11 Fakta Women Computers, Wanita dalam Penemuan Alam Semesta

Dari Harvard hingga NASA

Selama akhir 1800-an dan awal 1900-an, beberapa wanita dipekerjakan di Harvard Observatory untuk mengamati bintang dan pekerjaan klasifikasi lainnya. Menurut Smithsonian, penemuan para perempuan ini menjadi sangat berpengaruh. Meskipun beberapa dari wanita ini diakui dan dihormati pada masanya, tetapi popularitas mereka hari ini redup.

The Atlantic menyatakan, "Wanita selalu ada di masa lalu, tetapi mereka tidak pernah menjadi bagian dari sejarah," dan wanita yang menemukan alam semesta tidak terkecuali. Faktanya, mereka memberikan kontribusi yang tak ternilai di bidang astronomi. Berikut adalah kisah tak terungkap dari beberapa wanita yang menemukan alam semesta. 

1. Harvard Computers (Komputer Harvard) 

https://www.youtube.com/embed/D-lJx4E0mjY

Edward Charles Pickering yang bekerja mengumpulkan pelat foto bintang dari seluruh dunia, merekrut tim wanita untuk dipekerjakan dengan upah 25 sampai 50 sen per jam selama enam hari setiap minggunya, mereka dikenal sebagai "Pickering's Harem" dan "Harvard Computers". Istilah komputer disematkan di abad ke-17 sebagai "orang yang menghitung atau mengklasifikasi". 

Mengamati pelat fotografi dianggap sebagai pekerjaan yang tidak terspesialisasi dan membosankan, itu sebabnya Pickering beranggapan bahwa wanita sangat cocok untuk untuk pekerjaan tersebut. Menurut The Women of the Moon, oleh Daniel R. Altschuler dan Fernando J. Ballesteros, dalam sebuah surat kepada astronom George Ellery Hale pada tahun 1901, Frank Schlesinger, direktur Observatorium Astronomi Yale, mencatat bahwa wanita cenderung lebih sabar dan teliti dibandingkan pria. 

Menurut Majalah Smithsonian, Pickering bekerja sebagai direktur Observatorium Harvard dari tahun 1877 hingga kematiannya pada tahun 1919, selama itu lebih dari 80 wanita bekerja untuknya. 

2. Wanita dan sains di tahun 1800-an

https://www.youtube.com/embed/_ZjGOiJXVBA

Selama pertengahan hingga akhir 1800-an, banyak wanita yang masuk ke perguruan tinggi, terutama setelah dibukanya perguruan tinggi "Seven Sisters". Dilansir laman Smithsonian, tren wanita terhadap sains meningkat, dan perguruan tinggi mulai berinvestasi dalam penelitian ilmiah. Meskipun begitu, perguruan tinggi pria jauh berada di depan dalam akses peralatan dan pendanaan untuk penelitiannya. 

Namun, menurut Gender Roles in American Life, oleh Constance L. Shehan, selama ini banyak yang tidak setuju jika wanita berkecimpung dalam pekerjaan itu. Bahkan di antara wanita yang direkrut oleh Edward Pickering, hanya sedikit yang diizinkan untuk melakukan pengamatan sendiri, dan sebagian besar ditempatkan ke analisis data.

Menurut When Computers Were Human, oleh David Alan Grier, Pickering sendiri dimotivasi oleh ekonomi ketimbang ingin mewujudkan kesetaraan gender. Tarif yang dibayarkan Pickering kepada wanita yang dipekerjakannya hanya sekitar setengah dari tarif yang biasanya diterima pria untuk pekerjaan yang sama. 

3. Siapa wanita-wanita ini? 

11 Fakta Women Computers, Wanita dalam Penemuan Alam SemestaEdward Pickering, direktur Observatorium Universitas Harvard, yang mempekerjakan wanita untuk menganalisis foto. (space.com)

Edward Pickering menjadi kepala Observatorium Harvard pada tahun 1877, Pickering mulai merekrut beberapa wanita, mempekerjakan mereka yang memiliki pengalaman kantor dan pengalaman dengan matematika. Awalnya, pekerjaan ini hanya seputar penghitungan kecerahan dan posisi bintang. Tapi Pickering mengalihkan fokusnya ke pelat fotografi bintang, yang disempurnakan pada tahun 1878 oleh Charles Bennett yang menemukan cara "meningkatkan kepekaan terhadap cahaya."

Wanita yang ia rekrut mulai bekerja mengklasifikasikan dan membuat katalog bintang. Mereka bekerja berpasangan, salah satu wanita akan memeriksa pelat foto dan mengatakan temuannya dengan lantang sementara yang lain mencatatnya. Akan tetapi, menurut Majalah Smithsonian, perempuan tidak diizinkan menggunakan teleskop atau melakukan pengamatan sendiri.

4. Sumbangan Mary Anna Draper

11 Fakta Women Computers, Wanita dalam Penemuan Alam SemestaMary Anna Draper saat mengunjungi Harvard Computers pada 1891. (harvard.edu)

Menurut The Atlantic, penelitian Edward Pickering bisa terwujud karena sumbangan dari Mary Anna Draper. Istri dari mendiang Henry Draper ini merupakan seorang astronom amatir. Mary Anna Draper memberikan pengaruh yang sangat besar pada Harvard Observatory. Menurut Physics World, Mary Anna membantu suaminya dengan melakukan pengamatan astronomi sebelum dan setelah suaminya meninggal.

Pada tahun 1884, dia mengunjungi Pickering untuk memberikan beberapa plat foto penemuan alam semesta mendiang suaminya, lalu ia terkesan dengan para pekerja wanita di sana. Dua tahun kemudian, dia mendanai usaha Pickering dan menciptakan Henry Draper Memorial Fund di Harvard Observatory untuk menghormati suaminya. 

5. Williamina Fleming dalam penemuan bintang baru 

https://www.youtube.com/embed/qtjWDk7dZoI

Baca Juga: Ginofobia: Rasa Takut Berlebihan kepada Perempuan

Salah satu wanita pertama yang dipekerjakan oleh Edward Pickering adalah Williamina P. Fleming. Lahir di Dundee, Skotlandia, pada tahun 1857, Fleming awalnya bekerja sebagai guru sebelum pindah ke Boston bersama suami dan anaknya. Tapi setelah suaminya meninggalkan mereka, Fleming mendapat pekerjaan di tempat Pickering.

Menurut Women and Science oleh Suzanne Le-May Sheffield, pada tahun 1881, awalnya Pickering mempekerjakan para pria, yang dianggap tidak becus melakukan pekerjaan tersebut. Saat Fleming bekerja, ia lebih unggul dalam pekerjaannya dibandingkan semua pria tersebut. Oleh sebab itu, Pickering meminta Fleming untuk mencari lebih banyak pekerja perempuan. 

Menurut Dangerous Women, selama sembilan tahun, Fleming membuat lebih dari 10.000 katalog bintang dan menemukan lebih dari 50 nebula. Salah satu nebula yang ditemukan Fleming dikenal sebagai Horsehead Nebula. Meskipun semua artikel dan buku astronomi tidak mengakui hak ciptanya karena J.L.E. Dreyer, penyusun Katalog Indeks pertama, menghapus namanya dari daftar, "mengaitkan semuanya dengan 'Pickering'," menurut Scientific Women.

Pada tahun 1906, ia menjadi wanita Amerika pertama yang dijadikan anggota kehormatan Royal Astronomical Society of London. Dan tepat sebelum kematiannya pada tahun 1911, dia dianugerahi medali Guadalupe Almendaro dari Astronomical Society of Mexico untuk penemuan bintang baru. 

6. Sistem klasifikasi Annie Cannon 

https://www.youtube.com/embed/T8r8Pw4RQ_k

Annie Jump Cannon juga dipekerjakan sebagai bagian dari "Harvard Computers" pada tahun 1896. Cannon pernah belajar astronomi dan fisika di Wellesley College. Dengan karier yang berlangsung lebih dari 40 tahun, Cannon akhirnya menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai petugas American Astronomical Society, serta wanita pertama yang dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Universitas Oxford, seperti yang dilansir Brooklyn Museum.

Menurut University of Houston, Cannon dikenal karena sangat cepat dalam pekerjaannya, mengklasifikasikan lebih dari 225.000 bintang dalam hidupnya dengan kecepatan hingga tiga ratus per jam. Cannon juga berperan penting terkait bagaimana bintang diklasifikasikan, memperbaiki sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Williamina Fleming dan Antonia Maury serta menciptakan sistem yang masih digunakan hingga hari ini. 

Jika Fleming menciptakan sistem klasifikasi dengan 22 kelas yang berbeda, dan Maury memperkenalkan versi yang lebih teoritis atau astrofisika, Cannon sendiri menciptakan versi ketiga dengan lebih sederhana dari Maury, yang menempatkan bintang ke dalam kelas spektral berdasarkan garis Balmer mereka, menurut Scientific Women, yang kemudian mewakili suhu bintang. Menurut Cosmos, sistemnya tetap dikenal sebagai sistem klasifikasi spektral Harvard. 

7.Katalog Henry Draper 

11 Fakta Women Computers, Wanita dalam Penemuan Alam SemestaVolume pertama dari sembilan volume Henry Draper Catalogue. (lindahall.org)

Annie Jump Cannon juga berkontribusi atas salah satu koleksi klasifikasi bintang terbesar di dunia. Koleksi pertama, yang dikenal sebagai Draper Catalog of Stellar Spectra, diterbitkan pada tahun 1890 dan sebagian besar merupakan karya Williamina Fleming. Tetapi setelah Cannon membuat sistem klasifikasi spektral barunya, dia dan rekan kerjanya mulai menyusun Katalog Henry Draper.

Menurut San Diego Supercomputer Center, sembilan jilid Katalog Draper versi Cannon mengklasifikasikan lebih dari 200.000 bintang. Namun sayangnya, Cannon tidak menerima pengakuan atas pencapaian ini, karena katalog itu dinamai berdasarkan nama mendiang suami Draper, begitu pula katalog ekstensinya. Kurangnya apresiasi terhadap prestasinya dicatat dalam The Woman Citizen. Ekstensi pada katalog tersebut telah diterbitkan, sehingga jumlah bintang yang diklasifikasikan secara keseluruhan yakni lebih dari 350.000.

8. Penemuan Henrietta Leavitt 

https://www.youtube.com/embed/2FrY6gRPC7k

Menurut PBS, Henrietta Swan Leavitt lulus dari Oberlin College dan Society for Collegiate Instruction of Women, yang kemudian dikenal sebagai Radcliffe College, Leavitt menemukan astronomi di tahun terakhir pendidikannya. Pada tahun 1895 Leavitt menjadi sukarelawan di Observatorium Harvard.

Dipekerjakan sebagai staf permanen dalam beberapa tahun, Leavitt menggunakan metode dengan menempatkan pelat fotografi di atas satu sama lain untuk membandingkan perubahan kecerahan bintang. Hasilnya, dia menemukan 2.400 bintang variabel, seperti yang diungkapkan Space.com

Menurut One Minute Astronomer, pada tahun 1912, Leavitt menemukan bahwa jenis bintang yang dikenal sebagai variabel Cepheid "berdenyut dengan periode yang berbanding lurus dengan kecerahan aslinya". Dengan menggunakan periode denyut bintang-bintang ini, Leavitt dapat menentukan kecerahan dari bintang-bintang ini, dan juga jarak sebenarnya. Berkat penemuan Leavitt, Edwin Hubble menemukan bahwa "Andromeda Nebula" merupakan galaksi lain yang jaraknya lebih dari 2 juta tahun cahaya. Menurut University of Houston, teknik Leavitt dikenal sebagai "tolok ukur alam semesta".

Dibayar 10,50 US dolar dalam seminggu untuk pekerjaannya, Leavitt meninggal tanpa diketahui pasti apa penyebabnya pada usia 53 tahun.

9. Penghargaan Leavitt 

https://www.youtube.com/embed/XQv03YqEPNM

Menurut The Harvard Gazette, dengan menggunakan teori denyut Leavitt dari variabel Cepheid, Edwin Hubble dapat mengetahui ukuran dan usia alam semesta. Pada tahun 1990-an, para ilmuwan memperluas pemahaman tersebut dengan menentukan bahwa ekspansi ini semakin cepat. 

Menurut History of Scientific Women, pada tahun 1926, matematikawan Swedia Gösta Mittag-Leffler mencoba menominasikan Leavitt untuk Hadiah Nobel dalam Fisika. Tetapi, karena Hadiah Nobel tidak diberikan secara anumerta, Leavitt tidak pernah mendapatkan nominasinya.

Harlow Shapley, direktur observatorium pada saat itu memang menunjuk Leavitt sebagai Kepala Fotometri Bintang pada tahun 1921, sayangnya dia meninggal akibat kanker pada tahun yang sama. Terlepas dari segalanya, Leavitt masih dianggap sebagai wanita yang memiliki "pemikiran yang terbaik di Observatorium" dan disebut "wanita paling cemerlang di Harvard", seperti yang dikutip PBS

10. Profesi women computers menjadi sangat populer

https://www.youtube.com/embed/qs42iZBVirA

Karena kesuksesan para wanita ini, banyak observatorium lain yang membuka kesempatan bagi wanita. Menurut The Madame Curie Complex oleh Julie Des Jardins, Yale Observatory, Yerkes Observatory di Washington DC, dan Dudley Observatory di Albany, mengizinkan wanita untuk bekerja.

Harlow Shapley, penerus Pickering, meluncurkan program pendidikan pascasarjana bagi wanita, seperti yang dilaporkan The Atlantic. Salah satu wanita yang mengikuti program pascasarjana ini adalah Cecilia Payne-Gaposchkin. 

Pada tahun 1921, majalah American Men of Science mencantumkan 20 astronom wanita, dan hampir setengahnya bekerja sebagai komputer. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Women and Underrepresented Minorities in Computing oleh William Aspray, dalam perbandingan tahun 1921 dengan publikasi tahun 1938, jumlah ilmuwan wanita bahkan "lebih dari empat kali lipat".

Menurut Majalah Smithsonian, setelah diskriminasi rasial dalam praktik perekrutan federal dilarang pada tahun 1940-an, wanita kulit hitam seperti Melba Roy, Katherine Johnson, dan Miriam Mann dapat bekerja sebagai "human computers" untuk NASA. 

11. Perempuan seolah disingkirkan dari bidang teknologi

https://www.youtube.com/embed/vPuyDbQwfHs

Menurut Gender Codes yang diedit oleh Thomas J. Misa, pada pertengahan 1980-an, perempuan berhenti mengambil bidang komputasi dan proporsi perempuan yang mempelajari komputasi juga menurun. Menurut The Washington Post, psikolog William Cannon dan Dallis Perry yang bekerja sama dengan Systems Development Corp (SDC), membuat penelitian pada tahun 1960-an.

Mereka mewawancarai lebih dari 1.300 programmer, 186 di antaranya adalah wanita, Perry dan Cannon mengembangkan profil untuk memprediksi "programmer potensial terbaik". Karena kelompok tes didominasi oleh laki-laki, penilaian ini pun menjadi tidak proporsional karena laki-laki dianggap sebagai kandidat yang lebih baik untuk pemrograman. Oleh sebab itu, secara sistematis wanita disingkirkan dan digantikan oleh pria dengan bayaran lebih tinggi dan memiliki jabatan yang lebih baik, seperti yang dilansir Guardian

Seksisme dan pelecehan yang mencolok juga terus membuat industri teknologi menjadi tempat kerja yang tidak ramah bagi perempuan hingga saat ini. Menurut The New Yorker, pada 2017, hampir separuh wanita yang mendapatkan pekerjaan di bidang teknologi berakhir meninggalkan pekerjaannya. 

Baca Juga: Hai Kartini Muda, Ini 5 Alasan Mengapa Perempuan Harus Terus Berkarya

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya