Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarah

Suka marah-marah? Sebaiknya kamu lebih menahan diri

Kemarahan merupakan perasaan emosional yang berlebihan dan bisa menimpa siapa saja. Salah satu benang merah dari kemarahan adalah melampiaskannya, entah itu kepada rekan kerja yang menjengkelkan, teman yang menyebalkan, atau kepada kakak-adikmu yang selalu membuatmu kesal.

Banyak yang menganggap kalau melampiaskan amarah merupakan ide yang bagus untuk melonggarkan perasaan hati yang kusut. Karena membiarkan amarah terluapkan dianggap bisa mengurangi masalah. Tapi asal kamu tahu, penelitian menunjukkan bahwa melampiaskan amarah hanya akan memperburuk, lho.

1. Melampiaskan kemarahan gak serta merta membuatmu jauh lebih baik

Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarahpexels.com/Moose Photo

Sejumlah penelitian sudah melihat efek dari melampiaskan amarah. Baik itu ketika kamu hanya mengoceh di media sosial, mencaci maki orang lain, atau membanting sesuatu, karena penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu gak bisa membuatmu merasa lebih baik.

Menurut sebuah penelitian tahun 2007 yang dilakukan Mental Health Practice, yang mengkaji hampir lima dekade mengenai penelitian ekspresi kemarahan, gak ada dukungan ilmiah dari manfaat meluapkan amarah.

2. Bisa meningkatkan ekspresi kemarahan dan konsekuensi negatif

Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarahpexels.com/Vera Arsic

Melampiaskan amarah adalah cara yang dilakukan banyak orang ketika mereka dihadapkan dengan konsekuensi negatif dari kemarahan. Penelitian secara psikologis telah menunjukkan kalau melampiaskan kemarahan memang gak ada efek menguntungkan, dan sebaliknya, justru malah menunjukkan bahwa melampiaskan kemarahan bisa meningkatkan ekspresi kemarahan dan konsekuensi negatifnya.

Penelitian menunjukkan kalau mengekspresikan kemarahan justru akan membuat seseorang selalu kepikiran hal negatif dan memicu kemarahan lain dan amarah akan makin membara.

Jeffrey Lohr menerbitkan studi pada tahun 2007 yang menjelaskan kepada Science of Us, melampiaskan amarah justru akan melestarikan kebencian daripada mengurangi perasaan kesal. Juga, menurut penelitian, orang yang banyak curhat dan mengumbar masalahnya cenderung lebih sering marah.

Baca Juga: 6 Tips untuk Mengendalikan Amarah, Jangan Gampang Meledak Nih!

3. Orang yang sering curhat di media sosial cenderung mudah marah

Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarahpexels.com/Pixabay

Sebuah studi 2013, mengamati orang-orang yang suka curhat secara online (media sosial) atau membuat status marah-marah yang katanya untuk melepaskan frustrasi, justru memiliki pikiran negatif dan kemarahan yang berkelanjutan.

Begitu juga orang yang sering membaca atau menulis kata-kata kasar di media sosial akan merasa lebih kesal dan lebih gak bahagia setelah melakukannya.

"Membaca dan menulis kata-kata kasar di internet merupakan tindakan yang tidak sehat, karena mereka yang melakukannya sering kali lebih mudah marah dan memiliki gaya ekspresi yang lebih maladaptif dibandingkan yang lain," tulis para penulis penelitian.

"Demikian juga, membaca dan menulis kata-kata kasar secara online akan menimbulkan perubahan suasana hati yang negatif bagi sebagian besar orang."

4. Gak memiliki sportivitas juga menjadi salah satu faktornya

Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarahpexels.com/rawpixel.com

Dan sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 dalam European Journal of Work and Organizational Psychology, menemukan bahwa mereka yang mengeluh tentang masalah di tempat kerja dan gak memiliki sportifitas, akan lebih mudah dipengaruhi oleh kemarahan.

"Ketika sportivitas rendah, pikiran negatif akan berdampak lebih besar pada orang itu - mereka memiliki suasana hati yang lebih buruk dan tidak memiliki kepuasan dan kebanggaan dengan pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga cenderung mengalami suasana hati yang buruk di hari berikutnya." Ungkap penulis studi.

"Tetapi ketika sportivitas tinggi, yang berarti bahwa mereka gak mudah mengeluh, mempermasalahkan hal sepele, atau meremehkan banyak hal, masalah yang mungkin berat sekalipun, tidak akan memengaruhi suasana hati pada hari itu atau berikutnya." Imbuhnya.

5. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Kamu Gak Harus Melampiaskan Amarahpexels.com/Inzmam Khan

Para ahli menyarankan untuk melakukan coping mechanisms, seperti menghitung hingga sepuluh, berjalan-jalan, atau menarik napas panjang. Atau atasi masalah dengan cara yang kooperatif, bukannya bermusuhan.

"Apa yang gagal dipahami kebanyakan orang adalah amarah akan hilang seandainya mereka melampiaskannya," kata Jeffrey Lohr kepada Fast Company. "Selain itu, amarah akan menghilang lebih cepat seandainya mereka tidak melampiaskannya dan mencoba mengendalikan amarah mereka sebagai gantinya."

Jadi, masih mau marah-marah, nih?

Baca Juga: 6 Dampak Negatif Bagi Psikis Anak yang Sering Dimarahi

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya