunuhan, dan pada tahun 2000, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, seperti yang dilaporkan BMJ.  

9. Kejahatan Hawley Harvey Crippen 

10 Kasus Keracunan Paling Ekstrem dalam Sejarah Duniatelegraph.co.uk

Hawley Harvey Crippen dan Cora Turner menikah pada tahun 1893 dan pindah dari AS ke London beberapa tahun kemudian. Pada tanggal 31 Januari 1910, keluarga Crippens mengadakan pesta makan malam, dan setelah itu, Cora Turner tidak pernah terlihat lagi. 

Menurut The History Press, Crippen mengatakan bahwa istrinya kembali ke Amerika. Pengakuannya berubah-ubah sebelum Crippen dan kekasihnya melarikan diri dari negara itu. Namun, ditemukan tubuh tanpa kepala di bawah papan lantai rumah Crippen. Saat penyelidikan, dikonfirmasi bahwa itu adalah tubuh Turner, dan jenazahnya mengandung racun yang disebut hyoscine. Crippen pun dijatuhi hukuman gantung pada tahun 1910.

Tetapi, beberapa ilmuwan tidak yakin. Setelah dilakukan pengujian DNA mitokondria, terungkap bahwa tubuh itu bukan milik Turner. Tubuh itu milik seorang pria. Seperti yang dikatakan BBC, meskipun kasusnya naik banding, kasus itu tidak dibuka kembali. 

10. Tylenol yang mengandung sianida

https://www.youtube.com/embed/l1R0EnzGB3I

Rangkaian kematian tragis yang dikenal sebagai pembunuhan Chicago Tylenol dimulai pada tanggal 29 September 1982, ketika seorang gadis berusia 12 tahun mengeluh gejala pilek, lalu diberi satu kapsul Tylenol, dan meninggal segera setelah itu. Korban berikutnya adalah seorang pekerja pos berusia 27 tahun, yang meninggal karena serangan jantung akibat kapsul Tylenol. Setelah kematiannya, dua saudaranya yang juga mengkonsumsi Tylenol untuk mengobati sakit kepala - juga meninggal. Secara keseluruhan, tujuh orang meninggal karena mengonsumsi Tylenol yang telah dicampur dengan sianida. Sekitar 31 juta botol Tylenol ditarik kembali, namun ada lebih banyak botol beracun yang ditemukan, dan beberapa insiden yang sama muncul selama dekade berikutnya. 

Menurut PBS, orang yang meracuni obat ini tidak pernah ditemukan. Namun kejadian tersebut memang memiliki dampak jangka panjang pada dunia farmasi. Produsen Tylenol Johnson & Johnson bekerja sama dengan FDA untuk membuat kemasan baru yang lebih ketat, jadi jika ada yang membuka atau menusuk segel pada botol, akan terlihat dengan jelas. Mereka juga mendesain ulang pil itu sendiri, menjadi bentuk yang tidak bisa dibuka, dirusak, dan dipasang kembali. Setelah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS untuk mendesain ulang, obat-obatan tersebut dibuat jauh lebih aman. 

Kasus keracunan bukanlah hal yang baru, bahkan racun memang sudah digunakan ribuan tahun yang lalu untuk hal-hal jahat. Semoga kasus keracunan ekstrem tersebut tak pernah terjadi lagi, ya. 

Baca Juga: 7 Makanan Ini Bisa Selamatkan Kamu dari Keracunan

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya